Jangan lupa tambahkan ke rak favorit ya! Like, komen, kasih ulasan dan ikuti sebelum membaca.
Di usahakan jangan baca lompat-lompat ya!
...
Novel ini merupakan sekuel Di Anggap Mandul, Hamil Setelah menikah Lagi!
Karena rasa cemburu kepada semua kakanya yang masing-masing sudah memiliki kehidupan barunya, dan merasa sudah tidak dipedulikam lagi, gadis bernama Emillie Mahendra Alexander.
Memutuskan menjauh dari keluarganya, dengan alasan ingin mandiri, namun kejadian malang menghampirinya.
Terjatuh kejurang, dan dikabarkan sudah meninggal, padahal ia masih hidup, di tolong seseorang.
Saat membuka mata, gadis itu merasakan bingung, karena tidak mengingat apapun.
"Aku dimana,"
Jangan lupa like, vote, dan ikuti yaw...
instagram:Coretanluka65
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diluar dugaan
Seorang wanita paruh baya, langsung memeluk Elisha, dengan tangisannya yang terdengar.
Elisha menatap bingung, kepada semua orang, apalagi saat ia menatap Zayn, seolah-olah Elisha meminta penjelasan.
"Tante, ada apa?" tanya Elisha, memberanikan, membuka suaranya.
Lalu Aira melepaskan pelukannya, menatap Elisha sangat dalam.
"Kenapa kamu katakan itu dengan mommy, nak," ucap Aira.
"Mommy?" ucap Elisha bingung.
"Sayang, jangan bersikap seperti ini, dia akan bingung," ucap Samudra, menenangkan sang istri.
"Om, yang waktu itu beli bunga ditempat aku bekerjakan?" tanya Elisha.
"Iya, kamu masih mengingatnya," jawab Samudra tersenyum.
"Ingatlah, kan belum lama," ujar Elisha tersenyum.
"Elisha.." panggil Siska.
Lalu Elisha menatap Siska.
"Bu, ada apa ini?" tanya Elisha, mendekati Siska, dan sembunyi dibelakang Siska.
"Ini semua keluargamu, nak," ucap Siska.
"Keluarga?" sahut Elisha, tak percaya.
"Iya, mereka keluargamu, ternyata kamu anak dari teman ibu," ucap Siska.
Elisha menggeleng tak percaya, selama ini ia beranggap, kalo keluarganya tidak mencari dirinya.
"Tidak bu, aku tidak memiliki keluarga selain ibu dengan Amar," ucap Elisha.
Sontak membuat semua keluarga disana kebingungan.
"Jangan katakan itu, ibu hanya menemukan kamu, disaat kamu terbawa arus sungai," jawab Siska.
Elisha menggelengkan kepala.
"Emillie, kamu adik kita, jangan katakan itu, nanti mommy sedih," ucap Arthur.
"Kamu siapa? Aku tidak mengenal kamu," ujar Elisha.
"Anda kan, yang sudah meracuni otak adik saya, agar dia tidak mengenal kami lagi," tuduh Arthur, kepada Siska.
"Jangan membentak ibu saya, dia tidak bersalah," sahut Elisha, membela Siska.
"Lagian, aku ini Elisha, bukan Emillie, adik kalian," lanjut Elisha lagi.
"Apa yang sudah dia katakan, sampai kamu tidak mengingat kami, otak kamu diracuni dia, hah!" bentak Arthur.
"Maaf, tapi aku tidak mengenal kalian," jawab Elisha.
"Katakan dengan kami, apa yang sudah kau katakan dengan Emillie," bentak Arthur, kepada Siska.
Panas hati Amar, saat melihat sangat ibu dibentak oleh orang lain, namun Siska menahan tangan Amar, dan menatap Amar.
"Emillie, dia itu wanita yang sudah merusak kehidupan mommy kita dimasalalu," ucap Arthur.
"Siapa mommy, aku tidak mengenalnya," ujar Elisha.
"Sadar Em, kamu sudah diracuni oleh wanita perusak itu," ucap Arthur.
"Aku memang pernah merusak kebahagiaan ibu kalian dulu, tapi aku sudah berubah, tidak mengulangi perbuatan buruk lagi, jangan membawa masalah lama kami, karena itu tidak ada sangkut pautnya," sahut Siska.
"Kata siapa tidak ada sangkut pautnya, tidak menutup kemungkinan, anda ingin merusak kehidupan mommy saya lagi, karena kami hidup bahagia," jawab Arthur.
"Jangan dengarkan perdebatan mereka, ya," ucap Brice, memeluk Elisha.
"Kamu siapa?" tanya Elisha.
"Aku kakamu, Brice," jawab Brice tersenyum.
"Kakak, aku tidak mempunyai kakak," ucap Elisha.
"Sekarang kamu tidak mengingat kami, tapi nanti kamu akan mengingatnya," ujar Brice.
Elisha melepaskan pelukan Brice, karena Elisha tidak nyaman.
"Bu, ayo pulang," ajak Elisha.
"Tunggu!" ucap Samudra.
"Apa kamu benar tidak mengingat kami?" tanya Samudra dengan perasaan sedih.
"Om, tapi aku benar-benar tidak mengenal kalian, seharusnya kalo memang keluarga, aku akan sedikit mengingat kalian, tetapi ini tidak," jawab Elisha.
"Nak tolong ingat lagi, kami ini keluargamu," ujar Aira, memohon kepada Elisha.
"Maaf tante, aku tidak mengingat apapun," jawab Elisha.
"Tolong Emillie, ingat mommy," pinta Aira.
"Maaf tante, aku harus pergi," pamit Elisha.
"Bu, ayo kita pulang," ajak Elisha.
Lalu Siska mengangguk, karena sekarang kondisinya sedang tidak baik-baik saja, akhirnya Siska berpamitan dengan Aira.
Lalu mereka keluar dari rumah tersebut, Aira sudah memohon agar sang anak tidak meninggalkannya, namun Elisha tetap dengan pendiriannya.
"El, tunggu!" panggil Zayn.
"Ada apa lagi, Zayn?" tanya Elisha.
"Kamu marah denganku?" tanya Zayn.
"Tidak," jawab Elisha.
"Kalo tidak marah, kenapa wajahmu seperti itu," ucap Zayn.
"Aku tidak percaya dengan apa yang kamu lakukan, ternyata kamu menjebak aku," jawab Elisha kecewa.
"Menjebak, maksudmu?" tanya Zayn bingung.
"Kamu membawaku, hanya untuk melihat, keluargamu memaki ibu Siska," jawab Elisha.
"Tidak, aku tidak ada maksud kesana, hanya saja kejadian ini diluar kendali aku," jawab Zayn.
"Aku kecewa denganmu, Zayn," ucap Elisha.
"Mulai detik ini, jangan temui aku lagi," ujar Elisha.
"El.." ucap Zayn terpotong.
"Aku sangat membenci dirimu, Zayn," ujar Elisha.
"Emillie.." panggil Arthur.
"Jangan tinggalkan rumah ini," perintah Arthur.
"Kamu siapa, menyuruh aku?" kata Elisha.
"Sadar Emillie, wanita yang bersamamu, bukan wanita baik-baik," ucap Arthur.
"Lancang sekali ucapamu, mengatakan ibuku seperti itu," jawab Elisha.
"Dia bukan ibumu, ibumu yang berada dirumah," bentak Arthur.
"Aku tidak memiliki keluarga, makanya sekarang ibu Siska menjadi ibuku," ucap Elisha.
"Sadar Em, di masalalunya dia jalang, dan kamu tidak pantas hidup satu rumah dengannya," ucap Arthur.
Plak..
"Jangan mengatakan hal itu kepada ibuku," kata Elisha.
Arthur menyentuh pipinya, untuk yang pertama kalinya, ia tampar oleh wanita yang ia anggap adiknya.
"Ini dampaknya, kamu hidup dengannya, tidak tahu diri, keras kepala, Emillie tidak seperti ini," ucap Arthur.
"Aku bukan adikmu," jawab Elisha, yang sudah muak dengan drama keluarga ini.
"Kita ke RS, kita buktikan kalo kita ini saudara," ucap Arthur.
"Tidak, aku tidak mau," tolak Elisha.
"Biar kamu percaya, dan meninggalkan wanita rendah itu," ucap Arthur.
Panas hati Amar, mendegar Arthur mengatakan hal yang tidak baik tentang ibunya, meskipun Amar tahu, dimasalalu, sang ibu melakukan semua itu, tapi Arthur tidak berhak mengungkitnya.
Bugh..
Amar menendang perut Arthur, namun Arthur tidak lemah, ia langsung menendang Amar.
Terjadi perkelahian ditempat itu.
"Ar, hentikan," teriak Alina.
Alina mencoba menghentikan aksi Arthur, namun tidak bisa.
"Ar, perutku sakit," keluh Alina.
Mendengar itu Arthur langsung mendekati Alina, memastikan sang istri tidak kenapa-kenapa.
"Hentikan Ar," ucap Alina.
Arthur menghela nafas, mengatur nafasnya.
"Aku tidak akan melupakan penghinaan ini, aku akan selalu mengingat ucapanmu," ujar Elisha, lalu Elisha pulang dengan Siska.
"Kenapa semuanya menjadi berantakan seperti ini," bisik Zayn.
"Ini diluar rencanaku, maksudku menyuruh tante Siska dengan anaknya kesini, bukan untuk berantem seperti ini," ucap Avrard.
"Semuanya menjadi berantakan, dan sekarang Emillie membenciku," ucap Zayn.
"Sabar, semoga kedepannya membaik," ujar Avrard.
Zayn hanya menghela nafas berat..
"Ar, seharusnya kau menahan emosi, tidak memaki tante Siska seperti itu, kau tahu, ingatan Emillie masih belum stabil," ucap Zayn.
"Aku tidak bisa menahan emosi, saat Emillie mengatakan tidak mengenal mommy, dan dia malah mengakui wanita itu ibunya," jawab Arthur.
"Aku tahu, tapi untuk sekarang, maklumin dulu kondisinya, karena dia tidak sadar, siapa dirinya," ujar Zayn.
Arthur menghela nafas, ia menyesal karena tidak bisa menahan amarahnya.
***
(maaf ya bukan buat authornya)
terlalu gegabah mengedepankan ego
Semoga kalian tetap suka dengan cerita aku❤️
ksh elisha sembuh dr hilang ingatannya
😊
triple gitu kak
authornya pun ramah dan asik
semangat authorku
tp aku lupa apakah dia sahabatnya Aira jg atau Fera atau apa
aisss
..