Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Akan tetapi, dibalik semua itu, ternyata Arya sedang menyembunyikan jati diri yang sebenarmya. Siapakah Arya,?
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode-19
Seorang wanita mengemudikan mobilnya menuju sebuah club malam yang terbilang sangat terkenal dan dimiliki oleh seorang mafia yang mana segala gerak dan geriknya sudah sangat lancar karena ia dilindungi oleh para penegak hukum.
Mobil berhenti didepan parkiran. Ia berjalan masuk melenggang menuju koridor dan ia sudah melakukan perjanjian untuk bertemu dengan seseorang sebelumnya.
Ia mengetuk pintu dan seseorang membukanya. Tampak seorang pria berwajah dingin berdiri dihadapannya dan mempersilahkannya untuk masuk.
Wanita itu tampak melirik sang pria, lalu berjalan masuk ke dalam ruangan dan disebuah kursi putar, sedang duduk pria yang menggunakan topi berwarna hitam dan juga kacamata berwarna hitam.
Ia sedang menghisap sebatang rokok elektrik dengan begitu dalam. Tatapannya datar tanpa ekspresi apapun.
"Aku inginkan uang yang kau janjikan," ucap sang wanita tanpa basa-basi saat mereka berada dalam jarak yang cukup dekat.
"Bawa barangnya, dan jika sesuai, maka aku akan memberikannya, dan jangan coba-coba untuk menipuku, karena kamu tahu konsekuensinya yang akan kamu tanggung!" ancamnya dengan nada penuh penekanan.
"Aku sudah membawanya, dan aku tidak akan mengingkari janjiku! Aku yakin Bos akan menyukainya" sahut wanita itu dengan percaya diri.
Warna merah terang yang menghiasi bibirnya menampilkan kesan sangar pada tampilannya. Lalu ia mengambil ponsel yang berada didalam tas jinjingnya, dan menghubungi seseorang untuk melakukan pekerjaannya.
Tak berselang lama, pintu terbuka, dan terlihat seorang pria paruh baya membawa paksa seorang wanita cantik yang mana kedua pergelangan tangannya diborgol menggunakan kabel tie.
Pria itu mendorong sang wanita yang mana saat ini berdandan dengan begitu sangat vulgar dan pakaiannya begitu cerah, yang tentu saja membuat para pria diruangan itu terpukau.
Ia sungguh cantik, ya, tapi nasibnya tidak seberuntung wajahnya.
Pria yang duduk dikursi putar beranjak bangkit. Lalu menatap.sang wanita dengan takjub. "Wow... Boleh juga. Aku akan mencobanya terlebih dahulu, jika bagus, aku akan memberikan bonus," pria itu tersenyum sumringah dan ia meminta untuk mereka keluar terlebih dahulu.
Mendapati perintah dari bos mereka, maka dengan cepat bergegas keluar dari dalam ruangan.
"Mas Bondan, jangan tinggalkan aku!" teriak sang wanita yang saat menyaksikan suaminya lebih memilih pergi, bahkan ia yang menyodorkannya pada pria didepannya.
Pria yang ia panggil Bondan dengan seorang wanita bernama Sarah tak mengacuhkannya, dan berjalan keluar yang mana diikuti oleh para bodyguard ikut bergerak meninggalkan ruangan dan kembali menutup pintu dengan rapat.
Setelah mereka hanya tinggal berdua saja, maka pria itu menghampiri sang wanita yang tampak tersentak kaget melihat pria dihadapannya.
"Lepasin, mau apa, Kau!" tanyanya dengan nada penuh amarah.
"Mengapa bertanya? Bukankah sebelumnya kau juga sudah melakukannya dengan pria tua itu? Lalu mengapa sekarang bertanya padaku pada hal yang kau sudah mengetahuinya!" bisik pria itu tepat ditelinganya.
"Pergi kau, aku ingin kembali pada mantan suamiku!" jawab sang wanita yang tak lain adalah Tafasya.
Pria itu langsung terkekeh. Bagaimana mungkin wanita itu masih mempercayai suaminya yang akan menerimanya kembali setelah kotor.
"Kau kira pria akan menerima pria yang sudah menyelingkuhinya? Kau sangat salah besar, dan tidak akan pernah ada. Sebaiknya kau terima saja nasibmu malam ini dengan bersenang-senang padaku!" pria itu menyergap Tafasya, lalu menyeretnya ke sofa.
Ia menodongkan sebuah senjata api diperut sang wanita. "Diamlah, atau peluru ini akan menembus pinggangmu!" ancamnya dengan sangat arogan.
Seketika Tafasya terdiam. Lalu rontaannya berubah menjadi deguban yang menakutkan.
Pria itu kembali terkekeh dan merasa jika apa yang dilakukannnya cukup bijak untuk dapat membuat sang wanita mati kutu.
Ia mulai melancarkan aksinya. Lalu membuat sebuah pekerjaan yang harus dilakukan Tafasya dibawa tekanan.
sementara itu, sepasang suami istri yang sedang menunggu didalam mobil tampak gelisah. "Bagaimana jika Tommy tidak menyukai selirmu itu!" ucap sang wanita dengan polesan lipstick berwarna terang.
Aku yakin Tomy menyukainya, dan pasti membayar mahal," sang pria mencoba meyakinkan istrinya yang seolah tak sabar untuk mendapatkan uang pembayarannya.
"Mengapa kau sangat yakin?"
"Karena aku sudah mencobanya," jawab Bondan keceplosan.
Seketika wanita bernama Sarah itu membolakan kedua matanya pada sang yang ia anggap sangat menjengkelkan.
"Sialan! Berarti kau menik-mati pernikahan itu! Aku hanya memintamu untuk bersandiwara, bukan untuk serius!" Sarah terbakar api cemburu .
Bondan membalas tatapan sang wanita. "Namanya juga barang bagus, sayang kalau dianggurin," jawabnya santai.
Sarah mengepalkan tinjunya dan bersiap untuk menghadiahkannya kepada Bondan, namun sebuah panggilan masuk ke ponselnya menghentikan aksinya.
"Ya, Bos. Bagaimana? Apakah kamu menyukai barangnya?" tanya Sarah dengan tak sabar.
"Tentu saja. Aku akan mengirimkan pembayarannya," jawab Tomy dari.seberang telepon. Lalu pria itu memutiskan panggilan teleponnya dengan sepihak.
Tak berselang lama, sebuah notif masuk kenomor WA-nya dan disana tertulis pesan dari sebuah bank dana masuk ke rekeningnya. Seketika senyumnya begitu mengembang. "Oke, lah. Ini sepadan," ucapnya, lalu menutup ponselnya dan melangkah pergi meninggalkan club malam tersebut yang diikuti oleh Bondan.
*****
Ani dan Tony tiba dirumah. Mereka belum menemukan keberadaan Bondan. Namun saat ini mereka harus menyusun strategi untuk mengatur bagaimana caranya agar membuat Arya kembali pada Tafasya. Mereka harus menemukan titik kelemahan dari pria itu, yang mana dia akan patuh dan menuruti semua ingin mereka.
Titik lemah itu ada pada Rayan. Ya, mereka harus menemukan bocah itu untuk menjembatani keduanya untuk kembali bersatu.
Ani dan Tony tidak akan pernah rela jika kekayaan Arya harus jatuh ketangan wanita lain andai saja prua itu berniat menikah lagi.
"Bu, kita harus bergerak cepat. Kita harus tau dimana Rayan. Jangan sampai Arya kepincut wanita lain, dan ia menikah lagi, maka habislah kita!" ucap Tony dengan gelisah.
Namun tiba-tiba, terdengar seseorang memanggil nama Tafasya dari arah luar.
Ani bergegas menuju keluar rumah. Terlihat dua orang wanita dengan wajah kesal bercampur lelah berdiri menatapnya dengan tatapan tajam.
"Mbak Ani, dimana anakmu!" tanya seorang diantaranya dengan amarah yang sepertinya sudah tidak.lagi dapat sembunyikan.
"Kalian kenapa mencari Tafasya! Dia tidak ada dirumah ini!" jawab Ani balik marah kepada keduanya.
"Bilang dengan anakmu untuk menyelesaikan urusannya denganku! Jika tidak, maka aku memviralkan wajahnya dimedia sosial!" ancam wanita berhijab kuning.
Ani mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti apa yang dibicarakan oleh wanita tersebut.
"Kalau ngomong yang jelas! Jangan setengah-setenagh! Anak saya ikut suaminya yang kaya raya!" sahut Ani dengan pongahnya.
"Bagus dong! Kalau begitu kabari secepatnya, suruh temuin saya dikontrakan lama! Saya tunggu paling lambat dua hari, jika tidak akan saya viralkan!" ancam wanita itu dengan sangat penuh amarah.
ini pas banget, ini menunjukkan jika tafasya yg sekr bukanlah tafasya yg dulu
terima kasih thor