Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03 Nikah Kontrak
"Aku tidak pernah menghubungi manajermu , siapa yang mengirimmu datang .?" bersama dengan kalimat terakhirnya Maxsim melangkah mendekat membuat Anggita melangkah mundur .
Anggita merasa tertekan dan panik ketika Maxsim curiga terhadapnya . Namun karena dirinya telah di cap sebagai orang yang datang dengan tujuan , maka dia tidak perlu lagi bersembunyi .
Anggita memberanikan diri., mendekatkan wajahnya , lalu meniup telinga Maxsim dengan nafasnya yang hangat . Menurut yang dia tahu dari internet , hal semacam itu bisa membangkitkan hasrat pria .
Anggita bertaruh segalanya demi perawatan Anjas , adik satu satunya . Bahkan jika harus mengorbankan sesuatu hal yang sangat berharga dalam hidupnya pun dia rela .
Usaha Anggita berhasil. Tubuh Maxsim berhasil tegang , saat nafas hangat Anggita menjamah telinganya . Maxsim memejamkan matanya lalu perlahan dia mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu tepat di telinga Anggita .
"Tidak ada jalan mundur setelah kamu melakukan ini . Kau tahu siapa aku , bukan ?." ucap Maxsim .
Jujur ada perasaan takut saat mendengar kalimat dari mulut Maxsim itu . Pria di depannya ini terkenal dengan arogansi dan kekejamannya . Berurusan dengan nya adalah suatu yang sangat harus di hindari semua orang . Namun sekali lagi Anggita mengingatkan diri nya sendiri tentang kondisi Anjas .
"Saya tahu ,Anda adalah Maxsim Samudra ,Seorang ceo dari perusahaan Birth and meeting Group . Orang terkaya di kota J . Itu juga alasan saya kenapa datang mencari anda ."
"Baiklah , kamu sendiri yang datang , jadi jangan pernah menyesal ."
Maxsim yang telah di pengaruhi oleh alkohol pun sudah tidak bisa menahan hasratnya . Ketika melihat wanita cantik yang datang ke ruangannya .
Malam itu mereka berdua menghabiskan malam bersama . Di sebuah kamar yang gelap ,bersatu dalam kenikmatan dan kehangatan .
Pagi harinya Anggita terbangun langsung di suguhi oleh pemandangan kamar yang sangat berantakan , pakaian berserakan di lantai dan juga noda merah di kasurnya .
Tidak perlu mencari tahu dari mana asal noda merah itu ,Anggita sudah tahu . Tidak lain dan tidak bukan adalah darah keperawanannya .
Tentu saja Anggita sedih saat memikirkan suatu hal yang telah dia jaga selama ini di ambil oleh pria asing . Namun kembali lagi kepada tujuan awal nya . Semua ini adalah keputusannya demi perawatan adiknya Anjas , tidak ada yang harus di sesali .
Sebentar Anggita mengedarkan pandangannya ke sekitar . Dia baru sadar tidak ada orang di sampingnya .kening Anggita bertahap mengerut , tapi setelah mendengar suara gemericik air dia bernafas dengan lega .
Dia telah mengorbankan suatu yang sangat berharga baginya . Jangan sampai Maxsim meninggalkan dirinya sendirian karena tidak mau bertanggung jawab .
Sekitar sepuluh menit kemudian , Maxsim keluar dengan balutan jubah mandi . Dia mengeringkan rambutnya yang basah sambil berjalan ke arahnya .
"Tanda tangani kontrak ini . Setelah itu kita pergi ke biro catatan sipil ."
Anggita mengangkat wajahnya , mendadak kepalanya menjadi kosong , mendengar ucapan pria di depan nya .
"kontrak , biro catatan sipil ? Sebenarnya apa yang pria ini bicarakan ?." Gumam Anggita , dia mengambil selembar kertas yang ada di atas nakas , pupil matanya bergerak ke kanan dan ke kiri membaca setiap kata demi kata .
Satu menit kemudian dia mengangkat wajahnya sambil menyusupkan selembar kertas kontrak itu ke bawah bantalnya .
"Aku tidak ingin kamu bertanggung jawab seperti ini , cukup kamu beri aku uang dan kita tidak akan saling berhubungan lagi ."
Tidak pernah terpikirkan oleh Anggita untuk Maxsim agar bertanggung jawab dan mengajaknya menikah setelah malam yang mereka lalui .bahkan dalam mimpi sekalipun , dia terlalu takut untuk membayangkannya .
Jawaban Anggita tentu saja membuat Maxsim menaikan alisnya . Di saat semua wanita ingin berusaha untuk menarik perhatiannya dan ingin menjadi wanitanya . Tapi wanita ini dengan terang terangan menolaknya . Apa otak wanita ini telah kemasukan air alkohol ?.
"Dengar ya , Anggita Dewi Asmara . Kita akan menikah selama 2 tahun . Selama dua tahun aku akan mencukupi dan memenuhi segala kebutuhanmu dalam kurun waktu itu . Tempat tinggal , uang bulanan dan lain lain nya . Detailnya ada di lembar kontrak ke dua ."
Anggita terkejut saat Maxsim mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya . Tapi keterkejutan Anggita perlahan menghilang setelah ingat siapa sosok Maxsim Samudra yang ada di depannya .
Anggita kembali mengambil lembaran kontraknya , dan melihat dan membaca lembar ke dua yang di maksud Maxsim . Di sana di jelaskan apa saja kewajiban nya selama kontrak berlangsung .
Tidak boleh membantah perintah pihak pertama . Pihak kedua akan tinggal di vila milik pihak pertama . Dan Pihak ke dua memiliki hak penuh atas kepemilikan vila selama kontrak berlangsung .
Selain itu pihak pertama akan mengirim uang bulanan seratus juta perbulan kepada pihak ke dua . Tidak termasuk uang makan atau kebutuhan pokok lain yang akan di tanggung oleh pihak pertama .
Pihak kedua tidak perlu melakukan apapun untuk pihak pertama . Tetapi ketika pihak pertama datang pihak ke dua harus bersiap untuk melayani pihak pertama dengan baik . Pihak kedua boleh menolak kontak seksual dalam keadaan tertentu .tapi tidak terbatas pada alasan tidak masuk akal lainnya .
"Aku pikir semua sudah jelas , segeralah bersiap . Satu jam lagi kita akan pergi ke Biro catatan sipil ."
Anggita menarik nafas ingat kejadian setahun yang lalu bagaimana dia bisa hidup bersama Maxsim Samudra sebagai suami kontraknya .
***
"Anggita ?"
Anggita baru saja sampai di tempat kerjanya . Teman satu departemennya yang bernama Rosa telah menunggu di kubikelnya .
Wanita yang rambutnya di ikat ekor kuda itu segera menarik tangan Anggita setelah meletakkan tasnya .
"Pak Narendra sudah menunggu di ruangannya sejak dua puluh menit yang lalu . Dia terus marah marah karena dokumen yang akan menjadi bahan rapat ada bersamamu ." ucap Rosa .
Anggita menepuk keningnya sendiri dengan kesal . " Benar Aku hampir lupa dengan dokumennya itu ." seketika dia menjadi panik .
"Kau ini , benar benar sangat ceroboh .apa kamu semalam tidur terlalu larut malam sehinga telat bangun dan kamu datang terlambat ?." tanya Rosa bersungut sungut .
Anggita hanya bisa menundukan kepalanya mengingat dengan apa yang terjadi kemarin malam , dan dia tidak mau menjawab pertanyaan Rosa .karena Rosa adalah orang yang paling dekat dengan Anggita .
Pak Narendra adalah Bos perusahaan moonlight group . tempat mereka bekerja , dan mencari Rosa sebagai tempat pelampiasan karena keterlambatan Anggita datang ke perusahaan . Hampir 15 belas menit Rosa mendengarkan ocehan dari bosnya ,menanggung sesuatu hal yang tidak pernah dia lakukan .
Anggita yang mendengar keluh kesah dari sahabatnya , segera meminta maaf ."Maafkan aku ya ? Nanti saat jam makan siang aku traktir kamu , sebagai permintaan maaf dariku ?." ucap Anggita .
"Hanya mentraktir makan saja .?" tanya Rosa dengan kedua alis naik ke atas seakan dia mengharap sesuatu yang lebih dari Anggita .