NovelToon NovelToon
Selalu Salah Pilih Suami

Selalu Salah Pilih Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.


Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.


Terima kasih untuk semua support kalian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

"Ma, ada apa?" seru Lizda beranjak dari tempat duduk nya.

"Lihat ini, barang yang mereka berikan ternyata isi nya hanya satu bungkus gula dan teh saja. Di bawah nya mereka isi dengan kertas-kertas kosong!!" Vonny menunjukan ke semua orang yang ada di sana. Hesty, Lizda dan Marco ikut melihat ke dalam kardus.

"Keluarga mereka benar-benar menyepelekan kita, mereka pikir kita lah yang butuh anak nya untuk tanggung jawab. Maka dari itu pasti mereka berlaku semena-mena seperti ini," sahut Hesty.

"Tidak usah di adakan acara pernikahan yang besar, adakan saja di rumah tidak perlu menyewa gedung," pekik Vonny.

Lizda hanya bisa diam dan tertunduk bukan karena tidak setuju dengan pendapat mama tiri nya itu tapi dia malu dengan seluruh keluarga nya.

"Sudah sudah tidak perlu di permasalahkan, yang terpenting anak kita bisa segera menikah agar tidak melahirkan anak tanpa ayah," Marco berusaha menenangkan keadaan yang sebenarnya dia juga merasakan kecewa. Kali ini dia tidak bisa egois menjadi orang yang emosional demi anak nya.

"Lagian laki-laki itu juga pengangguran kan? Haduh menyusahkan saja." cibir Vonny.

"Ma, tolong stop mengeluarkan kata-kata seperti itu sekarang. Aku juga sebenarnya tidak mau tapi bagaimana lagi, aku sudah terlanjur mengandung anak nya!" Lizda menyahut dengan nada tinggi ke Vonny.

"Tidak mau bagaimana kamu melakukan nya dengan sadar!" belum selesai Vonny berbicara sudah terdengar Marco berteriak.

"Ma, cukup sudah. Aku ingin istirahat." teriak nya lalu berjalan ke arah kamar.

Hari itu berakhir dengan kekacauan yang terjadi akibat perdebatan keluarga.

*

*

Namun hari-hari selanjutnya di lalui Lizda sendirian, karena Daniel jarang berkunjung ke rumah nya. Dia lebih memilih bersantai di rumah sembari menunggu hari pernikahan nya tiba.

Perubahan suasana hati dan juga sakit-sakit yang mulai muncul di tubuh kecil Lizda mulai terasa. Sering dirinya hanya terkapar di kasur merasakan tulang di tubuh nya nyeri, kram perut yang menyiksa hingga membuat nya malas beraktifitas.

*

Hari demi hari terasa menjadi lebih cepat, sampai juga di waktu pernikahan mereka. Daniel sudah siap dengan setelan baju akad nya, semua keperluan nya sudah di sediakan oleh keluarga Lizda bahkan di antarkan langsung oleh orang suruhan Marco.

Visual Daniel begitu sempurna di mata wanita, jarang sekali ada yang menolak nya. Bagaimana tidak, fisik nya sangat sempurna mampu menghipnotis banyak wanita. Gagah, lengan nya berotot, berparas rupawan yang setiap garis wajah nya tergambar jelas. Setiap titik di wajah nya sangat indah untuk di lihat.

Lizda yang awal nya hanya mengagumi setengah persen, hari ini dia mengagumi paras calon suami nya itu seratus persen.

"Kenapa memandangku seperti itu, aku tampan bukan? Kekurangan ku hanya aku lelaki miskin yang beruntung bersanding dengan wanita kaya seperti mu." bisik Daniel di telinga Lizda membuat nya bergidik, dia pun menyeringai.

Penampilan Lizda juga terlihat menawan dengan kebaya putih, di mata banyak orang mereka sebenarnya pasangan serasi. Banyak orang berbisik terkait paras mereka yang indah.

"Sahh..." seru para saksi di sana. Puji syukur keluar dari mulut orang-orang yang hadir.

Acara yang di selenggarakan di kediaman Marco di hadiri orang-orang terdekat saja yang jumlah nya hanya ratusan. Semua nya berjalan baik dan lancar sampai semua tamu undangan satu per satu beranjak pulang. Tinggalah keluarga besar Daniel yang akan segera berpamitan.

"Pak, sekarang anak saya sudah resmi menjadi suami Lizda. Semoga ke depan nya mereka bisa membangun rumah tangga yang baik." ucap Hendra mengulurkan tangan nya ke Marco.

Marco mengangguk, mata nya masih terlihat bengkak. Tangis nya baru berhenti saat acara berangsur selesai.

"Titip anak saya, semoga dia betah tinggal di rumah besar ini!" ketus Vira yang membuat Vonny mengernyit dan melayangkan kata-kata indah nya.

"Mana mungkin tidak betah, di sini ada supir dan juga pembantu tidak seperti rumah mu yang sumpek seperti kandang ayam" pekik nya.

Vira tidak bisa lagi belaga angkuh, keangkuhan nya kalah dengan mulut tajam Vonny.

*

*

Keesokan hari nya, mereka sedang sarapan bersama sebelum melakukan aktifitas masing-masing.

"Nak, kamu tidak ingin honeymoon untuk beberapa hari? Ke kota yang dekat-dekat saja," ujar nya.

"Tidak, Pa. Justru aku ingin meminta hal lain ke papa. Akan merepotkan lagi tapi hanya keluarga ini yang bisa membantu ku," jawab Lizda. Dengan sadar dia menatap papa nya dan juga mendapat lirikan tajam dari mama tiri nya.

"Apa itu?"

"Biarkan Daniel bekerja dengan papa, sampai dia mendapat pekerjaan lain," pinta Lizda. Daniel hanya diam menikmati makanan nya tanpa rasa malu.

"Sudah papa pikirkan, Daniel bisa pegang showroom yang ada di Jalan Samudra. Showroom itu kan tidak jauh dari rumah dan juga lengkap dengan bengkel nya," secara tidak langsung Marco mengiyakan permintaan anak nya itu.

"Terima kasih, Pa." Lizda meraih tangan papa nya di atas meja lalu mencium punggung tangan nya. Lizda menyenggol kaki Daniel dari bawah meja, supaya dia juga mengucapkan terima kasih ke Marco.

"Terima kasih, Pa." jawab Daniel tanpa ekspresi.

Pandangan Vonny tidak lepas dari kedua orang itu, seperti sudah siap untuk menerkam mereka hidup-hidup.

"Ganteng sih tapi miskin dan pengangguran," begitu lah kata indah yang lagi-lagi keluar dari mulut Vonny lalu dia menghentikan makan nya. Dia pergi meninggalkan meja makan berteiak ke Bastian agar segera menyelesaikan makan nya dan bergegas berangkat ke sekolah.

Usai makan Vonny dan Marco mengantarkan Bastian ke sekolah, Lizda masuk ke kamar nya untuk mandi dan Daniel bersantai di teras rumah membakar rokok nya. Bertemu lah dengan Lidya yang akan berangkat kuliah...

"Hey dek, seperti nya kita belum pernah berbincang sama sekali ya." ucap Daniel menaikan satu alis nya.

Lidya berpostur lebih tinggi dari Lizda, rambut nya yang panjang dan lurus menambah keanggunan yang terpancar di dirinya. Memakai kaos dan celana panjang serta menenteng laptop adalah gaya simpel nya setaip akan kuliah. Tidak mengurangi sedikit pun kecantikan nya.

Kembali lagi ke Daniel yang sedang menggoda nya.

"Wah ternyata kalau di lihat-lihat kamu cantik sekali ya," goda nya lagi.

Lidya tidak menjawab bahkan tidak menoleh sedikitpun ke arah Daniel, dia memang sedikit sombong dari pada Lizda yang lembut dan ramah. Ya jelas saja Lidya adalah anak kandung Vonny dari suami sebelum nya. Sifat jutek nya tidak beda jauh.

Daniel kesal karena Lidya tidak menghiraukan nya, mana pernah dia di tolak wanita.

"Heyyyy!!" teriak Daniel yang melangkah maju menarik tangan Lidya yang akan masuk ke dalam mobil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!