dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Spesial:sudut pandang Rika perasaan yang misterius
Pagi itu, aku berjalan menuju ruang OSIS, tapi pikiranku masih tertuju pada kejadian kemarin. Setelah aku mengenalkan Meira ke Dayn, aku tahu mereka mulai sering berbicara. Meira adalah anggota OSIS juga, jadi terkadang dia bisa membahas hal selain anime dengan Dayn, tapi aku tidak pernah menyangka mereka bisa akrab dengan begitu cepat.
Aku tak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul setiap kali melihat mereka berbicara. Tadi pagi, aku melihat mereka di lorong, berbincang tentang anime—sesuatu yang memang sering membuat Dayn terbuka, tapi aku merasa… entah kenapa, hatiku tidak merasa tenang. Dayn yang biasanya lebih memilih untuk diam di tempat sepi, terutama di belakang sekolah untuk menonton anime, kini tampaknya sudah lebih sering berbicara dengan Meira, bahkan di depan banyak orang.
Setiap kali aku melihat mereka berbicara, ada perasaan yang sulit dijelaskan. Mungkin mereka hanya berbicara tentang anime atau tugas sekolah, tapi kenapa rasanya aku ingin mereka berhenti? Aku tahu Dayn tidak suka keramaian, jadi mengapa dia malah berbicara lebih banyak di tempat seperti kantin atau lorong yang penuh orang? Bukankah biasanya dia lebih memilih tempat sepi, seperti di belakang sekolah saat istirahat?
Hari itu, saat istirahat ke 2 tiba, aku berjalan menuju kantin, mencoba menenangkan diri dan mengalihkan perhatian. Tapi, tiba-tiba, aku melihat Meira dan Dayn di sudut kantin. Mereka berdiri bersama, berbicara sambil tertawa kecil—dan yang membuatku terdiam adalah kenyataan bahwa mereka terlihat begitu nyaman, seolah mereka sudah lama saling mengenal. Padahal, Meira dan Dayn baru saja mulai berbicara kemarin, setelah aku mengenalkan mereka.
Aku bingung, mengapa mereka bisa begitu dekat dalam waktu yang singkat? Kenapa rasanya aku merasa tidak nyaman melihat mereka bersama? Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Bukankah aku yang mengenalkan mereka? Jadi seharusnya aku senang, kan, kalau mereka jadi teman? Tapi kenapa ada rasa yang mengganjal setiap kali aku melihat mereka berdua?
Aku mencoba mengalihkan perhatian, tapi aku tahu aku mulai merasa gelisah. Tak sadar, aku tiba-tiba mendekati mereka dan mendengar percakapan ringan antara Meira dan Dayn. Mereka sedang berbicara tentang anime, seperti yang biasa dilakukan oleh Dayn. Tanpa sadar, aku pun menyela percakapan mereka. "Hei, Dayn, tadi kamu nggak nonton di belakang sekolah kayak biasa, ya?" tanyaku, mencoba terdengar santai meskipun hatiku sedikit gelisah.
Meira terdiam sejenak, ekspresinya sedikit terganggu dengan kehadiranku yang tiba-tiba muncul. Sementara Dayn tampak sedikit bingung dan mengalihkan pandangannya ke arahku. "Oh, iya," jawab Dayn dengan nada yang agak bingung, "Ada beberapa hal yang harus diselesaikan, jadi nggak sempat ke belakang."
Aku merasa canggung, dan tanpa sadar, aku langsung menyela percakapan mereka. Aku tahu itu mungkin membuat Meira merasa tidak nyaman, dan Dayn juga tampak bingung dengan kehadiranku yang tiba-tiba. Aku hanya ingin tahu kenapa mereka berdua terlihat begitu akrab—lebih dari yang aku kira.
Setelah makan siang, aku kembali ke ruang OSIS, berusaha fokus pada tugas-tugas. Namun, meskipun aku mencoba, pikiranku terus saja teringat pada percakapan mereka tadi. Aku bahkan kesulitan mengikuti rapat, karena bayangan mereka terus mengganggu. Aku merasa ada yang tidak beres, tapi aku tidak tahu apa itu. Aku tidak cemburu, kan? Itu pasti hanya perasaan aneh saja.
Sepulang sekolah, aku berjalan menuju gerbang. Dan lagi-lagi, aku melihat Dayn dan Meira. Kali ini mereka berjalan bersama, berbicara santai sambil tertawa. Hanya karena itu, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Tapi, aku mencoba untuk mengabaikannya. Apa yang aku rasakan? Aku tidak bisa mengerti perasaan ini, tapi satu hal yang pasti, aku merasa cemas melihat mereka bersama.
Aku mendekat lagi tanpa sengaja. "Hei, Dayn, kamu baru mau pulang?" tanyaku, kali ini lebih mencoba terdengar tidak terlalu mencurigakan. Dayn menoleh padaku, agak terkejut dengan kehadiranku. "Iya Rika, aku baru mau pulang," jawabnya sambil mengangguk pelan.
Aku merasa sedikit canggung, dan tanpa sadar, aku langsung menyela percakapan mereka. Aku tahu itu mungkin membuat Meira merasa tidak nyaman, tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku hanya ingin tahu kenapa mereka berdua terlihat begitu akrab—lebih dari yang aku kira.
Aku tidak sadar kalau aku mulai melakukannya sering kali, bahkan tanpa alasan yang jelas. Aku terus memotong percakapan mereka, dan semakin sering aku merasa gelisah setiap kali melihat mereka berdua berbicara. Tapi kenapa? Aku mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri, tapi perasaan ini tetap membingungkan. Aku tak bisa mengerti apa yang sebenarnya aku rasakan, tapi satu hal yang jelas—perasaan itu terus mengganggu pikiranku.
Sepertinya aku mulai khawatir, tapi… aku tidak tahu kenapa.
Episode 8 bersambung