Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Mulai Mencari Tahu
Bab 10.
Callista yang sedang asyik menata buku, terlonjak kaget mendengar suara dari arah belakang. Dia pun menoleh dan melihat ada seorang yang dia kenal dengan menyeringai kepadanya.
"Kamu sendiri sedang apa di sini?" Callista malah balik bertanya kepada orang itu.
"Kebiasaan buruk. Ditanya suka balik nanya," ujar Charlie sambil memukul kepala Callista dengan kertas karton.
"Aku mendapatkan hukuman dari Mister Maxwell karena tidak mengerjakan tugas," ucap Callista.
Charlie membelalakkan mata kepada Callista. Sebagai seorang wakil ketua OSIS, seharusnya dia memberikan contoh yang baik. Namun, hari ini malah berbuat suatu pelanggaran dan mendapatkan hukuman.
"Sebenarnya aku sudah mengerjakan tugas itu. Tapi, sepertinya ada orang yang merobek tugas aku itu," lanjut Callista.
Charlie membantu Callista mengerjakan tugasnya. Dia meletakkan buku sesuai dengan kode yang tertera di sampulnya. Sebelum matahari terbenam semua pekerjaan sudah selesai. Bahkan bagian tak dan buku-buku yang berdebu juga sudah di bersihkan.
"Aku antar kamu pulang," ucap Charlie yang dijemput oleh supir pribadinya.
Callista pun menerima tawaran itu. Terlalu berbahaya jika dia pulang kemalaman.
***
Charlie menurunkan Callista di depan gerbang kediaman keluarga Owen yang luas. Pagar besi menjulang tinggi dan dijaga oleh beberapa orang penjaga di setiap pintunya.
"Terima kasih," ucap Callista sebelum turun dari mobil.
Begitu masuk ke rumah Callista melihat ada Hannah berdiri di dekat jendela. Wanita paruh baya itu menatap tajam kepadanya.
"Mama dengar kamu tidak mengerjakan tugas dari Mister Maxwell sehingga mendapatkan hukuman," ucap Hannah.
Callista hanya menunduk. Dia tahu wanita yang dikira ibunya itu sedang marah. Jika sudah seperti ini, maka tidak akan ada yang bisa melawannya. Kalau sampai terjadi dia tidak akan segan-segan mengangkat senjata kepada orang yang berani melawan.
"Mister Maxwell bilang mama harus lebih memberikan perhatian lagi kepadamu. Karena kamu adalah murid kebanggaan Sekolah Alexandria. Tidak boleh ada cela pada nilaimu. Kamu harus mendapatkan nilai sempurna," kata Hannah dengan tatapan dingin dan nada bicara ketus.
Selalu seperti itu, Hannah sangat menekan Callista agar menjadi anak yang sempurna. Harus mengikuti apa mau mereka, sedangkan kepada Zanetha sebaliknya. Mereka selalu mengikuti apa pun keinginan gadis itu.
"Kamu juga akan mama beri hukuman karena sudah membuat keluarga kita malu. Selama satu minggu ini dilarang ke luar rumah. Kamu akan di kurung di kamar," lanjut Hannah.
"Tapi, Ma ...."
"Apa? Kamu ingin masa hukuman kamu ditambah!" bentak Hannah.
Callista akhirnya memilih diam. Menurut dia ini terlalu mengada-ada memberinya hukuman dengan melarang pergi ke luar rumah.
***
Hari ini Callista tidak pergi ke sekolah. Hukuman dari Hannah membuatnya terkurung di kamar mewahnya. Karena merasa bosan dan tidak bisa melakukan kegiatan sehari-harinya, dia pun memutuskan untuk mencari tahu siapa orang tua kandungnya.
Otak dia diperas agar bisa berpikir mencari cara bagaimana memulai pencarian identitas aslinya. Semua penghuni rumah ini pastinya akan membela tuan dan nyonya pemilik rumah tempat mereka bekerja. Dia pun akan bertaruh dengan sesuatu yang besar jika salah langkah.
"Nona, ini teh dan kudapan pesan Anda," ucap Casandra begitu masuk ke dalam kamar.
"Terima kasih, Casandra," balas Callista.
Melihat wanita paruh baya itu membuat Callista kepikiran sesuatu. Dia pun meminta pengasuhnya untuk menemani dirinya di kamar.
Setelah memastikan keadaan di luar aman, Callista mengunci pintu kamarnya. Lalu, menyuruh Casandra duduk di sampingnya.
"Kita ngobrol sambil menikmati ini semua," kata Callista sambil menuangkan teh ke gelas untuk Casandra.
Tingkah Callista tentu saja membuat Casandra terheran-heran. Bagaimana pun juga, seorang pelayan tidak boleh duduk dan minum teh bersama tuan yang dilayani olehnya.
"Minum dan makan apa saja yang kamu mau. Di sini hanya ada kita berdua. Tidak akan ada yang memarahi dan memberikan hukuman kepadamu, Casandra," kata Callista sambil tersenyum manis.
Callista meletakan gelas berisi teh yang sudah diberi gula, di tangan Casandra. Lalu, dia pun meminum teh miliknya.
"Casandra apa kamu ingat kapan aku dibawa ke rumah ini oleh Tuan Michael Owen?" tanya Callista tiba-tiba.
Mendengar itu tubuh Casandra menjadi menggigil. Kedua tangan yang memegang pisin dan gelas teh pun bergetar hebat.
"Apa maksud Nona?" tanya Casandra dengan suara yang bergetar.
"Aku sudah tahu kalau aku ini bukan anak kandung dari keluarga Owen," jawab Callista dengan tatapan mata yang tidak pernah lepas dari sang pengasuh.
"Apa maksud Nona? Anda adalah anak Tuan Michael, walau tidak terlahir dari rahim Nyonya Hannah. Anda adalah anak haram ...." Casandra buru-buru menutup mulutnya.
"Oh, jadi aku adalah anak haram?" Callista masih menatap kepada Casandra.
"Maafkan aku, No-na. A-ku tidak bermaksud ...."
Wajah Casandra semakin pucat dan ketakutan. Karena dia sudah membocorkan suatu rahasia besar di keluarga Owen.
"Aku akan memaafkan kamu, jika kamu mau memberi tahu aku semuanya," ujar Callista dengan tegas.
Sebenarnya Callista tidak mau memperlakukan Casandra seperti ini. Saat ini hanya dia yang bisa ditanyai olehnya mengenai kapan dirinya tinggal di rumah ini.
"Berjanjilah Nona, kalau Anda tidak akan menyebut namaku jika suatu hari nanti Tuan atau Nyonya menanyai Anda dari nama semua informasi ini di dapatkan," pinta Casandra.
Callista pun menyetujui itu dan bersumpah tidak akan membocorkan rahasia mereka berdua. Gadis itu juga sangat berharap bisa menemukan keluarga kandungnya.
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...
orang ko bener2 iblis kamu zanetta
semoga segera terungkap kejhtan kluarga owen...
lanjut kak...
si zanetta jadi orgil