Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditolak Terang-Terangan
Seperti perkataan nya tadi siang di atap. Sean sudah menunggunya di mobil, menunggu Alora untuk pulang bersama. Namun sudah sekitar 5 menit berlalu gadis itu belum juga terlihat. Ia mengambil ponselnya, mengetik sesuatu untuk dikirimkan kepada Alora.
Bibirnya tersungging menyadari tingkah lakunya melihat layar ponsel di tangan nya. Bahkan pesan yang tadi siang ia kirim di kantin saja belum Alora buka, apa sesibuk itu Alora sampai tidak sempat melihat ponselnya? Atau memang sengaja menghindari Sean.
Terdengar helaan napas dari Sean, ia berniat untuk menghampiri Alora di kelasnya, namun niatnya terurungkan ketika melihat Elkavira dan Adista berjalan menuju ke arah mobilnya.
Sean berdecak, ia merasa terganggu dengan kehadiran gadis-gadis yang katanya primadona di Sekolahnya. Padahal bagi Sean mereka terlihat biasa saja, tidak ada yang menarik selain karena penampilannya yang memang dipenuhi barang mahal. Semua terlihat biasa di mata Sean.
"Hai," sapa Adista karena tadi belum sempat menyapa Sean.
Cih, sangat tidak tahu malu sekali, bahkan setelah apa yang mereka perbuat baik Elkavira atau pun Adista masih bisa bersikap sesantai itu, seakan apa yang telah mereka lakukan tidak berati apa-apa. Tetapi ingat, Sean sampai harus mengungkap siapa dirinya untuk melindungi Alora, juga untuk membungkam mulut-mulut sampah mereka yang sudah termakan berita karena ulah dua gadis di depannya itu. Sean tidak akan melupakan itu.
"Ehem, mau pulang?" tanya nya lagi.
Ia tadi belum sempat mengenal Sean secara langsung. Penampilan Adista terlalu kacau dan ia langsung menuju ke toilet bahkan tanpa Elkavira yang menemaninya.
Elkavira melirik aksi Adista yang dilihat tidak jelas, malah terlihat norak dan bertele-tele menurutnya. Dengan langkah pelan, Elkavira langsung mendekat ke arah mobil Sean, tidak lupa satu kancing seragamnya sengaja ia lepas terlebih dahulu. Setelahnya ia mencondongkan tubuhnya ke arah mobil Sean. Setengah kepalanya seakan masuk ke dalam.
"Se, kita harus bicara, gue nggak mau lo salah paham karena masalah ini," ujar Elkavira tidak mendapat respon dari Sean.
Jangankan menjawab ucapan nya, menoleh pun tidak Sean lakukan. Namun meski begitu Elkavira tidak mau menyerah begitu saja, ia tersenyum tipis mengingat satu hal tentang Alora.
"Lo tahu? Alora maksa kita buat jadiin lo pacar tantangan karena pengen dapet duit dari gue, so sematre apa dia?" ujar Elkavira berhasil membuat Sean akhirnya menoleh.
Elkavira menyeringai, caranya cukup ampuh ternyata untuk membuat Sean melihatnya, atau jika perlu Elkavira akan membuat nama Alora jelek di mata Sean agar cowok itu tidak lagi memperdulikan Alora. Sean terlalu sempurna untuk seorang Alora yang hanya gadis biasa. Bahkan nama Alora saja dikenal setelah berurusan dengannya. Jika tidak mungkin tidak akan ada yang tahu gadis itu sekolah di sana.
Menurut Elkavira yang pantas bersanding dengan Sean jelas dirinya, dilihat dari manapun Elkavira lebih segalanya dibanding Alora. Setidaknya itu yang ia pikirkan.
"Gue suka cewek matre," balas Sean berhasil membungkam mulut Elkavira. Adista pun tidak kalah terkejutnya. Meski begitu Elkavira tidak mau menyerah begitu saja.
"Lo nggak tahu kan kalau kakak dia jadi simpanan om-om?" Elkavira melihat perubahan pada wajah Sean. Ia lega karena Sean mulai terpengaruh dengannya.
"Nggak menutup kemungkinan kalau Alora juga sama kaya kakaknya, buktinya gue kasih uang dia mau-mau aja tuh, malah dia setuju tanpa berpikir dulu. Bisa jadi Alora juga udah nggak peraw-"
"Stop bitch, minggir!" ujar Sean tetap tenang, ia membuka pintu mobilnya. Pergi meninggalkan Elkavira dan Adista yang melongo di tempatnya.
"Gila, gila, gila, gue nggak nyangka si buruk rupa se berdamage itu anjir," gumam Adista tidak habis pikir.
"Bahkan lo ditolak terang-terangan sama dia," lanjut Adista membuat Elkavira menatapnya tajam.
"Diem, gue belum ngelakuin apa-apa makanya dia masih sok jual mahal, gue rasa apa yang Alora lakuin juga harus gue lakuin," seringai Elkavira.
"Lo se obsesi itu sama dia?" selidik Adista.
"Yes, he's my type," balas Elkavira dengan seringainya.
Sementara di tempat lain, Alora terperanjat saat melihat kedatangan Sean, gadis itu baru saja akan keluar kelas bersama teman-temannya saat melihat Sean yang berjalan ke arahnya dengan pandangan lurus tepat ke arah Alora.
Jelas kejadian itu disaksikan beberapa murid yang masih berada di sana, tidak terkecuali Haikal dan Karina yang ikut tegang dengan degupan jantung tidak kalah cepat seperti Alora.
Satu
Dua
Tiga
Semua melongo saat Sean menggandeng tangan Alora, menuntun Alora berjalan beriringan dengannya. Meski wajahnya datar namun pesona Sean memang tidak main-main, jika ditambah dengan senyuman sedikit saja sudah pasti Karina yang tanpa sadar mengeluarkan air liurnya akan langsung pingsan tadi.
"Boy, adegan apa tadi? Gue nggak lagi liat drakor kan?"
Haikal menggeleng pelan sebagai jawaban. Ia sendiri terlalu syok sampai tidak bisa bersikap untuk sekarang.
"Araaaa omg, tiba-tiba banget lo jadi pemeran utama, mengalahkan segala visual di muka bumi ini," ocehan Karina masih bisa didengar Haikal meski tidak mendapat respon dari cowok lemah gemulai itu.
"Gue mau juga jadi cewek tulen, mau dibikin butterfly era kaya Araaa," gumam Haikal.
Dan tanpa sadar mereka saling berpelukan, sebelum akhirnya sadar karena kedatangan Jesi.
"Ehem," deheman Jesi mampu membuat keduanya terpekik kaget.
"Kyaaaa!" kompak keduanya.
"Jauh-jauh lo, gue maunya dipeluk ayang Sean," ujar Haikal masih mengingat kejadian tadi.
"Emang lo doang, gue juga mau bego, najis gue dipeluk lo," seloroh Karina mendapat delikan mata Haikal.
"Mulut lo, selera kita sama tahu," balas Haikal mendapat anggukan Karina. "Iya juga ya?" bingung Karina dengan tampang polos nan bodohnya.
"Eh.. Ayang Jes ayo balik, Ara udah dijemput sama bebeb Sean," ajak Haikal mendapat decakan Karina.
"Yang bener dong, ayang apa beb? Plin-plan amat," protes Karina.
"Suka-suka gue lah, napa lo yang protes? Jealous kan lo?" seloroh Haikal tidak mendapat balasan dari Karina.
Gadis itu menatap Jesi yang malah menutup telinganya. "Jes, lo kenapa? Sakit?" tanya Karina polos.
"Iya kuping gue, lo berdua ribut terus bikin gue enek," ujar Jesi berlalu.
"Eh..mau kemana lo? Kita numpang ya?" teriak Haikal.
Jesi menghentikan langkahnya. Menatap keduanya secara bergantian. "Lo bawa mobil gue deh boy, gue mau-"
"Apa? Lo mau kemana?" sela Karina membuat Haikal merotasikan bola matanya.
"Lo jadi ketemu James?" tanya Haikal diangguki Jesi. Sementara Karina sudah membolakan matanya mendengar hal itu.
"What? James brengsek itu?" yang ngambil perawan lo-"
Mulut Karina langsung dibekap Haikal. Kalau sudah ngomong selain nggak ada remnya juga suka tidak terkontrol, antara polos dan bodoh.
"Gue bego banget ya?" tanya Jesi mendapat gelengan kepala Haikal.
"No Jes, lo berhak nentuin kebahagiaan lo, buruan gih temui James, mungkin kemarin memang salah paham aja kan?" ujar Haikal dibalas senyum tipis dan anggukan kepala dari Jesi. Setelahnya gadis itu benar-benar pergi.
"Emmphhhhh," suara Karina yang masih tertahan karena bekapan di mulutnya.
Haikal terkekeh dan langsung melepaskannya. "Sorry."
"Lo mau bunuh gue?"
"Lebay lo, buruan gue anter lo kerja," ajak Haikal lebih dulu berjalan.
"Ehhh...anjir tungguin bege!"
up up kk
Cuss biar bs lgsg halal biar ga nakal trs😁😁🤣🤣