Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
siapa calon suaminya?
Indah mengernyitkan dahinya, dia menatap Satria dan Rasya bergantian lalu keduanya mengangguk.
"Apa syaratnya?" Tanya Indah.
"Syaratnya yang pertama, pernikahan ini harus dilakukan secara tertutup. yang kedua, saya ingin orangtua saya membuka usaha agar saya tidak perlu khawatir ketika menikah nanti, pernikahan bukan lah hal main-main dan dilakukan satu kali seumur hidup, saya adalah anak satu-satunya di keluarga ini dan anda sendiri bisa melihat kondisi ayah saya yang tidak bisa bekerja berat ketika saya sudah sah menjadi seorang istri berarti tidak ada lagi yang membantu memenuhi biaya hidup sehari-hari karena sebagai seorang istri saya harus ikut suaminya." Tutur Adel.
"Setuju." Jawab Indah mantap tanpa berpikir panjang lagi.
Persyaratan yang diajukan oleh Adel bukanlah hal sulit bagi Indah, semuanya juga sudah dia pikirkan sebelumnya.
"Pernikahannya akan dilakukan besok di kediaman keluargaku, besok kau tinggal bersiap Satria yang akan menjemput kalian." Tambah Indah.
Adel terkesiap mendengarnya begitupun orang tuanya, Indah mengeluarkan kunci dari tasnya lalu memberikannya kepada Yusuf.
"Besok? Kenapa cepat sekali." Syok Adel.
"Lebih cepat lebih baik, dan akan ku siapkan toko serbaguna untuk ayah dan ibumu. Kalian tenang saja semuanya di pastikan sudah di isi dengan lengkap kalian tinggal menjalaninya. "Jawab Indah meletakkan kunci diatas meja.
Yusuf tak bisa berkata-kata di dalam hatinya dia sangat merasa bersalah, Fatimah memegang tangan Adel mereka tak tahu harus bagaimana lagi keputusan ada di tangan Indah jika mereka membantah takutnya Indah akan menarik semua kata-katanya Adel tak mau mengambil resiko biarlah dia yang berkorban jangan sampai orang tuanya ikut terseret dalam masalahnya.
"Baiklah aku setuju, tapi satu hal yang ingin ku ketahui?" Tanya Adel.
"Apa?" Tanya Indah.
"Dengan siapa aku menikah?" Tanya Adel penasaran, yang di bahas hanya pernikahan dan juga perjanjian tanpa tahu siapa calon suaminya.
Indah sudah bisa membaca apa yang akan Adel pertanyakan, tetapi dia tidak akan memberitahu kondisi yang sebenarnya kepada Adel.
"Dengan anak sulungku, besok kau akan mengetahuinya." Ucap Indah.
Adel menangkap ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Indah, namun dia menyimpan kecurigaannya, merasa sudah tidak ada yang perlu di bahas Indah dan yang lainnya pamit undur diri.
"Apa ada yang mau kalian tanyakan lagi? Jika tidak ada saya pamit undur diri, masih banyak hal yang perlu saya uruskan." Ucap Indah.
"Nyonya, apa tidak ada cara lain selain menikah untuk menebus semua hutang kami? Lalu apa Adel akan ikut suaminya?" Tanya Yusuf.
" Tidak ada, Adel akan ikut satu rumah dengan anakku, tenang saja kita satu rumah anda tidak perlu khawatir." Jawab Indah dengan cepat.
"Jika memang begitu, saya hanya berpesan jika nanti anak saya Adel menikah dan ikut suaminya saya tidak bisa mencegahnya, saya hanya bisa menitipkan anak saya satu-satunya kepada nyonya jangan pernah sakiti dia, kami tidak tau siapa laki-laki yang akan menikah dengan Adel, tapi aku harap anda bisa jujur kepadanya, aku tau seperti apa watak anakku karena kami mendidiknya dengan sepenuh hati, jadi apapun kekurangan anakmu dia pasti akan menerimanya semuanya tegantung padamu." Ucap Yusuf.
Firasat seorang ayah mengatakan ada sesuatu yang tidak bisa Indah utarakan, Indah membalas ucapan Yusuf dengan tersenyum haru dia merasa beruntung telah memilih seorang wanita dari keluarga yang baik.
"Jangan khawatir, aku akan menjaga anakmu." Ucap Indah tersenyum.
Indah Berdiri dari duduknya dia bersalaman dengan kedua orang tua Adel diikuti oleh Rasya dan Satria lalu ketiganya pergi dari rumah Yusuf, Adel menatap wajah kedua orangtuanya yang berkaca-kaca, dia berusaha bersikap santai di hadapan keduanya.
"Maafkan ayah nak." Ucap Yusuf dengan meneteskan air matanya.
Adel memeluk tubuh ayahnya, lalu mengusap air mata yang sudah jatuh tanpa permisi di pipi sang ayah.
"Maaf untuk apa, ayah?" Tanya Adel.
"Maaf karena kecerobohan ayah saat bekerja, kamu jadi berhutang kepada orang lain, lalu kamu juga yang harus menebusnya dengan dirimu." Ucap Yusuf.
"Ayah, ini tuh udah takdir, lagian nih ya sekarang Adel gak perlu nyari jodoh lagi berarti jawaban dari doa Adel terkabul yah, hehehe." Ucap Adel dengan cengengesan. Dia berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Yusuf mengusap air matanya, dia begitu bangga memiliki anak seperti Adel. Yusuf dan Fatimah memeluk Adel dengan penuh kasih sayang, Adel menyembunyikan kesedihannya karena esok dia akan pergi meninggalkan rumahnya beserta orang tuanya.
*Pov Adel.
Besok aku akan menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal, lihat virtualnya pun aku tidak di beritahu oleh ibu dari calon suamiku nanti. Jika bisa memilih lebih baik aku bekerja banting tulang menebus semua hutangku, meskipun aku adalah anak yang nakal dan barbar tapi aku tidak pernah berfikir untuk menikah.
Aku bisa melihat dan menilai dari orang sekitarku yang menikah muda dan berakhir dengan perceraian, entah itu karena ekonomi ataupun karena perselingkuhan, banyak anak yang menjadi korban atas keegoisan orangtua maka dari itu aku berprinsip tidak mau mempermainkan sebuah pernikahan , namun sekarang aku terjebak dalam dilema antara orangtua dan keinginanku. aku sudah banyak menyusahkan kedua orangtuaku namun sekarang aku ingin membalas semua kebaikan orangtuaku dengan caraku sendiri, jika memang ini sudah di gariskan oleh yang maha kuasa maka aku akan menerimanya.
Semua ini aku lakukan untuk kedua orangtuaku, aku merasa curiga dengan nyonya indah entah apa yang dia sembunyikan mengenai calon suamiku nanti, tapi aku yakin ada sesuatu yang dia tutupi pasalnya mana mungkin nyonya Indah merelakan banyak uang dan menggantinya dengan menikahkan anaknya.. Hufftt gini amat ya nasib*.