NovelToon NovelToon
Bawa Aku Pulang

Bawa Aku Pulang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Slice of Life
Popularitas:282.2k
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

Hidup Nicho Javariel benar-benar berubah dalam sekejap. Ketenaran dan kekayaan yang dia dapatkan selama berkarir lenyap seketika akibat kecanduan obat-obatan terlarang. Satu per satu orang terdekatnya langsung berpaling darinya. Bukannya bertobat selepas dari rehabilitas, dia malah kecanduan berjudi hingga uangnya habis tak tersisa. Dia yang dulunya tinggal Apartemen mewah, kini terpaksa pindah ke rumah susun lengkap dengan segala problematika bertetangga. Di rumah susun itu juga, ia mencoba menarik perhatian dari seorang perempuan tanpa garis senyum yang pernah menjadi pelayan pribadinya. Dapatkah ia menemukan tempat pulang yang tepat?

"Naklukin kamu itu bangganya kek abis jinakin bom."

Novel dengan alur santai, minim konflik penuh komedi sehari-hari yang bakal bikin ketawa-ketawa gak jelas tapi tetap ada butterfly effect.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Terpukul! Itulah yang Nicho rasakan saat ini. Bahkan postur tubuhnya mendadak jadi kaku. Siapa sangka, wanita yang berhasil mencuri perhatiannya bahkan sejak pertemuan mereka di hotel, ternyata adalah seorang janda muda yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Saking kagetnya, ia sampai tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.

Nicho lantas kembali melihat sosok anak perempuan berkepang dua yang berada dalam rangkulan Sera. Jika dilihat secara saksama, wajahnya memang memiliki kemiripan dengan Sera, terutama dibagian bola matanya yang bulat seperti boneka dengan hidung mungil minimalis dan dagu lancip.

Bertatapan dengan Nicho, gadis kecil berusia enam tahun itu kembali mengembangkan senyum sambil menggerakkan tangannya dengan lincah untuk menyapa Nicho menggunakan bahasa isyarat. Ini seolah membenarkan apa yang baru saja Sera katakan jika anaknya adalah seorang tuna rungu.

Napas Nicho mendadak tersendat, diikuti penolakan yang keluar dari dalam dirinya tentang fakta yang baru saja terkuak.

"Ke–kenapa ka–kamu gak cerita sebelumnya ... kalo kamu dah punya anak?" Kalimat patah-patah itu terlontar dari mulut Nicho setelah sempat bergeming.

"Karena kamu akan tahu langsung hari ini."

"Kalau begitu ... bersenang-senang aja dulu bareng anak kamu. Aku gak akan ganggu kalian." Nicho langsung berbalik, berjalan cepat meninggalkan Sera dengan membawa perasaan syok yang tak terbendung.

Selama beberapa detik, sepasang mata Sera terus terpaku, memandang punggung tegap yang berangsur-angsur meninggalkannya. Sera segera memalingkan pandangannya ketika tangan mungil anaknya menggenggam jari kelingkingnya.

"Itu temannya ibu, ya?" tanya gadis kecilnya lewat gerakan jari-jarinya.

"Itu tetangga ibu," jawab Sera.

Gadis kecil yang usianya menginjak enam tahun itu diberi nama Nesha yang dalam bahasa Rusia memiliki arti kemurnian. Meski terlahir tuli, tapi Nesha memiliki kemampuan membaca gerakan bibir orang untuk mengetahui apa yang mereka ucapkan. Hanya saja dia kesulitan berbicara karena tak ada saraf pendengaran.

Sebagai seorang ibu tunggal, tentu Sera mengusahakan yang terbaik untuk buah hatinya. Ia rela bekerja keras dan tinggal di rusun kumuh ini agar bisa mengumpulkan uang untuk melakukan terapi AVT¹ yang melatih anaknya berbicara secara normal serta operasi implan koklea² yang membantunya mendengar. Tentunya, semua itu membutuhkan waktu untuk mengumpulkan biaya yang tak sedikit.

***

Begitu sampai di rumah, Nicho langsung menceritakan semuanya pada Ucup. Meski ikut terkejut mendengar apa yang dikatakan Nicho, ternyata Ucup justru lebih bijak menanggapinya.

"Ya, udah, Bang! Gas aja! Cari yang benar-benar gadis yang masih tersegel jaman sekarang susah, Bang! Mendingan juga janda! Lagian, perasaan Abang juga pernah ngaku gak perjaka lagi dari usia enam belas tahun."

"Tapi dia udah punya anak, Cup ...."

"Ya, gak papa, Bang. Anggap aja bonus, sekalian belajar jadi papa."

"Jadi bapak tiri maksud lo? Ogah!"

"Ya, sudah, Bang. Kalo emang Abang gak mau sama janda yang dah punya anak. Orang ganteng kek Abang sih, wajar kalo pilih-pilih. Lah kalo kek gua milih-milih, auto dibilang gak tahu diri," balas Ucup sambil menyengir.

"Sebenarnya, gua bukannya gak terima dia seorang janda yang punya anak ABK. Gua cuma ... syok aja, gimana bisa ... gua yang dari dulu benci nyokap gua karena nikah lagi sekarang malah naksir juga sama janda anak satu. Ngerti gak, sih? Gimana bisa gua sekarang jadi kek bokap tiri gua?"

"Jadi, Abang gak mau deketin neng Sera lagi cuma gara-gara Abang pernah di posisi anak yang orangtuanya kawin lagi, gitu?" Ucup mulai menalar jalan pikiran Nicho saat ini.

"Iyalah. Ogah gua jadi kek bokap tiri gua yang dah ngerenggut perhatian seorang ibu ke anaknya!"

"Sebenarnya simple, Bang. Abang gak usah jadi kek bokap tiri Abang. Dan neng Sera belum tentu sama kek nyokap kandung Abang."

"Udah, ah. Gak usah bahas. Pokoknya gua stop sampai di sini!" tegas Nicho.

"Serius nih, Bang?"

"Jelaslah! Lagian, dari awal gua juga gak serius-serius amat ngejar dia. Berhubung gua lagi nolep aja dan cewek cantik di rusun ini cuma dia doang!" elak Nicho sambil berjalan keluar menuju balkon belakang.

Nicho mengambil sebatang rokok dari saku celananya, lalu mengapitkan ke mulutnya. Sebelah tangannya langsung menyalakan pemantik. Ia menengadahkan kepalanya seraya mengembuskan asap rokok.

Padahal tak ada ikatan apa pun antara dirinya dan Sera. Bisa dibilang, hubungan mereka pun baru sebatas pendekatan. Namun, mengapa hatinya begitu sesak seakan-akan baru saja mengalami patah hati. Andai tak memiliki luka masa kecil, mungkin ia bisa sedikit menoleransi keadaan ini.

Sejak hari itu, Nicho benar-benar berhenti mendekati Sera. Dia yang biasanya bangun di subuh buta hanya untuk ikut bersama Sera memberi makan kucing liar, kini memilih kembali ke setelan awal yakni bangun kesiangan. Dia yang biasanya tiap sore latihan angkat beban di luar agar punya alasan memantau Sera diam-diam, kini memilih bersantai sembari merokok di belakang balkon. Ia bahkan tak lagi memikirkan cara untuk membuat wanita itu takluk padanya.

Setelah dua hari berdiam diri di rumah, Nicho memutuskan keluar untuk membeli rokoknya yang sudah habis. Saat berjalan, tiba-tiba seseorang menepuk belakangnya bermaksud membuatnya kaget.

"Duaarrr!" Seseorang itu tak lain adalah Cemong.

"Eh, Tak, ngagetin aja lu!" kata Nicho dengan sepasang bahu yang terangkat.

"Bang, kapan lagi, nih, rencana ngedate bareng kak Sera? Jangan lupa ajakin Cemong juga, sang pemandu kencan kalian," ucapnya sambil menepuk dada.

"Gua dan Sera dah End."

"Putus maksudnya, Bang? Emang sejak kapan jadian? Jangan ngaku-ngaku lah, Bang!" sergah Cemong dengan gaya yang ngeselin seperti biasa.

Baru saja hendak menuruni tangga, langkah Nicho mendadak terhenti saat melihat Sera yang tengah menapaki tangga.

Sempat saling berpandangan, Nicho mendadak mengalihkan tatapannya ke arah Cemong sambil berkata, "Astaga, gua lupa sesuatu di rumah. Dah, gua balik dulu!"

Setelah gencar mengejar Sera secara ugal-ugalan, kini Nicho terlihat berusaha menghindarinya. Meski tahu, Sera tampak biasa-biasa saja. Bukankah ia sudah memprediksi ini sebelumnya?

Bagi Nicho sendiri, usahanya menghindari Sera saat ini hanya karena ia takut hatinya akan goyah ketika melihatnya. Apalagi, ia mati-matian meyakini perasaannya pada Sera hanyalah sekadar penasaran belaka.

Saat matahari mulai terbenam, meninggalkan bayangan panjang di ruang tamu, Nicho malah duduk di depan jendela sembari melipat kedua tangannya di sandaran kursi kayu. Sedari tadi, ia memantau Sera yang sibuk menyisir dan mengepang rambut anaknya. Terlihat ia begitu telaten dalam merawat putrinya.

Mendadak, Nicho teringat dengan ucapan Sera saat masih menjadi pelayan pribadinya.

"Apakah seorang ibu tidak boleh egois untuk dirinya sendiri? Apa cuma pria yang boleh melanjutkan hidup setelah bercerai atau ditinggal mati pasangannya?"

.

.

.

Jejak kaki:

Terapi AVT atau audio verbal terapy : metode pelatihan khusus untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran.

Implan koklea: alat bantu dengar eletronik yang ditanam di dalam telinga untuk atasi berbagai kondisi seperti tuli sensorineural derajat berat hingga sangat berat, Gangguan pendengaran satu sisi, Tuli mendadak, Presbiakusis pada orang tua.

.

.

.

like dan komeng

1
Osin Saharamaryana
permisi... numpang lewat... apa kabar ka yu... ❤❤🥰🥰
Makliyah Liah Gapadu
assalamualaikum,absen ,hadir setelah sekian abad gak buka noveltoon eh tahu2 ada novel baru kak yu
Tri Wahyu
kak sera khong, bukan neng sera, kan yg mggil cemong
😁😁
.: oh iya, makasih koreksinya
total 1 replies
bunda n3
ampun deh Nicho
Miss Lim
Heran aku sama kamu.. bakatmu tuh apa sebenernya Nick???aduh ampun!!
Miss Lim
please Nick...🤣🤣🤣
ʝҽҽ
menguji kesabaran orang dengan jawaban absurd,sekarang gantian diuji kesabaran sama bocil kok ngamuk Nic🤭
Kesi Sitol
ucuuuppppp 🫢🫢
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
🤣😅😆🤣😂
eRtiga
ya Allah🤣🤣🤣🤣🤣🤣
eRtiga
astagaaaa 🤣🤣🤣
eRtiga
kepribadian sera cukup menarik
eRtiga
ada visual gak nih kong....
eRtiga
Nicho hnya sedang tersesat dia,, pergaulan yg membuatnya begitu angkuh..
eRtiga
wajib up tiap hari dong kong....
eRtiga
jiwa muda Nicho ,,biasa kalo masih labil ..
eRtiga
mulai seruu,,masih meraba karakter tokoh ...
eRtiga
maafkan aku yg baru hadir lagi kong,,baru unduh apk ini stlh lama ku uninstall,,, trnyata engkong balik nulis lagi,, oke lah siap kawal kong....
🍇ᴅʏᴀʜⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
/Curse//Curse//Curse//Curse//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ dah lahhh natural aja.. g usah pake skenario2 an..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!