Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
"Aily!" sentak pria paruh baya yang sedari tadi mendengarkan percakapan keduanya.
Aily pun menghela nafasnya dengar kasar, dia sangat malas mendengar ceramah yang akan di berikan Ayah nya lagi jika dirinya sudah bertengkar dengan ibu tirinya.
"Ada apa? apa Ayah akan membela nenek sihir ini lagi!" sentak Aily sudah tau jika Ayah kandung yang dia miliki suka membela istrinya yang selalu manis hanya di deoan Ayahnya saja.
"Aily, jaga ucapanmu! Ayah tidak pernah mengajari mu bersikap tidak sopan seperti itu!" sentaknya. Alvin memijat pelipisnya yang merasa nyeri, "kenapa kamu semakin membangkangku Aily!"
Alvin kesal dengan kelakuan anak nya yang satu ini, dia selalu membuat dirinya naik darah dan sakit kepala karena selalu mengajak ribuk istrinya
"Untuk apa aku menghormati Ayah, jika Ayah saja menghianati Ibu ku dan lebih memilik wanita murahan ini!" sentak Aily sambil menunjuk Agatha yang ada di depannya.
Plak!!!
"Ah!!" Teriak Agatha dan Aily bersamaan, Aily berteriak karena dirinya merasakan nyeri akibat tamparan yang Ayah nya berikan, sementara Agatha yang nampak Syok karena baru pertama kali melihat suaminya kesal dengan Aily sampai menamparnya.
"Sayang! apa yang kamu lakukan!" sentak Agatha.
Sementara Aily tersenyum sinis, dia sangat benci saat Agatha yang so bersikap baik di hadapan Ayahnya, "Bukan kah ini yang kau mau Agahtha!" sentak Aily sambil mengepalkan satu lenganya menahan amarah karena Ayah kandung nya menampar dirinya.
"Aily Ayah peringatkan sekali lagi! jika kamu masih berkata kurang ajar seperti itu Ayah tidak akan segan mengusirmu dari rumah ini!" Ucap Alvin memperingati putri nya agar tidak melakukan kebiasaan buruknya lagi dengan cara sedikit mengancamnya.
"Ayah kira aku tidak bisa hidup jika tidak di rumah ini!" sentak Aily dengan wajah sendu menatap Ayahnya sambil memegangi pipi kirinya yang terasa nyeri akibat tamparan yang diberikan Ayahnya. "Aku akan keluar dari rumah ini mulai ditik ini juga!" sentak nya lalu pergi menaiki anak tangga dan menuju kamarnya
"Ayah, kenapa kamu sampai menampar dan mengusirnya!" ucap Agatha sedikit marah.
"Anak itu semakin membangkan, biarkan saja." Jawabnya lalu pergi.
"Ayah! apa kamu tau hidup di luar itu seperti apa! Anak mu yang manja dan keras kepala itu tidak akan bisa tahan hidup di luar." Ucap Agatha mengikuti suaminya.
"Dia harus tau keras nya dunia seperti apa, jika tidak tahan hidup di luar dia pasti akan kembali lagi," Alvin duduk lalu kembali membaca korannya. Sementara Agatha berdiri mematung menatap suami dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
*
"Tuan, aku Sekertaris mu kenapa aku di hukum seperti ini…" rengeknya sambil menahan keseimbangan tubuhnya.
"Jangan bergerak dan diam! aku sedang konsentrasi!" sentaknya. Rion sangat sibuk memeriksa berkas-berkas yang tidak ada habisnya itu. Namun dia merasa senang karena bisa mengerjai Sekertarisnya yang bodoh itu.
"Tuan, ini kan bukan salahku! ini salah para bodyguard mu!"
"Diam lah Lee, aku tidak bisa konsentrasi! Dan itu memang kesalahan mu! Siapa suruh tidak menugaskan para bodyguard dengan benar!" sentaknya lagi Rion mulai emosi. Karena mengingatkan kejadian dimana dirinya tidak bisa bersolo, memakai lengannya saja tidak cukup puas lagi untuk nya kepala nya semakin pusing di tambah rengekan dari sekertarisnya itu.Rion bahkan harus menidurkan miliknya dengan banyak meminum Air dingin agar tubuhnya tidak panas karena gairah.
Suqra pintu terbuka, Rion dan Sekertaris Lee menatap kedatangan seorang gadis muda.
"Kakak," panggil Eria saat memasuki ruangan Rion, namun dia kaget melihat penampakan Sekertaris Lee yang berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan yang merentang dengan tiga tumpuk buku di atas kepalanya. "Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Eria.
Sekertaris Lee memalingkan wajahnya dan enggan menjawab, "aku seperti ini juga berkatmu dan temanmu yang barbar itu," jawab Sekertaris Lee namun hanya bisa di jawab di dalam hatinya.
Eria kembali menatap kakak nya karena ada yang lebih penting dari pada harus mengurus Sekertaris Lee. "Kak aku ingin bicara," ucap Eria.
Rion mengangguk, "duduh lah," perintahnya lalu menatap Sekertaris Lee, "pergilah Lee."
"Benwrkah tuan?" tanya Lee dengan mata berbinar. Rion yang hendak duduk menatap Lee seketika, "jika tidak mau lanjutkanlah hukumanmu," jawabnya datar lalu duduk.
"Tidak aku akan pergi," ucapnya lalu berlari keluar. Eria hanya terkekeh melihat kelakuan Sekertaris kakak nya itu.
"Ada apa Er?" tanya nya dengan lembut pada adik kesayanganya itu.
"Kakak masih ingat sahabatku yang bernama Aily?" tanya Eria.
"Iya, dia yang selalu membelamu dan melindungimu dari orang yang merundung mu, kan?" ucapnya karena Rion tidak mungkin melupakan kebaikan orang yang sudah membantu adik kesayangannya. "Tapi seperti nya nama itu tidak asing," pikirnya lagi, dia mengingat ingat namun dia melupakan sesuatu.
Eria yang sadar jika kemungkinan kakak nya mengingat gadis yang beberapa waktu lalu adalah orang yang sama dengan cepat Eria mengalihkan pokusnya. "Aku ingin minta bantuan kakak," ucap Eria.
"Apa yang bisa kakak bantu untuk adik kakak ini?" tanya Rion.
"Tolong ijinkan temanku menginap di apartemen mu kak," pinta Eria.
"Di apart Kakak?"
"Kamu tau kan jika kakak sudah tinggal di sana karena menghindari kakek mu," ucapnya mengingatkan adiknya, karena siapa tau dia melupakan itu.
"Eria tau kak, justru itu dia akan aman jika bersama kakak," ucap Eria lalu berdiri dan mendaratkan bokong nya di sofa temapat Rion duduk berniat merayunya lebih keras lagi.
"Kenapa tidak di Mansion saja bersama mu Er?" Rion berusaha menolak dengan lembut dia tidak ingin melukai hati adiknya, namun dia juga tidak ingin tinggal dengan orang yang tidak dia kenal. "Atau kakak beli Apart baru agar dia bisa tinggal leluasa di sana," usulnya.
"Kakak … dia tidak bisa tinggal sendiri, lagian bersama kakak pasti lebih aman, dan Apart kakak juga dekat dengan kampus. Aku mohon kak, temanku sering bertengkar dengan ibu dan kakak tirinya Eria tidak ingin melihat Aily terus tersiksa batinnya karena itu." Jawab Eria dengan wajah memohon dan mata yang berkaca-kaca yang mamou membuat Rion tidak bisa berkutik dan bahkan tidak bisa menolaknya.
Rion memejamkan matanya dia tidak tau jika adiknya akan meminta hal yang tidak terduga seperti ini, "baiklah, tapi tapi dengan satu syarat," ucap Rion akhirnya menyetujuinya.
Eria menggangguk dengan wajah yang terlihat antusias, dia senang jika rencananya berhasil, "Syaratnya apa?"
"Temanmu tidak boleh menggangguku!" ucap nya dengan tegas, karena Rion mengingat kelakuan gadis gila itu, dia tidak ingin menemui gadis yang sama kelakuannya dengannya.
Eria mengangguk, "iya aku yakin dia tidak akan menganggu kakak kerja, karena dia gadis yang baik," ucap Eria dengan wajah yang berbinar.
'Urusan itu gimana nanti, yang penting Aily bisa tinggal dulu di Apart ka Rion' ucapnya dalam hati.
.
.
to be continued...
itu sih kalo di dunia nyata ya .. tapi ini di dunia author.. jadi author yg berkehendak.. banyak keajaiban..
kalaungini yang modalin jadi erin🤣🤣
dan kalimat sebelumnya mengatakan ayahnya sayang padanya...Iki piyee kalimatnya gak konsisten Mulu😪
Yg gini nih gw bilang lu plin-plan, semua perasaan lu paparkan dari karakter Alvin gak cocok sama sekali. Dia tau salah tapi dia malah berlaku tdk adil pd kedua anaknya. Trus seolah" dia.menyalahkan aily yang tdk pernah mau mendengarkan penjelasannya. Iki piye toh, kalo Alvin aja bertingkah seperti ayah yang tdk mempedulikannya. Jadi pengorbanan ape yg dia lakukan?
Sebenarnya sifat Alvin yang mana toh 😵