Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
"Terus berubah bagaimana?." tanya Hilda lagi.
"Mungkin yang kamu lihat waktu itu benar Hil."
"Maksud kamu?." Hilda yang tidak paham dengan ucapan Naomi.
"Aku merasa mas Hendra tidak seperti dulu lagi, sekarang lebih sering pulang larut malam, bahkan hingga pagi. Tidak hanya itu saja waktu itu aku tidak sengaja menemukan bekas lipstik di kemeja mas Hendra dan juga aroma parfum di tubuhnya. Bahkan mas Hendra berbohong kepadaku, ia mengatakan ada meeting mendadak di hari minggu, tapi ternyata tidak, entah dia kemana." Naomi yang menoleh ke arah Hilda.
"Jadi ini kah alasan kamu datang ke kantor?."
Naomi seketika mengangguk pelan. "Bahkan tadi aku lihat mas Hendra sedang mesra-mesraan dengan Sindi, aku tidak menyangka kalau Sindi berani menggoda suami orang, apa menurut kamu karena Sindi lah mas Hendra suka pulang larut malam?."
"Syukur lah kalau kamu sudah mulai tahu tabiat suami kamu Nom." ucap Hilda.
Naomi yang mendengar ucapan Hilda seketika menatap wajah Hilda dengan tajam. "Maksud kamu apa Hil?."
"Bukan Sindi yang menggoda suamimu, melainkan suamimu lah yang menggoda Sindi, semua karyawan di sini sudah tahu Nom kalau suamimu itu ulat bulu, suka nempel sana sini, aku tidak menjelekkan suami mu, tapi itulah kenyataannya." Hilda yang mencoba menceritakan perilaku Hendra di kantor. "Tidak hanya Sindi yang menjadi sasaran gombal dan mata keranjang suamimu, tapi masih banyak lagi karyawan yang cantik di kantor ini. Sindi kerap cerita kepada ku, bahwa dia sebenarnya ingin risen dari kantor ini, karena tidak betah dengan perilaku suamimu, tapi apa daya, dia butuh uang untuk pengobatan adiknya yang sakit." jelas Hilda.
"Memang apa yang di lakukan mas Hendra kepada Sindi?."
"Banyak.. contohnya Sindi pernah cerita dia sering di suruh untuk duduk di pangkuan suamimu, sering di suruh menyuapi suamimu, di suruh memijat, di suruh meraba hal sensitif suamimu, bahkan di suruh tidur dengan suamimu, apakah itu hal normal sebagai atasan dan bawahan? jika Sindi menolak dia di ancam akan di pecat, itu yang Sindi ceritakan kepadaku, yang tidak di ceritakan entah apa lagi."
Naomi yang mendengar cerita dari Hilda seketika terkejut, bahkan matanya mulai berkaca-kaca. "Apa kamu yakin itu yang di lakukan mas Hendra, Hil?."
"Jika kamu tidak percaya itu terserah kamu Nom, aku tidak memaksa untuk kamu percaya, tapi kalau kamu tidak percaya tandanya kamu sudah di buta kan oleh cinta. Buktinya kamu lihat sendiri kan jika suami mu itu sekarang berubah." Hilda yang membuka ponselnya dan memberikan ponsel tersebut kepada Naomi.
"Mungkin dengan bukti ini kamu bisa percaya."
Naomi langsung meraih ponsel Hilda, di sana Naomi bisa melihat percakapan suaminya dengan Hilda. Naomi mencoba membaca isi percakapan tersebut satu per satu yang isinya..
"Malam Hil.." pesan dari Hendra.
"Malam pak.. ada yang bisa saya bantu?." balas Hilda dengan sopan.
"Iya nih, aku butuh bantuan kamu malam ini." balas Hendra lagi.
"Bapak butuh bantuan apa ya?."
"Duh joni aku lagi tegang nih Hil, butuh di elus supaya bisa cepat keluar, sepertinya kalau kamu yang bantu, bisa langsung kelar dan enak." Pesan dari Hendra sambil mengirim benda sensitifnya kepada Hilda.
"Aku kira suamimu memang membutuhkan bantuan soal pekerjaan Nom, ternyata aku salah, dan saat itu juga aku memblokir kontak suamimu. Aku benar-benar jijik dan tidak menyangka kalau Hendra berani seperti itu. Aku sengaja menyimpan chat itu bukannya untuk aku lihat, tapi untuk bukti ke kamu suatu saat nanti." jelas Hilda.
Naomi yang melihat isi percakapan di ponsel Hilda langsung menutup mulutnya, air mata yang tadinya berhasil ia bendung seketika langsung jatuh begitu saja membasahi pipinya.
Hilda yang melihat sahabatnya menangis menjadi tidak tega. Hilda langsung memeluk tubuh Naomi dengan lembut. "Maaf kan aku ya Nom, maaf jika memberi tahu mu soal hal ini, sebenarnya aku tidak ingin memberi tahu mu, tapi mungkin ini sudah saatnya kamu tahu."
"Hik.. Hik.." Naomi yang terus menangis di pelukan Hilda. "Kenapa kamu tidak memberi tahu ku sejak pertama mas Hendra mengirim pesan ini kepada mu Hil?."
"Maafkan aku, karena waktu itu aku masih takut, takut jika kamu kepikiran dan sakit hati, apa lagi kamu masih hamil muda, aku juga takut jika kamu menuduh ku kalau aku menggoda suamimu." ucap Hilda.
"Aku benar-benar tidak menyangka kalau mas Hendra seperti ini." Naomi yang melepas pelukan Hilda. "Ternyata mas Hendra tidak pernah berubah, dia masih sama seperti dulu jaman kuliah, selalu bergonta ganti wanita." Naomi yang terus menangis.
"Namanya juga sudah sifat Nom, sudah susah untuk berubah, kecuali dia sendiri yang ingin berubah." Hilda yang kembali memeluk tubuh Naomi.
"Ternyata perkataan mama dan papa memang benar, jika mas Hendra tidak akan pernah berubah, selingkuh adalah penyakit."
Hilda mencoba menyeka air mata Naomi. "Aku tahu perasaan kamu, tapi ingat Hendra adalah pilihan kamu, kamu harus berani menanggung konsekuensinya nya, aku yakin kamu bisa melalui ini, yang penting saat ini kamu jangan terlalu memikirkan hal ini, fokus pada kehamilan kamu."
"Apakah berarti selingkuhan mas Hendra ada banyak Hil? apakah mungkin selingkuhan mas Hendra karyawan di kantor ini?."
"Aku akan cari tahu, dan membantu kamu untuk mencari siapa selingkuhan Hendra, tapi yang sangat penting, jika Hendra mengajak kamu berhubungan kamu tolak dengan lembut, aku takut dia terkena penyakit seksual, itu berbahaya untuk kamu dan anak kamu bisa menular, antisipasi aja."
Naomi yang mendengar perkataan Hilda seketika mengangguk. "Aku akan cari tahu siapa sebenarnya selingkuhan mas Hendra, dan mencari banyak bukti tentang kebejatan mas Hendra."
"Aku dukung kamu Nom.. dan aku akan membantu kamu, kamu tidak boleh sedih, ada aku tenang aja, toh anak mu juga tidak akan kelaparan tanpa Hendra, kakek, neneknya kaya raya tujuh turunan ngga bakal habis." ucap Hilda yang terus memberi semangat kepada Naomi sahabatnya.
next Thor...