seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 : Kisah Yang Terpendam (Bab khusus)
Di bab ini khusus mencaritakan kisah ayahnya sari dan ibunya sari, ayah sari bernama : “Abizar” sedangkan ibu sari bernama : “ayu”, abizar adalah anak orang kaya yang tinggal di kota, sedangkan ayu adalah anak dari desa dengan kehidupan yang sederhana, kisah ini bermula ketika abizar pergi ke sebuah desa yang terpencil, untuk sebuah penelitian tentang pertambangan dari universitasnya dan perusahaan ayahnya.
di pagi yang cerah abizar dengan dua temannya bima dan amel sampai di desa yang terpencil, mereka langsung ke rumah kepala desa untuk melapor untuk penellitian selama satu tahun.
abizar “assalamualaikum”
kepala desa “waalaikumsalam, siapa ya”
abizar “saya abizar ini dua teman saya bima dan amel pak, kami dari kota pak, mau permisi untuk kerja praktek lapangan penelitian”
kepala desa “ya sudah masuk. masuk, kita bicara di dalam saja”
abizar, bima dan amel “ iya pak, maksih pak”
abizar dengan dua temannya masuk, dan membicarakan semua maksud mereka datang ke desa, walau ada sedikit yang ditutupi mereka, sebenarnya mereka meneliti kadar emas yang ada di perbukitan dekat desa, tetapi mereka melapur kepada kepala desa mereka mau meneiti botania yang ada di hutan.
kepala desa “ohhhh. ya sudah kalo niat kalian bagus, nanti, saya akan berikan pendamping kalian jika kalian masuk ke dalam hutan”
bima “(didalam hati) waduh bagai mana ini kalo di dampingin tujuan kita bakalan ketahuan”
abizar melihat raut wajah bima sedikit berbeda, abizar langsung menyenggol kakinya abizar,
bima “apa sih kamu ini zar”
abizar “tidak apa-apa kok bim”
kepala desa “ada apa nak”
abizar “tidak ada apa-apa pak, bima ini pak”
bima “iya pak, lumayan banyak nyamuk ya pak”
kepala desa “yah namanya di desa, ya sudah, malam ini kalian istirahat disini, besok abizar dan bima saya bawa kerumah warga untuk tinggal di sana, sedang kan amel juga sama, tetapi si tempat lain, yang khusus wanita”
amel “pak mau tanya ini?”
kepala desa “iya nak, mau tanya apa?”
amel “kira-kira jauh tidak pak rumah yang saya tempati dengan abizar dan bima?”
kepala desa “tidak kok nak, tidak jauh”
amel “baiklah pak”
Akhirnya mereka bertiga malam ini tidur di rumah bapak kepala desa, keesokharinya mereka bertiga diajak kerumah yang dibicarakan oleh bapak kepala desa.
Abizar dan bima pergi kerumahnya mamat, mamat adalah ayahnya danu
Kepala desa “assalamualaikum”
Ibunya mamat “waalaikumsalam, ada apa bapak kepala desa kerumah saya, masuk dulu pak”
Kepala desa “iya bu, terimakasih, ayo kalian bertiga masuk”
Setelah mereka masuk bapak kepala desa pun menceritakan apa maksud dia datang dan kerumah ibunya mamat,
Ibunya mamat “iya sudah kalau itu maksudnya, saya terima pak, tetapi rumah saya tidak sebagus rumah bapak”
Kepala desa “iya tidak masalah bu, bagai mana menurut kalian”
Abizar“tidak masalah pak, yang penting kami di terima disini bu”
Ibunya mamat “ya sudah, ohhh iya sebentar ibu panggilkan mamat di belakang, di lagi ngurusi kambing”
Rumah mamat tidak lah jelek dan sebagus rumahnya kepala desa, masih layak di huni untuk mereka, sementara ayahnya mamat sudah meninggal, ibunya mamat segera memanggil mamat, dan mamat segera menyudahi pekerjaannya.
Ibunya mamat “ini anak saya mamat”
Abizar “perkenalkan saya abizar, dua orang teman saya namanya bima dan amel”
Mamat “saya mamat salam kenal”
Mamat pun duduk kepala desa dan abizar menceritakan semuanya, mamat mengiyakan dan menerima permintaan bapak kepala desa, setelah mereka beres dan meletakkan barang-barang abizar dan bima, mereka menuju rumahnya ayu, ayo kita kerumah ayu saut kepala desa, mereka bergegas menuju rumahnya ayu untuk mengantar si amel. Saat di perjalanan
Amel “pak kata bapak semalam tidak jau, menurut amel ini mah jauh pak”
Kepala desa “iya menurut kami ini tidak jau nak”
Amel “hemm.hemm iya juga pak saya semalam tidak bilang ujaraknya”
Kepala desa “jauhan mana sama rumah bapak”
Amel “iya rumah bapak sih”
Kepala desa “jadi mau tinggal di rumah bapak atau rumah ini”
Amel “ini aja lah pak lagian ada temen saya nanti”
Kepala desa” iya sudah, assalamualaikum “
Ibunya ayu “waalaikumsalam, eh bapak kepala desa, ada apa ini pak ramai-ramai kerumah saya, masuk dulu aja pak”
Mereka masuk dan mengutarakan apa maksudnya,
Ibunya ayu “ayu.ayu ada tamu ini buatkan teh dulu”
Saut dari dalam.
Ayu “iya bu”
ayu mengintip dari dapur berapa orang yang datang.
Ayu “ini tehnya di minum”
sambil meletakkan teh diatas meja, Ketika ayu mau kembali kebelakang, ayu di tahan oleh ibunya.
Ibunya ayu “nak di sini dulu bapak kepala desa ada yang mau di ceritakan sebentar sama kamu”
Kelapa desa “emel ini ayu, yang bapakalan menemani mu disini”
Amel “iya pak, salam kenal”
Ayu “iya, salam kenal”
Kepala desa “ayu, ini abizar dan bima temannya amel, abizar dan bima tinggal di tempat mamat, iya kan mat”
Mamat “iya pak”
Kepala desa “jadi ceritanya begini mereka bertiga ini ada penelitian botania di hutan untuk tugas kuliahnya selama 1 tahun, seminggu 2 hari mereka ke hutan, paling hari sabtu dan minggu saja, iya kan abizar”
Abizar “iya pak, karena kalau hari biasa kami takut mengganggu mamat dan ayu pak”
Kepala desa “ya sudah, sekarang sudah selesaikan, jadi sudah bapak bisa tinggal kan ini”
Mamat “sudah pak, biar hari ini saya dan ayu yang mengantarkan mereka untuk keliling desa pak”
Kepala desa “ iya, terimakasih, saya pamit dulu, masih ada kerjaan bapak, abizar, bapak minta maaf tidak bisa temani kalian hari ini”
Abizar “tidak masalah pak, kan sudah ada mamat kan pak”
Kepala desa “iya sudah bapak pamit, assalamualaikum”
Semua yang ada di rumah “waalaikumsalam”
Ibunya ayu “hati-hati pak”
Kepala desa “iya bu”
Ibunya ayu “ohhh iya, ibu kebelakang dulu mau siapin makanan kalian sekalian bapak nya ayu, kalian bincang-bincang aja dulu, jangan keliling kampung dulu habis makan aja baru kalian keliling kampung”
Ayu “iya bu”
Ayu “amel, ayo kita ke kamar, letakkan barang-barang kamu”
Amel “iya, aku masuk dulua ya, ini urusan wanita kalian tidak boleh tau wekkk”
Mamat, abizar dan bima berbincang-bincang di rumah tamunya ayu, rumah ayu memang sedikit labih bagus dari rumah mamat.
Abizar “(didalam hati) cantik, manis tenang kalau lihat wajahnya, tidak salah orang tuanya memberi nama Ayu, kok jadi penasaran aku dengannya”
Bima “woyy melanun aja kau, nanti kemasukan kau, iya kan mat”
Mamat “tidak lah, paling cuma jadi sedikit gila heheheee becanda lo zar”
Mamat memang orang nya suka becanda,
Bima “tuh kan zar, apa kata mamat”
Abizar “ahhh. Mamat mah becanda goblok”
Bima “iya aku tau, ko mikirin apa sih, hayooo… mikirin si ayu kan”
Abizar “yang gila kau, sudah lah”
Ayu dan amel keluar dari kamar,
Mamat “timbang kita suntuk disini, mending kita duduk di belakang rumah ayu, lebih bagus pemandangannya loh”
Ayu “iya”
Amel “ayo lah”
Mereka bergegas menuju belakang rumah ayu, belakang rumah ayu, pemandangannya langsung perbukitan dengan hutan yang masih asri.
Abizar “mat mulai kapan kita bisa masuk hutan, biar kami mulai penelitian kami”
Mamat “paling lusa lah zar, bagaimana menurut kamu zar”
Abizar “yah kok malah tanya aku lagi mat, kami ini nunggu kamu, kamu yang bakalan bawa kami ke hutan mamatt”
Mamat “ iya zar, cuma minta saran aja, sebenarnya, kalo besok pun juga bisa, tapi aku takut kalian masih capek”
Bima “besok juga bisa kok mat”
Abizar “tidak kau pikirkan ya si amel, biar istirahat aja kita besok, saran mamt juga bagus itu, jadi lusa saja kita ke hutannya”
Amel “memang lah si bima ini, suka jidat dia aja”
Ayu “iya sudah kita masuk, sepertinya ibu sudah selesai masaknya”
Amel “ayo yu kita bantu ibu, disini pun banyak para pria yang tak mengerti para manita manis kayak kita kan”
Masakkan selesai dan sudah di hidangkan di ruang tamu, mereka makan bersama di bawah dengan beralaskan tikar, setelah selasi makan mereka berlima berkeliling di desa, Setelah mereka selesai bekeliling, mamat mengajak mereka beristirahat di ladang nya.
Mamat “bagaimana kalau kita ke ladang aku aja, nyantai di sana sambil kita main air, karena ladang aku tidak jau dari sungai”
Amel “boleh juga itu mat, ayo lah kita kesana”
Abizar “ya sudah kita kesana”
Mereka berlima bergerak menuju ladangnya mamat, mereka beristirahat di sana.
Amel “mat jauh gak, sungainya”
Bima “dasar dugong, kalau sudah katanya air, cepat kali kau ya”
Amel “biarin wek, ayo lah mat kalau mereka tidak mau kita aja”
Mamat “iya mel, yang lain tidak ikut”
Bima “malas ah besok-besok aja, dari aku lihat lumaya jauh sungai nya, ini anak kalau sudah air mau jau dekat di tempuh ama dia”
Amel “biarinn, sibuk kali kau, mamat aja mau nemani kok”
Abizar “ya sudah-sudah kalian berdua kayak kucing ama tikus, maaf ya mat Amel anak sedikit manja wajar kalau seperti itu”
Mamat “tidak masalah zar, jadi kalain tak ada yang mau iku”
Abizar “gak mat”
Amel langsung menarik tangan mamat
Amel “ayo mat cepat lah, ngapain ngurusin orang itu”
Mamat “iya-iya iya”
Mamat dan amel hanya berdua menuju kesungai.
Bima “zar, gak masalah tuh amel pergi sama mamat berdua saja”
Abizar “filing ku tidak masalah sih, kalau aku lihat mamat orangnya tidak neko-neko, makanya kepala desa nunjuk dia sebagai pendamping kita, dan dari gayanya dia tau seluk beluk hitan ini”
Bima “kau gilang filing”
Abizar “kan emang benar, filing ku jatang meleset, tadi kau di ajak tak mau, mereka sudah pergi baru kau sibuk, sudah kau susul lah sana”
Bima “gak ah, aku belum Tau lokasinya yang ada aku kesasar”
Ayu “maaf mas, kalau yang bilang mas abizar benar sih, mamat orangnya baik warga banyak percaya degan nya”
Abizar sambil melirik-lirik ayu
Abizar “tuh kan bim, benar filing aku, sudah jangan khawatir”
Abizar bima dan ayu berbincang sedang kan amel asik main air sedangkan mamat hanya nyantai di pinggir di tempat biasa dia menenangkan diri, amel yang dari bawah berteriak ke mamat yang sedang di atas pohon.
Amel “mat kamu tidak mandi”
Mamat “gak mel lagi malas”
Mamat tau kalau dia mandi nanti baju dia basah tidak bisa untuk menutupi bagian dada amel.
Mamat “mel ayo cepat, waktu sudah sore ini”
Amel “iya mat aku naik”
Mamat yang sudah turun dari tempat teristimewanya. Amel pun naik dari air begitu naik berceplak lah tubuh amel karena bajunya basah, akhirnya mamat mambuka bajunya untuk menutupinya.
Mamat “maaf mel”
Amel “tidak masalah mat, aku yang bertemakasih sama kamu”
Mamat “kalo kamu cuma nutupi gitu bakala basah juga baju yang aku kasi, nanti kelihatan juga dengan warga”
Amel “iya juga, aku tidak berfikir, maaf aku kalau sudah dibilang ada sungai, aku tak berfikir maunya main air terus”
Mamat “ya sudah, gak papa mel, kamu ganti baju mu itu di balik pohon besar itu”
Amel “makasih mat”
Kondisi di bale-bale nya mamat, si bima sedikit khawatir amel dan mamat belum kemabali juga dari sungai
Bima “zar lama kali meraka, apa aku susul aja”
Abizar “sudah, sepetinya kau belum percaya ya sama mamat, kalau kau nyusul yang ada kami yang cari kamu, kau kayak gak tau si amel aja kalau sudah di air, kalau gk dipaksa mana mau naik dia, namanya putri Dugong”
Bima “iya juga heheee, pasti mamat kesulitan ngebujuk dia untuk udahan, emang tuh amel buat susah aja”
Tidak bersalang lama mamat dan amel muncul
Amel “hemm seger kali bim, kalau gini mau lah aku tinggal di desa ini”
Bima “ehhh. Dugong kau enak-enak di sana kami yang khawatir, itu baju siapa yang kau pakai”
Amel “baju mamat, baju aku basah loh”
Bima “jadi mamamt pakai pa nanti pulanh ke desa, dasar lu ngerpoti aja”
Amel “wek, mamat aja gk merasa di repotkan kok, iya kan mat”
Mamat “iya, gak masalah kok bim, di situ ada masih ada baju aku, tapi khusus keladang si, gak Masalah sama aku kok”
Abizar “maaf ya mat, kami baru satu hari, sudah merepot kan kamu”
Mamat “tidak masalah zar, ini sudah tanggung jawab aku, kepala desa sudah menugaskan aku zar”
Abizar “makasih ya mat”
Mamat “iya, ya sudah kita balik yu nanti keburu kesorean”
Mereka berlima pun balik, mamat, bima dan abizar mengantar amel dan ayu terlebih dahulu, baru mereka pulang.
Tibalah hari mereka penelitian di dalam hutan, mereka berempat menuju hutan yang masih lebat, seperti hutan itu tak penah di jamah oleh manusia, hanya mamat yang berani masuk, karena memang mama dulu sering dia ajak oleh mendiang ayahnya ke hutan. Sampai mereka di pintu masuk hutan, mamat melihat sekeliling , tidak tau apa yang dia katakan hanya dia yang tau.
Masuklah mereka kedalam hutan sambil berjalan, tujuan sebenarnya abizar, bima dan amel belum ada yang tau. Di hari pertama mereka hanya pemetaan saja,
Abizar “mat hari ini kita cuma pemataan saja”
Mamat “apa itu aku tidak mengerti”
Abizar “jadi gini, hari ini kami hanya menggambar beberapa di bukit ini, menggambar peta”
Mamat “ohhhh ya sudah, kalian lah itu yang mengerti, aku kan cuma nemani kalian aja”
Di hari pertama ayu tidak ikut, dikarenakan ada pekerjaan yang mendadak di ladang ayahnya,
Bima “mel coba kau buka peta”
Amel “iya bim”
Abizar dan bima menghitung-hitung sesuatu, sedangkan mamat tidak mengerti apa yang mereka kerjakan, mamat hanya duduk di pinggir pohon hutan yang besar, abizar dan bima sibuk mengerjakan sesuatu, amel mendekati mamat.
Amel “mat nanti habis pulang ini kita mampir kesungai lagi ya”
Mamat “hem.hem. coba tanya abizar lah, aku gak berani mel”
Amel “ sudah kalo memang mereka gk mau kita berdua aja”
Bima “gak-gak. Orang kera kau malah di situ, sini kamu mel”
Amel “iya iya”
Amel segera mendekat, mereka bertiga berbincang, daerah mana lagi yang mau mereka petakan.
Bima “kita sudah dapat dua peta zar, apa kita mau lanjutkan”
Abizar “saran aku tidak usah kita paksakan, kita lanjut besok saja, kita harus beradaptasi dulu, kalau mamat memang sudah biasa, kalau kita paksa, yang ada kita merepotkan mamat lagi, apa lagi yang satu ini”
Abizar sambil menunjuk emal yang manja.
Bima “ngapain dia ikut buat repot aja zar”
Amel “eh jangan salah kau ya. Kalian belum bisa kadar tanah cuma aku yang bisa, makanya paman menyuruh aku ikut tau”
Abizar “husss diam kau mel, nanti aku pukul pulak kau, manja kau jangan di bawa-bawa lah, ini kita lagi kerja tau”
Amel “iya maaf zar”
Amel ini rupanya adik sepupunya abizar, amel memang disuruh ikut oleh ayahnya abizar.
Amel “gara-gara kau lah bim aku dimarahin, jadi malas aku disini”
Amel langsung cemberus dan langsung menghindar, lebih mendekat ke mamat,
Abizar “tuh kan bim, kita jangan cari ribut sama itu anak, yang ada kerjaan kita ribet, kalau mudnya hilang, apapun gak mau di kerjain, kita harus ambil semper ini, dia pasti gak mau”
Bima “pusing juga sih zar, terus bagaimana ini”
Abizar “kita tunggu aja lah, kalo apa ambil aja, besok kita riset, mumpung mamat lagi ngobrol sama amel”
Bima “ohhh iya, aku ada ide, kayaknya amel itu mau ke suangai, kita perbolehkan aja, nanti kita di ladang nya mamat sambil bahas, mamat suruh ajak amel ke sungai gimana.”
Abizar ”pas kali aku setuju, dah ngeren ide mu bagus”
Bima “biasa kalau lagi kepepet aja hehee”
Abizar “dasar kau, amel sini aku mau ngamong”
Amel “males”
Abizar “sudah sini dulu”
Dengan hati terpaksa amel mendekat ke abizar dan bima,
Amel “ada apa zar”
Abizar “gini mel, kita ambil Sempel, kau selesaikan dulu hasil sempel ini, sehabis itu nanti aku minta tolong sama mamat buat temani kamu ke sungai, kami berdua nunggu di tempat kemarin, gimana”
Amel “setuju”
Amel mengerjakan pekerjaannya sesangkan abizar minta tolong dengan mamat untuk temani amel lagu kayak kemarin
Mamat “ya sudah zar, kalau yang menyuruh aku mah tidak masalah zar”
Abizar “iya mat, nanti kami berdua nunggu di bale-bale sekalian mau bahas sama bima tentang penelitian kami”
Abizar “iya sudah zar”
Pekerjaan amel sudah selesai, mereka kembali pulang menuju ke ladang mamat, sesampainya di ladang amel terus menarik mamat,
Mamat “mel kamu bawa baju gantikan, nanti kayak kemarin”
Amel “ehhh iya aku bawa kok, aman tuh mat”
Mereka berdua bergegas menuju sungai yang kemarin.
Amel “mat kamu kenapa tidak mandi”
Mamat “lagi malas aja mel”
Amel “pasti bukan itu alasannya, aku tau, kalau abizar dan bima di sini mandi pasti kamu mandi, aku tau kau menghormati ku”
Mamat “ah kamu sok tau mel”
Amel “heheheeee…… ayu yang cerita, semalam aku tanya-tanya tentang kamu semuanya, boleh kan aku cari tau tentang kamu”
Mamat “buat apa kamu cari tau tentang aku mel”
Amel “terus kalau aku suka kamu, jadi aku tidak boleh mencari tau tentang kamu”
Amel sambil keluar dari sungai, dan langsung mengganti pakaiannya di depan mamat, amel mengetes mamat.
Mamat “apa-apaan kamu mel”
Mamat langsung menutupinya,mamat menyuruh amel mengganti pakaiannya di balik pohon.
Mamat “mel cepat kamu ganti pakaian mu di balik pohon, cepetan”
Amel “iya iya mat”
Amel segera ke balik pohon, setelah selesai amel langsung mendekat ke mamat.
Amel “maaf mat, aku cuma mau mencoba kamu, pantas kah aku menyukai mu, atau pantaskah aku memberi kasih sayang aku kepada mu”
Mamat “tapi jangan kayak gitu juga mel, kalau lah terjadi sesuatu bagai mana”
Amel “kalo aku mah, rela mat, tidak masalah”
Mamat “sudah-sudah kita balik aja”
Amel “iya mat”
Amel dan mamat kembali ke ladang, selam perjalan amel terus memegangi tangan mamat.
Amel “mat aku sudah mengutarakan rasa aku kepada mu, apa kamu juga sama dengan aku”
Mamat “ gimana ya mel, kayak nya aku tak pantas, aku ini orang desa, sesngkan kamu orang kota”
Amel “terus mau emang orang desa tidak boleh mencintai mat”
Mamat “yah boleh mel, tapi hem.hem”
Amel “jangan banyak tapi-tapi, sudah sekarang kamu sayang atau tidak dengan aku”
Mamat “iya, terus jika abizar tau gimana”
Amel “kalau abizar tau, dia biasa saja, kalau aku sudah suka dia mau paksa bagaimana”
Mamat “tolong rahasiakan saja dulu ya mel”
Amel “baik lah jika itu mau kamu, aku tau karena kamu sungkan dengan abizar dan bima kan”
Mamat “iya”
Amel dan mamat sampai di ladang, mamat langsung mengajak abizar dan bima pulang , terutama mereka mengantar amel pulang, setelah itu mereka bertiga langsung pulang kerumah mamat untuk istirahat.
Perjalanan penelitian hari ini memberikan kesan kepada mamat yang memiliki hubungan dengan amel tanpa di ketahui siapa pun, rahasi ini mereka simpan dengan rapi.