Follow ig : @dsifaadian_
Tik tok : @dsifaaadian_02
Kebodohan yang dimiliki Violetta Arora adalah menikahi Kiev Arron. Meski telah menikah selama tiga tahun, Kiev tidak pernah mencintainya dan hanya mencintai Wanita dimasa lalunya yaitu Alieca.
Berbagai cara dilakukan Violet untuk mendapatkan hati Kiev, meski dia harus menurunkan harga dirinya sebagai tuan putri Arora. Pada akhirnya, Violet sadar dan berdiri kembali tanpa melihat Kiev kemudian memutuskan bercerai. Mengembalikan nama Nona muda Violetta Arora yang sempat buruk dimata masyarakat karena mengejar Kiev Arron dan mencintainya secara sepihak serta berlebihan.
Violet meraih kembali kesuksesannya sebagai Desainner ternama, bukan hanya itu, ia juga akan merebut kembali posisi sebagai tuan putri Arora yang terhormat.
Lantas, kemanakah hati Violet kembali berlabuh setelah patah hati dan membalas orang-orang yang menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Makan siang
"Eh, kamu sudah kembali."
Violet tidak menyadari siapa yang duduk didepannya, dia berfikir Felix yang kembali dari toilet.
"Kamu menungguku?"
Eh tunggu! Violet tertegun sampai menghentikan sejenak mengunyah makanannya. "Suara itu..."
Violet mendongak dan terkejut, melihat Felix justru berubah menjadi Kiev.
"Kamu!" Violet melihat kesana kemari, dia tidak menemukan Felix dan hanya melihat Asisten pribadi Kiev yang duduk tidak jauh darinya.
"Bagaimana bisa kamu ada disini?" Violet bingung.
Tentu saja, tadi dia bersama Felix. Padahal Felix sudah pergi dari tadi, tapi kenapa belum kembali juga.
"Aku..." Kiev tidak mungkin jujur kalau dia sengaja menyusul Violet. "Kebetulan liwat!"
Violet menyipitkan matanya dan menelisik Kiev, dari tatapannya, Kiev sepertinya berbohong.
Tapi, tidak mungkin juga Kiev sengaja menyusulnya untuk makan siang. Kiev kan tidak mencintainya.
Violet mengangguk percaya begitu saja dengan jawaban Kiev. "Oh ya, kamu nggak boleh duduk disana. Sebaiknya kamu cari meja lain, karena kursi itu sudah ada yang menepati!" Kata Violet.
Kiev mana perduli. Justru dia semakin senang duduk dikursi itu, karena tidak ingin Violet duduk bersama pria lain.
"Oh ya? Bukannya ini tempat umum? Siapapun boleh duduk disini kan?" Kiev menantang sambil bersandar dan melipat tangannya diperut.
Violet melotot mendengar jawaban Kiev. "Aku yang memesan meja ini lebih dulu!" Ketus Violet.
"Kalau aku tidak mau pergi, kau mau apa?" Kiev menaikkan sebelah alisnya.
"Dasar keras kepala!" Violet mengumpat kesal. Percuma dia berdebat dengan pria dingin yang arogan seperti Kiev, seperti biasa, Kiev selalu tidak akan mengalah dan menang sendiri.
Lagi pula, kenapa Felix lama sekali tidak muncul kembali. Padahal sudah hampir satu jam, 'Apa Felix kenapa-kenapa ditoilet?' Tiba-tiba saja Violet jadi Khawatir.
Bukan apa-apa, tadi kan mereka pergi bersama, kalau sesuatu terjadi pada pria itu, Violet juga takut disalahkan.
Violet meraih ponselnya diatas meja lalu menghubungi Felix. Untung saja Felix sempat mengirim pesan padanya meski belum Violet Save.
Sikap Violet yang khawatir tentu saja tak luput dari perhatian Kiev. "Kamu kenapa?" Kiev bertanya.
Violet sedang menelfon Felix, namun tak kunjung diangkat. Dia tidak menggubris pertanyaan Kiev.
"Sial!" Kiev mengumpat.
Tak lama kemudian, sambungan teleponnya tersambung.
"Apa masih lama?" Tanya Violet.
"Oh, astaga. Aku lupa belum mengabarimu. Aku ada urusan mendadak, maaf ya, aku sudah pergi. Aku lupa belum menghubungimu!"
Violet mendengus kesal. Bisa-bisanya dia dipermainkan seperti ini, tidak Kiev dan sekarang Felix. Mereka sama saja.
"Oke. Tidak masalah. Urus saja pekerjaanmu!" Sahut Violet. Dia lalu mematikan telepon sebelum Felix selesai menjawabnya.
Diam-diam, Kiev menahan senyumnya karena melihat Violet yang terlihat masam.
"Kenapa? Kekasih barumu meninggalkanmu? Makanya, jangan sembarang mencari pria!" Ejek Kiev merasa lega, setidaknya Violet merasa kecewa dengan pria baru itu.
Violet meletakkan ponselnya diatas meja, dia menatap Kiev seolah balik menantang. "Kenapa? Kamu cemburu?"
Apa? Cemburu? Kiev jadi gusar. Tidak mungkin dia cemburu dengan pria lain yang mendekati Violet.
Tidak! Dia kan tidak mencintai Violet, kenapa harus cemburu? Kiev hanya tidak mau Violet bertemu pria yang salah.
"Omong kosong apa itu! Mana mungkin aku cemburu!" Kiev meraih soda yang entah milik siapa, lalu meneguknya sampai tinggal setengah gelas.
Violet teertawa kecil. Kiev itu sangat sombong dan tidak pernah berubah. Dan Violet akui mana mungkin Kiev cemburu padanya. Meskipun terlihat Kiev seperti seseorang yang sedang cemburu. 'Ah, tidak mungkin!'.
"Kamu nggak jijik? Minuman itu bekas pria yang bersamaku!" Violet tertawa pelan.
Uhuk!
Uhuk!
"Apa? Sialan! Kenapa kamu tidak bilang?"