Bertemu dengan Thor Robert, benar-benar mengubah seluruh kehidupan Lesca Bloom.
Malam kelabu itu membuat keduanya saling terikat hanya dalam waktu semalam sekaligus terpisah dalam waktu yang lama.
follow ig author @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
LescaThor 32
Kini Lesca duduk di bangku tempatnya bersaksi. Jaksa dan hakim menanyakan sesuatu pada Lesca.
Karena tak fokus, Lesca terkadang tak menjawab pertanyaan itu.
Hingga semua mengira Lesca mengalami trauma atas apa yang dilakukan oleh Jpanne padanya.
"Sekali lagi kutanya, Nona Lesca. Apakah Nona Joanne pernah mengancam akan membunuhmu?" tanya hakim ketua.
"Ya," jawab Lesca pelan dan menunduk.
"Dia bohong!!" teriak Joanne yang tak terima.
"Aku hanya pernah mengatakan akan melenyapkannya. Tapi aku sama sekali tak ingin membunuhnya," teriak Joanne.
"Hormati persidangan ini. Jangan menyela jika kau tak diizinkan olehku," kata hakim dengan mata tajamnya.
"Jika dia tak berniat membunuhku, maka dia tak akan membawa tongkat kayu ketika kami bertemu di pinggir pantai. Dia memukuliku dengan tongkat kayu itu secara brutal," kata Lesca yang akhirnya melihat ke arah Joanne dengan pandangan tajam.
Lesca berusaha keras untuk fokus mengikuti persidangan ini. Dia ingin Joanne dihukum seberat- beratnya.
Para tamu di ruamg sidang tampak bergunjing pelan tentang perlakuan kejam Joanne pada Lesca.
Lalu pengacara Lesca memberikan beberapa bukti - bukti itu pada hakim termasuk isi pesan singkat dari Joanne untuk Lesca pada malam kejadian.
Persidangan kembali dilanjutkan kembali hingga hakim memutuskan dengan cepat kasus ini karena semua bukti sudah sangat jelas dan Joanne tak bisa lari dari hukuman ini.
Joanne akhirnya dihukum maksimal yaitu 8 tahun penjara. Pengacara Joanne pun mengajukan banding.
*
Semua tampak lega dengan hukuman yang diterima oleh Joanne termasuk Lesca. Meskipun sebenarnya Lesca ingin Joanne dihukum di atas sepuluh tahun.
Tapi hasil ini sudah cukup membuatnya puas. Setelah persidangan selesai, Lesca dan kedua orang tuanya langsung pulang meskipun sebenarnya banyak wartawan menunggunya di luar.
Beberapa wartawan akhirnya menunggu mereka di dekat mobil. Lesca memberikan sedikit penjelasannya tentang sidang tadi.
Wajahnya masih terlihat pucat dan tubuhnya bergetar. Itu semua karena kondisi tubuh dan mentalnya sedang tidak baik- baik saja.
"Maaf, itu saja yang bisa kami sampaikan," kata Franklin pada wartawan.
Lalu Natasha membawa Lesca masuk ke dalam mobil dan menemaninya di bangku belakang.
Natasha memeluk Lesca sepanjang perjalanan dan berusaha menenangkan tubuhnya yang bergetar.
"Ini sudah berakhir, Sayang," kata Natasha.
"Belum, Aunty," sahut Lesca pelan.
"Daddy akan pastika bahwa bandingnya akan ditolak oleh pengadilan. Kau tenang saja, oke?" Kata Franklin.
'Bukan ... Bukan itu maksudku, Dad. Masalahku belum selesai. Ada bayi di dalam rahimku dan aku tak tahu harus berbuat apa,' batin Lesca.
Lesca menutup matanya dan Natasha mengusap usap lembut kepalanya.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di rumah mereka. Lesca langsung menuju kamar dan meringkuk di atas ranjangnya.
*
*
Thor melihat berita tentang persidangan Lesca melalui internet.
Thor sebenarnya ingin datang ke persidangan tapi waktunya sangat terbatas dan tak tepat.
Jadi dia terpaksa menyuruh pengacaranya untuk mewakili kesaksiannya di persidangan.
Thor melihat wajah pucat Lesca dan terlihat Lesca sangat gugup dan tubuhnya bergetar ketika wartawan mengerubunginya.
Thor merasa bersalah karena tak ada di sisinya ketikan mungkin Lesca sedang membutuhkan dukungannya.
"Besok aku akan menemuimu setelah urusan pekerjaanku selesai," gumam Thor berbisik sembari melihat ke arah laptopnya.
Thor akan pulang besok lusa karena pekerjaannya di perpanjang di Dubai. Sebenarnya hari ini Thor pulang tapi akhirnya terpending karena Thor ingin semua urusannya selesai sebelum pulang.