NovelToon NovelToon
Jodoh Cantik Idola Kampus

Jodoh Cantik Idola Kampus

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Agashi 김나리

"boleh nggak, aku cium kamu?"

"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"

WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Viona masih kesal sebab Aldo malah terlihat cuek tidak seperti biasanya.

"Sayang, tunggu!" Viona berlari mengimbangi langkah Aldo yang sudah menjauh.

"Kamu kok main pergi aja sih?"

"Kita ada kelas Vi, bentar lagi dosen masuk"

Meninggalkan Viona dan Aldo yang masih sibuk berdebat.

Siska sampai di apotek kampus yang berada di ujung depan kampus.

"Be-li ob-at men-cret pak" suara Siska terengah-engah mengatur nafas.

"Kamu mencret?" sambil mengambilkan obat di etalase kaca.

"Buk-an pak.. Temen saya"

"Berapa pak harganya?" Siska mengeluarkan dompet warna mocca.

"25 ribu"

"Ini pak uangnya, kembaliannya gak usah pak"

Siska langsung berlali kembali, menuju lantai 2 karna 7 menit lagi kelas sudah masuk.

"Kembalian apaan. Duitnya aja pas" Apoteker itu geleng geleng.

Sampai di lantai 2, Siska kembali ke kamar mandi. Ternyata Anggi sudah tak ada disana.

"Apa jangan jangan dia udah di kelas. Ninggalin gue gitu? Sialan Anggi"

Sudah ngos-ngosan, malah ditinggal masuk duluan.

Akhirnya Siska menuju ke kelas, ia mengedarkan pandangannya. Tak mendapati sosok Anggi. Padahal dosen sudah berdiri di depan kelas.

"Maaf pak saya terlambat" dengan muka polosnya.

"Kenapa terlambat!? Kan sudah ada jam nya. Saya tidak suka jika masuk kelas saya ada yang terlambat" tegas dosen killer.

"Saya habis dari apotek pak"

"Maaf pak, tadi saya nitip obat karna sakit gigi" jelas Rendi menolong.

"Ya sudah.. Sana masuk! Lain kali tidak ada yang boleh terlambat lagi di kelas saya!"

"Baik pak, terimakasih" Siska duduk di bangku kosong depan Rendi.

"Lo ngapain ke apotek?" tanya Rendi bisik bisik.

"Tadi Anggi mencret, gue kasian dong. Dia udah hampir sejam di toilet. Akhirnya gue lari deh ke apotek"

"Lah Anggi nya mana?"

"Mana gue tau, gue cari di toilet gak ada. Makanya gue masuk kelas kirain dia ninggalin gue. Taunya juga ga disini"

"Mana gue ngos-ngosan lagi" Lanjutnya..

"Hahaha, lo dikibulin noh sama markonah" Rendi terkekeh pelan melihat raut wajah Siska yang kesal kena tipu Anggi.

"Sialan lo!" Siska melengos.

Adzan dzuhur sesi makul hari ini selesai, karna kelas sudah tak ada Siska memutuskan untuk mencari Anggi.

"Lo ada liat Anggi nggak?"

"Tadi sih kayaknya dia ke UKK, coba cari kesana" jawab mahasiswi tersebut.

"Oke tengkyuu."

Saat akan menuruni tangga, Siska dicegat oleh 3 orang mahasiswi.

"Misi gue mau lewat" dengan nada ramah.

"Mau kemana lo. Ikut gue sekarang!"

"Kemana?"

"Dah deh! Jangan banyak cincong lo!" jawab teman satunya.

Nadya menyeret paksa Siska untuk menuju gedung parkiran belakang kampus.

Sesampainya di sana Nadya melempar tangan Siska sampai terjatuh.

"Ada hubungan apa lo sama Rendi?"

Tanpa basa basi Nadya langsung menginterogasi Siska.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia" Siska mencoba berdiri.

"Alah! Bacot lo! Lo tuh anak baru, udah sok-soak an deketin Rendi lagi. Jangan sok kecantikan deh. Dia itu milik gue!" Nadya mendorong bahu Siska tapi tak sampai jatuh.

"Sumpah! Gue aja nggak punya nomernya dia. Baru juga kenal hari ini"

"Oh, jadi lo berniat dapetin nomer dia? Bitch!!"

"Ola, Rara. Pegangin dia jangan sampe lepas!"

Nadya bersiap memberi pelajaran untuk Siska yang sudah lancang mendekati Rendi.

"STOP!!!" dari arah belakang munculah Rendi dan Anggi.

Raut muka garang Nadya berubah memucat melihat Rendi tersulut emosi.

"Apa apaan lo Nad! Lepasin Siska nggak!" Rendi membentak Nadya.

"Tapi Ren. Dia udah lancang deketin lo!"

"Urusan lo apa!? Mau Siska deketin gue kek, mau dia jadi pacar gue kek. Itu bukan urusan lo!" muka Rendi merah padam.

"Tapi Ren" Nadya memegang lengan Rendi.

"Cukup ya Nad!! Gue muak sama lo! Lepasin Siska sekarang!" Rendi membentak Nadya dan melepaskan tangan Nadya kasar.

Anggi menggandeng Siska keluar dari parkiran.

"Lo nggak di apa apain kan Sis? Sorry, tadi gue di UKK. Terus Rendi jemput gue, kita liat lo di tarik paksa sama Siska"

"Makasih ya Ren, Gi. Udah nolongin gue" menyunggingkan senyum.

"Kan lo temen kita"

"Lo kalo di apa apain sama Nadya bilang aja ke kita" lanjut Anggi.

"Lagian, mantan lo gak ada yang bener dah. Bar bar semua!" Anggi melirik Rendi yang masih terdiam tak bersuara.

"Mana gue tau!"

"Oh, jadi dia mantan lo Ren? Pantesan tadi nyuruh gue buat jangan deket deket sama lo"

"Tau tuh! Mantannya yang satu itu emang gila. Lo guna-guna ya Ren?" tanya Anggi asal.

"Paan sih lo! Gamon kalik. Gue aja udah lupa kalo dulu pernah pacaran sama dia" jawab Rendi enteng.

"Eh Gi,, lo udah sembuh?" Siska mengalihkan pembicaraan.

"Udah.. Hehehe. Sorry Sis, gue tadi langsung ke UKK soalnya gak tahan perut gue sakit banget, lemes lagi" jawab nyengir.

"Syukur deh kalo udah sembuh. Nih obatnya kalo nanti lo sakit lagi" menyodorkan bungkusan plastik putih.

"Emang lo kenapa sih bisa sakit perut sampe kayak gitu" sambungnya.

"Tadi gue kebanyakan sambel pas makan bakso"

"Sukurin lo! Makanya bagi bagi kalo makan!" ketawa Rendi puas.

"Kalian berantem terus deh perasaan. Jangan jangan kalian?" Siska menuding Rendi dan Anggi bergantian.

"Nggakk!!" saut mereka bersama.

"Kita sepupu Sis" Anggi menambahkan.

Siska ber O ria, ternyata mereka sepupu. Pantas saja seperti kucing dan tikus tidak ada akurnya sama sekali.

"Yaudah kalo gitu.. gue pulang dulu. Bye" Siska melenggang pergi lebuh dulu.

Meninggalkan Anggi dan Rendi.

Sampai di halte depan kampus "ini gue naik angkutan apaan ya? Mana uang gue lagi nipis banget. Belum untuk belanja nanti. Kalo naik ojek kejauhan pasti lebih mahal deh" Sambil menilik ke dompetnya yang memang sudah menipis.

"Sis, lo masih disini?"

"Iya.. Gue mau naik bus tapi nggak tau jurusan yang mana" Siska nyengir.

"Dah lah.. Buruan sama gue aja. Ntar juga kalo lo kesasar malah repot. Lo kan disini  gak punya siapa-siapa" dibalik helm full face nya Rendi menawarkan tumpangan.

"Emmm.." masih berfikir sejenak.

Benar juga ucapan Rendi, mending sih kalau cuma kesasar. Kalau ketemu sama orang aneh terus di culik?

Jangan sampai deh!

Tapi kalau Aldo tau gimana?

Eh, ngapain juga repot-repot. Toh, Aldo tak akan peduli juga.

Siska masih bergelut dengan pikirannya sendiri.

Karena semenjak putus dengan Aldo, ia menutup rapat rapat pintu hatinya. Takut patah hati lagi. Jadi, teman cowok pun tak punya.

"Jangan kelamaan, ntar keburu di lalerin nih gue!"

"Hehe.. Iya deh" Siska meraih helm yang di berikan Rendi.

Rendi memang sering bawa 2 helm, karena Anggi sering nebeng kalau pas lagi malas pakai mobil. Karena macet jadi lebih baik berangkat pakai motor.

Rendi melajukan motor sport nya dengan kecepatan sedang.

"Lo mau kemana Sis?" tanya nya sedikit berteriak karena angin yang sedikit kencang.

"Mau beli kebutuhan dapur"

"Lo nggak apa apa nih gue jadiin ojek?" sambungnya.

"Santai aja. Jangankan ojek, teman hidup juga gue bersedia dengan senang hati" tawanya renyah.

Kurang lebih 30 menit mereka sampai di supermarket.

"Lo mau belanja apa aja?" menoleh ke arah Siska yang masih memilih bahan makanan.

"Sayur, buah, daging.. Apalagi ya" menaruh telunjukknya ke arah dagu.

"Eh bentar deh Ren! Lo nggak apa apa nih?"

"Apanya?" jawabnya bingung.

"Ntar gue di seruduk pacar lo nggak nih? Kalo lo nganterin gue?" menengok ke arah Rendi yang sedang memegang troli.

"Gue nggak punya pacar Siska. Lo mau jadi pacar gue?" Senyumnya menampilkan deretan giginya yang rapih.

"Hissh!! Gue serius Rendi" Siska memutar bola matanya jengah.

"Gue lebih serius lagi. Lagian ngapain sih lo nanya nanya gitu"

"Gue takut ntar kayak tadi. Belum apa apa udah di labrak. Gimana ntar gue pacaran beneran sama lo. Bisa bisa digantung gue!" bergidik ngeri.

"Selama lo sama gue. Semua akan aman, jadi nggak usah takut deh"

Padahal baru beberapa jam mereka berkenalan. Tapi sudah sedekat itu. Karena memang orangnya sama sama asik.

Ditambah lagi jika ada Anggi, tadinya yang Siska pikir bakal susah mendapatkan teman di kampus.

Ting!

Suara hp Siska pertanda ada notifikasi masuk.

Rivaldo: "lo udah pulang? Gue masih rapat sama anggota BEM"

Rivaldo: "kalo lo mau pulang.. gue pesenin grab car ya"

"Apaan sih nih cowok, sok peduli banget" membaca pesan dari Aldo membuat Siska tak mood.

"Kenapa Sis?" tanya Rendi bingung.

"Gapapa kok!"

Siska membalas pesan Aldo:

Fransiska: "gak usah sok peduli lo, urusin aja cewek lo sana! Gue bisa pulang sendiri tanpa bantuan lo"

Rivaldo: "ok"

"Haha!! Haha!! Gue blokir juga lama lama nomor lo ya" sungut Siska menggerutu.

Mengingat kejadian di tangga saja sudah membuat dirinya bad mood. Dimana pacar Aldo marah marah hanya karena masalah sepele.

NEXT...

1
Abah Kenari Jogja
lanjut dong kak
Anni Zakiyani
kepotong ini thor..sebelumnya kemana inih
KimNaRi08: maaf kak kemaren ngopy di draft jadi nggak di cek dulu. ini sudah di update lagi, masih di review. tunggu yaaa
total 1 replies
Anni Zakiyani
lh..bab 1 n 2 kok sama persis
KimNaRi08: sudah kak
KimNaRi08: oiya maaf kak salah ketik berarti
total 2 replies
B'jo Prakasta
ge er ganknya
KimNaRi08: kenapa kak?
total 1 replies
Coke Bunny🎀
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
KimNaRi08: ayo kak baca sampai habis.. tungguin bab selanjutnya.. makasih sudah mampir ya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!