NovelToon NovelToon
Jejak Di Balik Kabut

Jejak Di Balik Kabut

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Penyeberangan Dunia Lain / Permainan Kematian / Penyelamat / Pendamping Sakti
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Anggun juntak

dibaca aja ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayang-bayang Di Dalam Gua

Langkah kaki Arka dan Maya bergema di dalam gua. Dindingnya dipenuhi ukiran-ukiran aneh, seperti simbol dan gambar-gambar kuno. Beberapa menunjukkan manusia yang tampak sedang berlutut di hadapan sesuatu yang besar dan bercahaya.

“Lihat ini,” bisik Maya sambil menunjuk salah satu ukiran. “Apa menurutmu ini menceritakan sesuatu?”

Arka menyorotkan obornya lebih dekat. Gambar itu menunjukkan seorang pria yang memegang peta seperti milik mereka, dikelilingi oleh lingkaran cahaya.

“Dia seperti sedang mencari sesuatu,” gumam Arka. “Tapi apa yang ia temukan?”

Sebelum Maya sempat menjawab, suara langkah kaki terdengar dari belakang mereka. Keduanya membeku.

“Arka…” bisik Maya dengan suara bergetar.

Arka memutar tubuhnya dengan cepat, menyorotkan obor ke arah suara itu. Namun, tidak ada siapa pun di sana. Hanya kegelapan yang menyelimuti lorong gua yang panjang.

“Kita tidak sendirian,” kata Maya, menggenggam lengan Arka erat.

“Ayo terus jalan,” sahut Arka dengan suara tegas, meskipun hatinya berdebar kencang.

Mereka melangkah lebih dalam ke dalam gua, melewati lorong-lorong bercabang. Aneh sekali, pikir Arka, karena setiap kali mereka harus memilih jalan, ia selalu merasa ada sesuatu yang menuntunnya. Ia tidak tahu apa, tapi instingnya mengatakan untuk terus maju.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah ruangan besar. Di tengahnya, ada sebuah altar batu yang dihiasi ukiran simbol seperti di peta mereka. Di atas altar itu, tergeletak sebuah benda bercahaya—sebuah bola kristal yang memancarkan sinar lembut.

“Apa itu?” tanya Maya, matanya terpaku pada bola kristal itu.

Arka mendekati altar, merasa tertarik oleh sinarnya. Tapi saat ia hendak menyentuh bola kristal itu, suara berat menggema di dalam ruangan.

**“Berhenti!”**

Keduanya melompat mundur, mencari asal suara. Dari bayang-bayang di sudut ruangan, muncul sosok tinggi berjubah hitam. Wajahnya tertutup oleh kain gelap, hanya sepasang mata tajam yang terlihat.

“Siapa kau?” tanya Arka, mencoba menyembunyikan rasa takutnya.

Sosok itu tidak menjawab, melainkan berjalan perlahan mendekati mereka. “Apa yang kau cari di sini, wahai pengembara?”

“Kami hanya mengikuti peta ini,” kata Arka sambil menunjukkan peta tua di tangannya. “Kami ingin tahu apa yang tersembunyi di tempat ini.”

Sosok itu tertawa kecil, suaranya menggema di seluruh ruangan. “Kau ingin tahu kebenaran, tapi apakah kau siap untuk membayar harganya?”

Arka mengerutkan dahi. “Harga apa? Apa yang kau maksud?”

Sosok itu menunjuk bola kristal di atas altar. “Itu adalah Mata Kebenaran. Siapa pun yang menyentuhnya akan melihat kebenaran tentang dirinya sendiri—entah itu rahasia tersembunyi, dosa yang terlupakan, atau takdir yang menanti. Tapi ingat, kebenaran tidak selalu indah. Banyak yang tidak sanggup menerimanya.”

Maya mundur beberapa langkah, wajahnya pucat. “Arka, aku tidak yakin ini ide yang bagus…”

Arka menatap bola kristal itu, pikirannya berkecamuk. Seluruh perjalanan ini telah membawanya ke titik ini. Ia ingin tahu apa yang nenek tua itu maksud dengan “membuka mata dan hati.”

“Aku harus melakukannya,” kata Arka dengan suara mantap.

Ia mengulurkan tangan dan menyentuh bola kristal itu. Cahaya terang langsung memenuhi ruangan, membuat Maya berteriak dan menutup matanya.

Saat cahaya itu mereda, Arka tidak lagi berada di dalam gua. Ia berdiri di tengah padang rumput yang luas, dikelilingi oleh langit biru dan angin sepoi-sepoi. Tapi anehnya, ia tidak merasa damai.

Di depannya, berdiri seorang pria yang sangat mirip dengannya, hanya saja terlihat lebih tua. Mata pria itu penuh dengan rasa sakit dan penyesalan.

“Siapa kau?” tanya Arka.

Pria itu tersenyum tipis. “Aku adalah dirimu… dari masa depan.”

Arka terdiam, dadanya terasa berat. “Apa maksudmu? Kenapa aku ada di sini?”

Pria itu mendekat. “Perjalananmu akan membawamu pada sebuah pilihan besar. Kau akan menemukan sesuatu yang berharga, tapi kau juga harus kehilangan sesuatu yang penting. Kebenaran yang kau cari akan mengubah segalanya—tidak hanya untukmu, tapi juga untuk orang-orang yang kau cintai.”

“Apa yang akan aku temukan?” desak Arka.

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya menunjuk ke arah kejauhan, di mana sebuah gunung besar menjulang di balik kabut. “Itu adalah tujuanmu berikutnya. Tapi ingatlah, setiap langkah yang kau ambil akan memiliki konsekuensi.”

Cahaya kembali menyelimuti Arka, dan tiba-tiba ia kembali ke gua. Maya berdiri di sampingnya, wajahnya penuh kekhawatiran.

“Apa yang terjadi? Apa yang kau lihat?” tanya Maya.

Arka terdiam sejenak, menatap bola kristal yang kini tidak lagi bercahaya. “Aku melihat… masa depan.”

Maya mengernyit. “Apa maksudmu?”

Arka menatapnya, lalu menggenggam peta di tangannya erat. “Perjalanan kita belum selesai. Masih ada sesuatu yang harus kita temukan.”

--

1
SAF.A.NAPIT
bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!