NovelToon NovelToon
QUENN OFF ASSASINS

QUENN OFF ASSASINS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia
Popularitas:507
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Ariella, seorang wanita muda yang dipilih untuk menjadi pemimpin organisasi pembunuh terkemuka setelah kematian sang mentor. Kejadian tersebut memaksanya untuk mengambil alih tahta yang penuh darah dan kekuasaan.

Sebagai seorang wanita di dunia yang dipenuhi pria-pria berbahaya, Ariella harus berjuang mempertahankan kekuasaannya sambil menghadapi persaingan internal, pengkhianatan, dan ancaman dari musuh luar yang berusaha merebut takhta darinya. Dikenal sebagai "Queen of Assassins," ia memiliki reputasi sebagai sosok yang tak terkalahkan, namun dalam dirinya tersembunyi keraguan tentang apakah ia masih bisa mempertahankan kemanusiaannya di tengah dunia yang penuh manipulasi dan kekerasan.

Dalam perjalanannya, Ariella dipaksa untuk membuat pilihan sulit—antara kekuasaan yang sudah dipegangnya dan kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jauh dari bayang-bayang dunia pembunuh bayaran. Di saat yang sama, sebuah konspirasi besar mulai terungkap, yang mengancam tidak hanya ker

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Bayang-Bayang yang Tak Terlihat

Hari-hari berlalu setelah konferensi internasional yang mengguncang dunia, tetapi meskipun mereka telah merayakan kemenangan mereka, ketegangan di hati Ariella belum mereda. Dunia mungkin telah tahu tentang Project Dominion, tetapi di dalam dirinya ada sebuah perasaan yang tak bisa dia hilangkan. Seperti ada sesuatu yang lebih besar yang sedang bergerak di luar pandangan mereka, sesuatu yang lebih gelap dan lebih berbahaya dari Leonard.

Ariella tidak bisa melupakan perasaan aneh yang menghantuinya. Seolah-olah bayang-bayang dari kekuatan yang lebih besar sedang mengejarnya, menunggunya di setiap sudut. Terkadang, dalam kesendirian malam, dia bisa merasakannya—bahwa ancaman belum benar-benar berlalu. Dunia ini telah berubah, tetapi apakah itu perubahan yang lebih baik?

Hari itu, seperti biasa, Ariella berdiri di balkon kamar hotelnya di kota besar, memandangi langit yang semakin gelap. Di belakangnya, Alex masuk ke dalam ruangan, dengan wajah serius, sebuah amplop putih di tangannya.

“Ariella, kita perlu bicara,” kata Alex, suaranya penuh ketegangan.

Ariella menoleh, membaca ekspresi di wajah Alex yang penuh kecemasan. “Ada apa, Alex?”

Dia menyerahkan amplop itu pada Ariella. “Ini datang beberapa jam yang lalu. Dari sumber yang tak dikenal.”

Ariella membuka amplop itu dengan hati-hati, membaca surat yang ada di dalamnya. Di atas kertas itu, hanya ada beberapa kata yang membuat darahnya berdesir dingin.

“Kau belum selesai, Ariella. Mereka masih mengawasi.”

Ariella menggenggam kertas itu erat-erat, matanya menyipit tajam. "Mereka? Siapa?"

Alex menatapnya dengan ekspresi yang tak terbaca. “Aku tidak tahu. Tapi ini artinya, ada sesuatu yang lebih besar dari Leonard yang masih mengintai kita. Seseorang atau sesuatu yang tidak ingin kita temukan.”

Suasana menjadi berat. Liana yang berada di sisi lain ruangan, ikut mendekat, membaca surat itu dengan cemas. “Kita harus segera bertindak. Ini bisa berarti bahwa ada kelompok lain di luar sana yang memiliki agenda yang lebih gelap dari yang kita duga.”

Ariella mengangguk perlahan, matanya yang tajam kini menatap ke luar jendela, seperti mencari jawaban di antara gedung-gedung pencakar langit yang kini tampak seperti bayang-bayang kosong. “Kita harus menemukan mereka, Alex. Siapapun ini, kita tidak bisa membiarkan mereka memanipulasi dunia lagi.”

---

Pelacak dalam Bayangan

Malam itu, mereka mulai bergerak, melakukan investigasi untuk mencari tahu siapa yang mengirimkan pesan tersebut dan apa yang tersembunyi di baliknya. Liana kembali menggali data dari sumber-sumber yang tersembunyi di jaringan internasional, sementara Rael mencoba menyusup ke dalam kelompok-kelompok yang lebih dalam, mencari petunjuk tentang siapa yang ada di balik bayang-bayang ini.

Hari demi hari, tekanan semakin meningkat. Ketegangan terasa di antara mereka, seiring semakin banyaknya informasi yang mereka kumpulkan. Ada sebuah kelompok yang lebih kuat, lebih terorganisir daripada yang pernah mereka temui sebelumnya, kelompok yang telah lama beroperasi di balik layar. Mereka dikenal sebagai The Obsidian Circle, sebuah organisasi rahasia yang memiliki jaringan di seluruh dunia, dengan tujuan yang jauh lebih mengerikan daripada sekadar kekuasaan.

Ariella merasa seperti sebuah bayangan mengikuti setiap langkahnya. Mereka berhasil mengidentifikasi beberapa petunjuk penting, namun mereka tahu bahwa mereka sedang bermain dengan api. The Obsidian Circle tak hanya berurusan dengan politik dan kekuasaan, tetapi dengan eksperimen-eksperimen gelap yang melibatkan genetika, bioteknologi, dan teknologi yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Di tengah penyelidikan ini, mereka menemukan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan mereka adalah dengan menyusup ke dalam organisasi itu sendiri. Namun, itu berarti menghadapi bahaya yang belum terbayangkan sebelumnya. Ariella memandang rekan-rekannya dengan tatapan serius. Mereka sudah melangkah terlalu jauh untuk mundur sekarang.

"Ini akan menjadi misi terbesar kita," kata Ariella, matanya bersinar dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus masuk ke dalam inti organisasi mereka. Kita harus tahu apa yang mereka rencanakan.”

Alex mengangguk. "Aku akan mempersiapkan semua yang kita butuhkan. Ini bukan hanya tentang melawan mereka, ini tentang menggali ke dalam kegelapan mereka."

Rael, yang selama ini bergulat dengan ketidakpastian dirinya, berdiri dengan penuh keyakinan. “Kita akan melakukannya. Tidak ada yang bisa menghentikan kita.”

---

Penyusupan ke dalam Kegelapan

Beberapa minggu kemudian, mereka berhasil menyusup ke markas The Obsidian Circle. Fasilitas tersebut terletak di sebuah daerah terpencil yang terlindungi ketat, dilindungi oleh pasukan pribadi dan sistem keamanan yang tidak bisa ditembus. Namun, dengan keterampilan mereka yang tajam dan peralatan canggih yang mereka bawa, mereka berhasil masuk tanpa terdeteksi.

Namun, semakin dalam mereka menyusup, semakin besar bahaya yang mereka hadapi. Setiap langkah mereka di dalam markas itu terasa seperti sebuah taruhan hidup mati. Meskipun mereka dapat menghindari jebakan dan kamera pengawas, ada sesuatu yang aneh. Seperti ada yang mengawasi mereka, mengikuti jejak mereka dengan cermat.

“Ariella, hati-hati,” bisik Alex melalui komunikasi yang terhubung. “Sesuatu tidak beres di sini. Aku merasa seperti kita sedang dipantau.”

Ariella mengangguk, mencoba untuk tidak menunjukkan ketegangan yang menggerogoti dirinya. “Terus maju. Kita harus menemukan ruang kendali utama.”

Namun, sebelum mereka bisa mencapai ruang kendali, mereka terperangkap. Pasukan elit Obsidian Circle tiba-tiba muncul, menyerang dengan kecepatan luar biasa. Ariella dan timnya dipaksa untuk bertempur dengan kekuatan penuh, namun pasukan itu tak hanya kuat, tetapi juga dilatih dengan sangat baik. Mereka tahu bagaimana cara menyerang tanpa ampun.

“Aku tidak akan menyerah,” teriak Ariella, suaranya keras dan penuh emosi, saat dia bertarung dengan tangan kosong melawan lawannya. Setiap gerakan yang dia lakukan dipenuhi dengan keputusasaan dan tekad untuk melindungi orang-orang yang dia cintai.

Ledakan mengguncang seluruh ruangan saat Rael meledakkan dinding untuk memberi mereka ruang melarikan diri. “Kita tidak punya banyak waktu!” teriaknya.

Mereka berlari secepat mungkin, menuju ruang kendali utama, yang kini berada di ujung jalan. Namun, ketika mereka akhirnya sampai di sana, mereka menemukan sesuatu yang mengejutkan—The Obsidian Circle telah lebih maju dari yang mereka duga. Mereka tidak hanya mengendalikan teknologi dan politik, tetapi juga militer, menciptakan senjata biologis yang dapat mengendalikan pikiran manusia. Dan di dalam fasilitas ini, mereka telah mengembangkan senjata yang lebih mematikan dari apapun yang pernah mereka bayangkan.

Ariella menatap layar yang menunjukkan hasil eksperimen yang mengerikan. “Mereka tidak hanya mencoba mengendalikan dunia. Mereka berencana mengubahnya.”

Dengan perasaan hancur, Ariella tahu bahwa mereka hanya memiliki satu kesempatan untuk menghentikan The Obsidian Circle. Namun, waktu mereka semakin sempit.

"Kita harus menghancurkan semuanya sekarang juga," kata Ariella dengan suara tegas, bertekad untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Namun, di balik kata-katanya, ada perasaan cemas yang mendalam. Karena dia tahu—pertarungan ini belum berakhir. Bahkan baru dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!