NovelToon NovelToon
Mergence: Titik Katalis Dunia

Mergence: Titik Katalis Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:196
Nilai: 5
Nama Author: Rein Lionheart

Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21. Di Bawah Permukaan

Setelah pertemuan misterius dengan Ardan, Kael dan Ceryn merasa bahwa mereka semakin mendekati inti dari rahasia Kepulauan Aether. Mereka memutuskan untuk menyelidiki lambang kuno yang ditunjukkan Ardan, sebuah simbol yang memancarkan energi kuat. Dengan bantuan Dr. Velas yang mereka hubungi melalui alat komunikasi, mereka memulai analisis terhadap lambang itu, berharap bisa menemukan petunjuk lebih lanjut.

"Lambang ini bukan sembarang simbol," kata Dr. Velas dari ujung lain transmisi. “Ini adalah bagian dari bahasa kuno yang jarang ditemukan di daratan mana pun. Artinya kurang lebih, ‘Kunci Kehendak Alam’—semacam portal energi murni yang menyatukan kekuatan hidup dan teknologi.”

Kael mengerutkan dahi, mencoba memahami. "Jadi ini seperti portal ke kekuatan yang lebih besar?"

“Bisa dibilang begitu,” jawab Dr. Velas. “Tapi lebih berbahaya. Seperti yang dikatakan Ardan, ada sesuatu di bawah permukaan dunia ini yang tak boleh diakses sembarangan. Setiap penyatuan energi sihir dan teknologi seperti membuka sedikit pintu yang menuju ke kekuatan purba itu. Dan jika kita membuka terlalu banyak, dunia bisa kehilangan keseimbangan.”

Setelah mendapat arahan dari Dr. Velas, Kael dan Ceryn melanjutkan penelusuran mereka ke dalam kuil kuno yang tersembunyi di dalam Kepulauan Aether. Lambang yang mereka temukan ternyata adalah pintu masuk ke terowongan rahasia yang turun jauh ke bawah permukaan tanah, menuju inti pulau. Terowongan itu dikelilingi oleh dinding batu dengan ukiran yang bersinar redup, setiap lambang tampak seolah hidup, berdenyut mengikuti ritme energi di sekitarnya.

Perjalanan turun ke dalam terasa semakin mencekam. Suhu udara mulai menurun drastis, dan suara gemuruh pelan terdengar dari bawah, seakan ada sesuatu yang hidup di dalam kegelapan itu. Ceryn melirik Kael dengan sedikit kecemasan, namun Kael tetap melangkah maju dengan tekad yang kuat.

“Jika Ardan benar, maka kita harus memastikan tidak ada yang mengakses kekuatan ini,” kata Kael dengan nada tegas. “Jika Bayangan Arka berniat menggunakannya, kita harus menghentikan mereka.”

Setelah berjam-jam menuruni terowongan, mereka tiba di sebuah ruangan luas yang dipenuhi dengan kristal besar yang memancarkan cahaya biru kehijauan. Di tengah ruangan, ada lingkaran besar dengan lambang yang sama seperti di pintu masuk, namun lebih rumit. Lambang ini mengeluarkan getaran kuat yang terasa sampai ke tulang.

Di tengah ruangan, sosok berjubah hitam yang mirip Ardan sudah menunggu mereka. Kali ini, sosok tersebut tidak sendirian; di sebelahnya berdiri dua orang lainnya, masing-masing mengenakan topeng logam dengan desain berbeda namun serupa dalam kesan misteriusnya.

“Kalian datang jauh-jauh hanya untuk mencoba menghentikan kami?” pria berjubah hitam itu—yang ternyata benar adalah Ardan—memandang Kael dengan tatapan penuh kebencian. "Tidak ada yang bisa menghentikan Bayangan Arka."

Kael menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah maju. “Apa sebenarnya yang ingin kalian capai? Kalian berbicara tentang keseimbangan, tetapi semua yang kalian lakukan hanya menimbulkan kekacauan dan ketidakstabilan.”

Ardan mendengus. “Keseimbangan itu butuh pengorbanan, Kael. Dunia ini telah dirusak oleh ketamakan manusia akan kekuasaan, menyatukan sihir dan teknologi tanpa pemahaman akan konsekuensinya. Kami ada di sini untuk memastikan kehancuran itu tidak meluas.”

Salah satu sosok berjubah di samping Ardan, dengan suara lebih lembut namun tegas, berbicara, “Apa yang kalian lihat di dunia luar hanyalah permukaan dari masalah yang lebih besar. Alam sedang merespons ketidakstabilan yang kalian ciptakan. Jika kita tidak mengembalikan batas antara sihir dan teknologi, dunia ini akan runtuh.”

Ceryn menatap mereka dengan mata penuh amarah. “Dan kalian pikir menghancurkan semua yang sudah kita bangun akan menyelesaikan masalah? Kami mencoba menciptakan dunia di mana sihir dan teknologi bisa hidup berdampingan!”

“Dan itu adalah kesalahan,” jawab Ardan dengan dingin. “Kalian tidak mengerti apa yang kalian hadapi.”

Tanpa peringatan, Ardan mengangkat tangannya, dan lambang besar di tengah ruangan mulai bersinar lebih terang, memancarkan cahaya yang memancar ke seluruh ruangan. Kristal-kristal di sekitarnya bergetar, dan udara terasa semakin berat, seolah-olah sesuatu yang purba sedang bangkit dari tidur panjangnya.

Kael mencoba mendekati Ardan untuk menghentikannya, namun energi dari lambang itu terlalu kuat. Ardan dan dua pengikutnya melafalkan mantra dalam bahasa kuno yang tak bisa dimengerti Kael dan Ceryn. Setiap kata yang diucapkan semakin memperkuat pancaran energi dari lambang itu.

“Ini bukan hanya tentang kekuatan,” kata Ceryn dengan nada panik. “Ini seperti... portal.”

Portal itu tiba-tiba terbuka, memancarkan cahaya yang menakutkan dan melambangkan kekuatan purba yang tak terbendung. Dari balik portal, muncul bayangan-bayangan besar yang tak memiliki wujud tetap, bergelombang seperti asap, namun dengan mata merah yang bersinar tajam. Makhluk-makhluk ini mengeluarkan suara desis rendah, seakan penuh amarah dan lapar akan dunia yang baru ini.

Kael dan Ceryn langsung bersiaga, namun mereka tahu bahwa ini bukanlah ancaman biasa. Makhluk-makhluk dari balik portal ini adalah manifestasi dari energi murni, sebuah kekuatan yang tidak bisa mereka kalahkan hanya dengan pedang atau sihir.

Ardan tersenyum tipis, melihat ketakutan di wajah Kael dan Ceryn. “Inilah yang seharusnya kalian hindari sejak awal. Kalian terlalu terlambat, Kael. Dunia ini akan kembali pada keseimbangan yang sebenarnya, meskipun itu berarti harus menghapus peradaban kalian.”

Kael tidak menyerah begitu saja. Dengan tekad yang menggebu, ia mengangkat pedangnya, yang kini berkilauan berkat energi dari kristal biru yang ia genggam. Ia mengumpulkan seluruh kekuatannya, menciptakan gelombang energi yang cukup kuat untuk menahan makhluk-makhluk yang keluar dari portal.

“Ceryn, kita harus menutup portal ini!” teriaknya.

Ceryn mengangguk, mulai melafalkan mantra kuat yang bisa menahan energi dari portal. Ia tahu ini akan menjadi tugas yang sulit, namun ia percaya bahwa mereka masih punya kesempatan.

Ardan dan para pengikutnya berusaha menghalangi mereka, melemparkan serangan sihir yang kuat ke arah Kael dan Ceryn. Namun, Kael berhasil melawan balik, menyerang Ardan dengan seluruh kemampuan yang ia miliki. Keduanya terlibat dalam pertarungan sengit, saling menukar serangan yang penuh kekuatan.

Sementara itu, Ceryn berkonsentrasi penuh, mencoba menarik energi dari kristal-kristal di sekitar mereka untuk memperkuat mantranya. Lambat laun, portal itu mulai mengecil, meskipun makhluk-makhluk dari dalamnya terus mencoba menembus pertahanan mereka.

“Tidak akan semudah itu!” Ardan menggeram, mencoba menghentikan Ceryn dengan serangan terakhirnya. Namun, Kael berhasil menahan serangan itu, memberikan waktu yang cukup bagi Ceryn untuk menyelesaikan mantranya.

Dalam sekejap, portal itu menyusut hingga akhirnya tertutup sepenuhnya. Makhluk-makhluk yang berhasil keluar dari portal menghilang, seakan terhisap kembali ke dalam kehampaan.

Dengan portal yang tertutup, ruangan itu kembali tenang. Ardan dan para pengikutnya terhuyung, energi mereka terkuras habis. Ardan, dengan napas yang tersengal-sengal, memandang Kael dengan kebencian bercampur kekalahan.

“Kalian mungkin telah menghentikan kami kali ini,” katanya dengan suara rendah. “Namun keseimbangan akan tetap mencari jalannya sendiri. Dunia ini tidak akan pernah stabil selama kalian terus melawan kehendak alam.”

Kael menatapnya, merasa simpati di balik amarahnya. “Keseimbangan itu harus dicapai, Ardan, tapi tidak dengan cara menghancurkan segalanya.”

Ardan dan pengikutnya memudar dalam cahaya, meninggalkan Kael dan Ceryn sendirian di ruangan itu. Meskipun mereka berhasil menutup portal, mereka tahu bahwa ancaman belum sepenuhnya berakhir. Ada lebih banyak rahasia di Kepulauan Aether yang belum mereka ungkap, dan perjuangan mereka untuk menjaga keseimbangan dunia ini baru saja dimulai.

Dengan perasaan lega namun juga kewaspadaan yang baru, Kael dan Ceryn memutuskan untuk mel

anjutkan perjalanan mereka, menelusuri jejak kekuatan purba yang mungkin masih tersembunyi di bawah tanah Kepulauan Aether. Perjalanan mereka menuju masa depan dunia yang lebih stabil baru saja memasuki babak baru.

1
Alea Thya
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
Isabel Hernandez
Nungguin update tiap hari rasanya kayak nungguin jodoh 🤣.
Awa De UwU lavita uwu
teruslah menulis, thor! Ceritamu menghibur dan menginspirasi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!