NovelToon NovelToon
Fang Yuan

Fang Yuan

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / kultivasi / wuxia / pendekar / Fiksi Modern / Epik Petualangan / dan perjuangan hegemoni
Popularitas:49.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bang Regar

Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.

Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.

Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.

Di sinilah kisah legenda dimulai ....

***Season Dua***

Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.

Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paviliun Xiao Zitai

Fang Yuan merasa kejadian kemarin seperti mimpi saja, itu sungguh pengalaman terindah dalam hidupnya dan dia ingin beranjak ke kamar mandi, tetapi ia melihat Xiao Yue duduk disebelahnya dengan wajah gelisah.

“Kamu kenapa?” tanya Fang Yuan yang tubuhnya tidak dibalut apapun itu.

“A-aku ingin meminta ijin Yuan gege untuk pergi bergabung dengan murid-murid Klan Xiao lainnya, berlatih seperti biasanya,” sahut Xiao Yue dengan gugup.

Fang Yuan terkejut mendengarnya, ternyata hanya untuk latihan saja ia harus meminta ijin. Ini namanya istri yang terlalu menjiwai perannya.

Fang Yuan tersenyum hangat, sehingga wajah Xiao Yue memerah melihatnya. “Kamu Tak perlu ijin begini mulai sekarang. Lanjutkan saja kebiasaan lamamu, yang penting saat malam kita akan melanjutkan peran sebagai suami istri. Aku tak akan mengekangmu, kok!” sahut Fang Yuan.

“B-betulkah!” Xiao Yue langsung tersenyum manis, tetapi ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena matanya tiba-tiba melirik ke arah bawah tubuh Fang Yuan. “Ke-kenapa Yuan gege tidak memakai pakaian?” tanyanya dengan gugup karena mengira Fang Yuan akan meminta jatah lagi.

“Kan, aku mau mandi!” sahut Fang berjalan ke kamar mandi.

“Eh, dia tak malu memperlihatkan tubuhnya? Apakah suami istri itu begini, ya?” Xiao Yue kebingungan dan memutuskan menuju halaman kediaman Klan Xiao untuk bergabung dengan murid-murid Klan Xiao lainnya.

Zhang Ruyan senyum-senyum menatap Xiao Yue saat keluar dari kamarnya. Dia tak menyangka putrinya dengan mudah mau sekamar dengan Fang Yuan.

“Yue‘er!” sapa Zhang Ruyan. “Apakah Nak, Yuan itu baik dan dia tak kasar ‘kan? Tampan tidak?”

“Ih, ibu! Jangan bertanya yang aneh-aneh!” sahut Xiao Yue malu. “Sebenarnya ia sangat tampan sih, tetapi aku tidak tahu kenapa ia selalu menutup wajahnya dan bertopi caping bambu.” Xiao Yue juga bingung, seharusnya pria setampan itu akan memamerkan ketampanannya untuk menggaet banyak wanita cantik, apalagi ia memiliki harta berlimpah.

“Sudah jangan dipikirkan lagi, itu namanya dia lelaki setia!” sela Zhang Ruyan akhirnya bernafas lega, ternyata dugaannya salah.

Sebelumnya ia selalu menduga-duga kalau dibalik penutup wajah Fang Yuan itu adalah sosok yang jelek atau penuh bekas luka, makanya ia mengenakan penutup wajah begitu.

***

Fang Yuan mencari Xiao Long untuk mencari orang yang dapat menghancurkan Dantian Batu-nya. Dia harus segera melakukannya dengan cepat, karena seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran akan dilakukan beberapa hari kedepan.

Fang Yuan membuka pintu kamar Xiao Yue dan terkejut ternyata Xiao Long sudah senyum-senyum didepan pintu.

“Sepertinya kamu baru selesai mandi, apakah kalian melakukannya hingga pagi?” selidik Xiao Long dengan seringai tipis diwajahnya.

Fang Yuan geleng-geleng kepala melihat kelakuannya. Kenapa ia bisa mendapat Kakak ipar dengan otak sedikit miring ini.

“Masalah itu tak perlu dijawab, sekarang aku butuh bantuan kakak ipar dan ini bersifat rahasia!” sahut Fang Yuan dengan ekspresi wajah serius.

“Rahasia?” Xiao Long mengedipkan matanya. “Kalau begitu ayo ikuti aku!” Xiao Long mengajaknya menuju bukit kecil dibelakang kediaman Klan Xiao yang jarang dimasuki oleh anggota Klan, karena bukit ini hanya berfungsi sebagai penyejuk udara saja dengan berbagai pohon yang menjulang tinggi.

“Tempat apa ini?” Fang Yuan bingung—Xiao Long memasuki gua kecil dengan pintu batu besar, sehingga tak ada yang mengetahui keberadaan gua tersebut.

“Ini adalah ruangan rahasia yang aku buat saat berlatih disekitar sini. Kadang aku akan tidur di sini, karena malas turun gunung!” sahut Xiao Long. “Nah, rahasia besar apa yang akan kau katakan?” Dia sudah tak sabar ingin mendengarnya.

“Aku ingin mencari tahu apakah ada yang bisa menghancurkan Dantian Batu, karena menurut kitab lusuh yang kubeli kemarin—Dantian Batu itu sebenarnya adalah Dantian Phoenix yang tersembunyi,” sahut Fang Yuan.

“D-dantian Phoenix?” Xiao Long terkejut mendengarnya. Mulutnya sampai menganga, “Ini adalah berita besar, kita harus meminta pendapat ayah dan para Penatua!” seru Xiao Long.

“Jangan!” sanggah Fang Yuan. “Kita harus merahasiakan ini, karena aku tak suka menjadi pusat perhatian. Dalam kita itu juga dijelaskan metode Akupuntur juga bisa dilakukan? Apakah kakak ipar mengetahui orang bisa melakukan itu?”

“Akupuntur?” Xiao Long tersenyum lebar. “Bukankah istrimu mahir dengan teknik Akupuntur Yin Rembulan dan kebetulan sekali malam ini akan muncul bulan purnama, itu adalah saat-saat terbaik menggunakan teknik Akupuntur Yin Rembulan itu.”

Fang Yuan tak menyangka Xiao Yue ternyata harapannya satu-satunya untuk mewujudkan impiannya menjadi ahli beladiri terkuat di masa depan.

“Kalau begitu nanti kalian lakukan di sini saja, karena menurutku menghancurkan Dantian itu pasti akan terasa sangat sakit dan kau pasti akan menjerit.” Xiao Long tertawa terkekeh-kekeh. “Nanti tetangga mengira Xiao Yue terlalu ganas, sehingga kau ketar-ketir—”

“Berhenti!” sela Fang Yuan. “Kakak ipar, otakmu sudah terlalu miring, perlukah aku luruskan agar kamu berpikir rasional!” ancam Fang Yuan membuat Xiao Long merinding memikirkannya.

“Ya, baiklah ... aku akan berkultivasi saja, agar cepat menjadi kuat!” sahut Xiao Long akhirnya berhenti bercanda.

Dia duduk bersila dan menelan Pill Penempaan Tubuh, sedangkan Fang Yuan kembali turun gunung menuju Paviliun Xiao Zitai yang merupakan gedung khusus yang menyimpan berbagai jurus beladiri Klan Xiao.

Fang Yuan memasuki Paviliun Xiao Zitai, di sana duduk seorang Penatua sepuh, yang merupakan Patriark Klan Xiao sebelumnya. Dia memutuskan berhenti menjadi Patriark dan menjalani kehidupan sebagai pengurus Paviliun Xiao Zitai.

Fang Yuan menundukkan sedikit kepalanya dan menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat pada Penatua sepuh itu. Dia tidak menyadari Penatua itu adalah Kakek dari Xiao Yue. “Salam Penatua!” sapa Fang Yuan.

Penatua sepuh itu membuka matanya dan melirik Fang Yuan. “Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya? Kamu pasti bukan murid Klan Xiao. Paviliun Xiao Zitai ini hanya diperuntukkan untuk murid-murid Klan Xiao kami saja,” sahut Penatua sepuh itu.

Fang Yuan terkejut mendengarnya, tetapi ia harus memiliki sebuah jurus yang berhubungan dengan Roh beladiri bertipe api. Karena selama ini ia hanya menperlajari Tinju Naga Penggetar Langit dan itupun bukan seni beladiri dari Klan Fang, melainkan seni beladiri yang diciptakan khusus untuknya oleh kakeknya—yang berpusat pada latihan fisik saja.

“Apa yang kamu pikirkan? Cepat keluar dari Paviliun Zitai ini!” bentak Penatua sepuh itu. “Cih, apa sih yang dilakukan Xiao Yan, sehingga ia membiarkan murid dari keluarga lain berkeliaran di kediaman Klan Xiao ini.” Penatua sepuh itu mendengus dan sorotan matanya menatap jijik pada Fang Yuan.

Itu sebenarnya wajar, mengingat Fang Yuan tetap dengan penampilan lamanya yang membuat siapa saja akan curiga padanya, karena ia tetap mengenakan penutup wajah dan bertopi caping bambu.

Fang Yuan bingung mau mengatakan apa? Dia hanya tersenyum masam dibalik penutup wajahnya. Penatua sepuh itu mirip dengan sikap kakeknya yang gampang meledak-ledak.

***

“Saudari Yue!” teriak murid Klan Xiao yang seumuran dengannya. “Su-suamimu memasuki Paviliun Zitai. Aku takut ia akan mendapat masalah di sana!" kata murid itu dengan wajah cemas. Karena semua murid-murid Klan Xiao tahu, kalau Penatua sepuh itu sangat sulit dihadapi—Dia memiliki aturan yang sangat ketat untuk mendapatkan sebuah jurus saja, sehingga banyak yang harus kecewa saat masuk ke sana, karena harus melalui ujian yang dibuatnya lebih dulu.

1
Sintapriyanti Andini
gmnh sihh..pura2 ke kasian cwek. gtu sih. polos bgtt jujur atw bloon sih.. wkwkwkkkk
Sintapriyanti Andini
wkwkwkwkkkkkk........kocak bgttt
Sintapriyanti Andini
nah itulah klo ska pamerr
Melki Mbani
Mantap thor...lnjut....
Sintapriyanti Andini
hrsya jgn pmer atw bhong.. cwekya ga ska yaa biarin aja.. mc nya msa hrs ngemis cinta.
Sintapriyanti Andini
wahh gwat ntar di kira dia yg curi dehh...
Hafri A.H Siregar
gas
nani nurmayani
ikut senang n bangga.. selamat atas karyanya ya thor.. sy do'akan k depannya bs mhasilkan karya2 yg menarik tuk dibaca
Iman Resmana
Luar biasa
Syahril
mantap
arif A.R
payah" benar" klakuan fang yuan gak bantu sma sekali parah
arif A.R
fang yuan kampret knapa gak bantu
arif A.R
seneng banget nambah" musuh bener banget klau kurang didikan😂😂
arif A.R
jadi peran utama terlalu gegabah dan sombong Jadih musuh bertambah terus goblok bener
arif A.R
terlalu bodoh gak ngaktifkan jumat dri awal pdahal sudah dibilang klau sudah naik ranah langsung teleportasi goblok
arif A.R
senang bener nambah" musuh
arif A.R
gmn che fang tuan tu orang gak tau trima kasih malah nyerang goblok bener nambah musuh terus authornya taik bener dah asu
arif A.R
terlalu goblok soalnya taik
arif A.R
taik pengecut benar tu peran utama gak nolong asu
Mode Sadboy
tsundere?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!