kisah ini menceritakan tentang gadis kecil yang menjadi bayang bayang sodara kembarnya , yahh gadis itu bernama Alesya Devina Pranciko ,sejak kecil dia selalu menjadi tameng kakanya yg memiliki imun tubuh lemah , semua orang hanya memperdulikan Layla Vikana Pranciko dan melupakan kehadiran Alesya..
akankah kebahagiaan berpihak kepada Alesya !?
mungkinkah Alesya bertemu Arkana lalu bahagia ,atau sebaliknya !?
apakah Arkana penyelamat hidup alesya ?!
akankah alesya membalas segala perbuatan jahat keluarganya !?
yukk simak ceritanya ,ini sangat seru dan menarik , banyak ketegangan didalamnya ,komplik ,percintaan yg sangat menggemaskan 👉
selamat membaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSYAKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan kedua
Seorang laki-laki terlihat sedang berbaring ditengah jalanan sepi .
wajah tampannya penuh dengan luka lembab bahkan sisi bibirnya sedikit berdarah .
"sial !"
arkana , lelaki itu mengumpat kesal !
tak memperdulikan rasa sakit di seluruh tubuhnya , dengan sekali gerakan arkana merubah posisi nya menjadi duduk .
Tak ada ringisan yang keluar dari mulut seksinya itu .
ekspresi wajahnya datar matanya memerah menahan amarah ,tangannya mengepal dibawah aspal .
"serangga menjijikan ! "
" Akan ku buat mati kau serangga pengganggu "
umpatan demi umpatan yang keluar dari mulut arkana .
Arkana sedikit tersentak dan menyipitkan matanya , terlihat ada cahaya lampu dari sebuah mobil melaju mendekatinya .
Arkana mematung , ia tau jelas siapa pemilik mobil tersebut .
"alesya " gumam arkana
meski wajahnya tanpa ekspresi dan terlihat datar tapi ada sebuah kelembutan yang terpancar dari mata indahnya itu .
Entah apa yang arkana lakukan , Ia kembali menjatuhkan bobot tubuhnya ke aspal.
ia tidak peduli meskipun tubuhnya sudah tidak nyaman berbaring di tempat kotor ini .
Sedangkan di posisi alesya , ia tampak panik dan berlalu menghentikan mobilnya .
Alesya terlihat ragu untuk keluar dari mobilnya , ia takut ini modus kejahatan baru.
apalagi jalanan terlihat tampak sepi mencekam , alesya tidak ingin bertindak gegabah dan berakhir melukai dirinya sendiri .
Alesya mengamati sekitaran dengan lekat , melihat banyaknya balok kayu dan alat pemukul lainnya .
alesya menebak pasti sudah terjadi perkelahian di tempat ini .
Dan mungkin saja lelaki yang tergeletak dibawah sana adalah salah satu korbannya ?
Alesya tidak berhentinya menerka-nerka apa yang sudah terjadi disini ,
Setelah menetapkan hatinya , alesya memberanikan diri untuk turun dari mobilnya dan akan memastikan lelaki itu .
Alesya mencoba melangkah pelan mendekati lelaki itu , ada keraguan di setiap langkah alesya .
tetapi alesya mencoba menenangkan dirinya ,alesya mengambil nafas pelan sebelum ia mendekatkan diri ke lelaki tersebut .
"arkana ! " pekik alesya pelan
Alesya menghampirinya , kini ia berjongkok didepan arkana
Alesya yakin dirinya tidak salah mengenali orang , meski jarang melihat arkana di masa lalu , alesya tetap yakin bahwa yang sedang berbaring itu memang arkana ! .
Salahkan arkana yang memiliki paras tampan bak dewa yunani, sehingga orang tidak mudah melupakannya termasuk alesya .
Mata alesya berkaca-kaca , tangannya bergetar mencoba menyentuh wajah tampan arkana .
Tangan Alesya menelusuri wajah tampan arkana ,ia kemudian menyentuh pipi arkana terdapat luka lembab disana .
kemudian alesya menyentuh bibirnya terdapat luka berdarah di sisi bibir arkana .
Bertemu seseorang yang selalu ada untuknya ternyata membuat hati alesya penuh haru .
alesya bersyukur bisa bertemu dengan arkana secepat ini .
"Ar-arkana " Alesya menepuk pipi arkana lembut , berharap lelaki itu bisa tersadar .
Alesya di liputi rasa khawatir ,ia terus saja menepuk pipi arkana dan mengusap pelan luka yang ada di wajah tampan arkana .
Hap....
Alesya tersentak kaget..
tiba-tiba arkana menahan tangan alesya , matanya bergetar kala melihat mata arkana sudah terbuka .
"Ar-arkana ! " Gumam alesya terbata-bata
Alesya menelan ludah gugup ,tatapan mata arkana sangat tajam ,bisa alesya rasakan lututnya sudah mulai lemas .
Alesya yang tengah berjongkok dengan lemah terduduk ,meski tangannya masih dalam genggaman arkana.
Keduanya saling menatap , suasana mendadak hening , tanpa sadar alesya juga terpesona dengan ketampanan arkana ,apalagi pancaran mata nya , alesya hanyut didalamnya debaran jantungnya terasa menggila .
"M-aaf " dengan canggung alesya melepaskan cekelan tangannya dari arkana .
Arkana mendengus , ia membenarkan posisi tubuhnya , membuat keduanya duduk dalam posisi berhadapan .
"Kam... ah lo gak apa apakan ? " tanya canggung alesya.
Alesya sedikit mencuri pandang , baru kali ini alesya berbicara dengan arkana versi muda , tak bisa di pungkiri alesya terasa gugup .
Apalagi tatapan tajam arkana terasa seperti ingin menguliti alesya tanpa ampun .
Orang yang mengenal arkana dengan dekat pasti menyadari ada yang berbeda dari lelaki tampan itu .
Meski masih memasang wajah tanpa ekspresi tetap saja matanya terlihat memancarkan kelembutan untuk alesya .
Arkana menganguk samar , ia masih betah menatap wajah cantik alesya yang sedang menghawatirkan dirinya.
"ngapain " ucap arkana singkat
"hah ? " alesya menatap arkana bingung
"malam " lanjut arkana
Alesya memegang tengkuknya canggung
"sorry ,,, maksud lo apa ? " tanya alesya hati-hati .
Arkana memalingkan wajahnya , telinganya memerah , berada jarak sedekat ini dengan alesya membuat arkana salah tingkah dan apa ini ? Jantungnya berdetak dengan kencang seperti ingin loncat dari tempatnya.
" arkana "
"Damn! "
arkana menarik nafas kasar , ia kembali melihat alesya , mulutnya sedikit terbuka , hendak berbicara namun tiba tiba ....
Sebuah suara memalukan terdengar ,arkana menatap wajah alesya sudah memerah menahan malunya.
"hehe aku lapar " ucap alesya dengan cengengesannya .
Sudut bibir arkana berkedut , alesya selalu terlihat cantik dan menggemaskan , semua ekspresi wajah alesya selalu menjadi candunya arkana
Apalagi senyuman nya .
senyuman alesya mampu menjadi obat terampuh untuk arkana.
Obat dari segala kehidupan kelamnya.
Alesya sangat malu ditatap sebegitu nya oleh arkana .
sial-sial Kenapa perutnya berbunyi disaat tidak tepat seperti ini sih , alesya tidak henti- hentinya mengumpat dirinya .
alesya menunduk , meski begitu dari sudut matanya terlihat jelas bahwa arkana tengah tersenyum tipis , setipis tisu di bagi dua .
Melihat nya ,alesya semakin menundukkan kepalanya , ia malu benar -benar sangat malu , ia tidak punya muka lagi didepan arkana sekarang .
" lapar hm ? " tanya lembut arkana
"malu .." cicit alesya sebari menutup wajahnya dengan tangan
"alesya " panggil lembut arkana
tolong ..
Jantung alesya bergemuruh kencang, suara arkana saat memanggil namanya begitu lembut , tampa sadar alesya mengangkat kepalanya , ia menatap arkana dengan kebingungan di wajahnya.
Arkana yang melihat ekspresi kebingungan alesya ,membuat ia menggigit pipi bagian dalamnya ,.
arkana gemas sekali ingin rasanya meraup wajah mungil alesya dengan tangan lebarnya .
"lucu " ujar arkana sebari tertawa kecil .
Melihat tawa arkana ,alesya semakin mematung , ia terhipnotis dengan suara tawa arkana , alesya bahkan melupakan rasa malunya barusan .
"lana " panggil arkana
" ya,,, " alesya mengerjap lucu , ia kembali menatap arkana dengan wajah yang kembali memerah .
"lapar hmm ?" tanya arkana sekali lagi
"ah enggak kok , Ini lo kenapa ar ? kok bisa luka kaya gini sih ? " tanya alesya sambil menunjuk sudut bibir arkana dengan ragu .
Arkana tidak menjawab pertanyaan alesya, ia justru beranjak dari posisinya .
Alesya pun ikut berdiri ,netranya masih mengamati gerak gerik arkana .
"sini " perintah arkana
"hah ? " alesya kembali terbengong
arkana kemudian mendekati alesya dan menepuk baju bagian belakangnya alesya
" kotor " lanjut arkana
Alesya hanya bisa bengong dengan tindakan arkana yang di luar dugaan .
Kemudian tanpa kontrol mulut alesya memanggil nama arkana
"arkana " panggil alesya dengan kikuk
Alesya ingat dirinya dengan arkana jarang sekali bertegur sapa .
Alesya hanya ingat bahwa arkana hanya teman sekelasnya yang tidak tersentuh dan memiliki tatapan tajam , sifat yang sedingin es .
Alesya bahkan sedikit takut saat harus berdekatan dengan arkana, tapi jika mengingat ucapan arkana di kehidupannya yang lalu .
alesya menekan rasa takut dihatinya , alesya percaya bahwa arkana baik dan akan selalu baik .
"ayo "
"hah ?" alesya memiringkan kepalanya ,menatap arkana dengan heran
"makan " ujar arkana tanpa menatap alesya
Alesya hanya diam dengan raut wajah kebingungannya , arkana berbicara singkat dan tidak jelas.
"ckk " arkana berdecak pelan , tanpa aba-aba ia menarik tangan alesya dengan lembut
"ehhhh " alesya terkesiap .
tanpa sadar ia malah memegang pergelangan tangan arkana
Arkana berjalan menuju mobil alesya, ia membuka pintu mobil , arkan kembali menatap alesya dengan tatapan elang nya.
"masuk "
"hah?"
Arkana menatap dengan mata menyipit , alesya yang merasa terintimidasi langsung masuk kedalam mobil .
Melihat patuh alesya , arkana tersenyum puas , ia berjalan memutar mobil , kemudian masuk kedalam kursi kemudi .
kurang rapi plagiatnya wkwkwkwk
yang lanjutan kisah ini