Tahun ini adalah tahun pertama Layla kuliah, jadi orang tua Layla sangat khawatir kalau Layla akan mengalami masalah yang sama seperti saat Layla masih di sekolah menengah atas dan menengah pertama.
Layla adalah seorang gadis yang sangat nakal dan suka berkelahi, orang tua Layla sering diminta oleh guru untuk datang ke sekolah karena ulah Layla. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menjodohkan Layla dengan seorang dosen di kampus Layla. Secara kebetulan, dosen tersebut adalah anak dari teman dekat ayah Layla.
Layla tidak bisa berbuat apa-apa karena keputusan ayahnya sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Layla akhirnya menikah, setelah menikah dan Felix tidur di kamar terpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tomat _ merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 " Berhenti mengoceh atau aku akan menciummu! "
Keesokan harinya Layla bersiap untuk di antarkan pulang, " Bagaimana sudah siap? " tanya Jake di ambang pintu.
Layla menoleh laku mengangguk, " Aku akan memberitahu jalan nya" ucap Layla. Jake mengangguk tanda mengerti.
" Diana dimana? " tanya Layla mencari keberadaan Diana. " Dia sudah di dalam mobil, ayo " ucap Jake melangkah lebih dulu.
*
Diperjalanan Layla hanya menatap ke arah luar jendela sementara Diana bermain boneka di pangkuannya.
" Sudah lama aku tidak bertemu dengan ayahmu " ucap Jake memulai percakapan. " Belum tentu ayahku masih ingat dengan mu " ucap Layla menjawab.
" Ya, kau benar " jawab Jake sembari tersenyum. " Bagaimana kalau kita makan dulu? " tanya Jake.
" Tidak usah, aku ingin segera pulang " ucap Layla menolak. " Baiklah, aku mengerti " ucap Jake menjawab.
" Apa tanganmu masih sakit? " tanya Jake. " Tidak terlalu, berhenti berbicara aku tidak suka percakapan yang tidak penting " ucap Layla.
" Kau sama seperti dulu, Layla.. " gumam Jake dengan pelan. " Apakah kau membicarakan sesuatu? " tanya Layla tajam.
" Tidak ada, jangan khawatir " ucap Jake dengan santai.
*
Setelah menempuh 2 jam perjalanan dari rumah Jake sampai ke rumah orang tua Layla.
" Baiklah, ini rumah mu " ucap Jake memarkirkan mobilnya di halaman utama mansion orang tua Layla.
" Apakah kau akan masuk terlebih dahulu? " tanya Layla. " Tidak usah, kami akan segera pulang " ucap Jake.
Layla mengangguk mengerti, " Terima kasih telah mengantarkan ku kemari, aku tidak tau lagi jika tidak bertemu denganmu " ucap Layla sembari turun dari mobil.
Jake tersenyum lalu mengangguk tipis, " Tidak perlu berterima kasih " ucap Jake. " Kami pergi dulu, jika kau ingin bermain ke rumah ku datanglah " ucap Jake tegun.
Jake akhirnya pergi Layla berbalik dan terkejut gugup ketika melihat banyak pengawal yang menodongkan senjatanya.
" Nyonya, sebaiknya anda pulang ke mansion Taun Felix sangat marah besar! " ucap seorang Pengawal menurunkan senjatanya.
" Marah?! Tuan kalian yang meninggal kan ku kenapa dia yang marah?! " Bentak Layla keras. " Aku ingin sendiri!! beritahu kepada tuan kalian jangan cari aku! " ucap Layla lalu masuk ke dalam mansion milik kedua orang tuanya.
*
" Loh Layla? tumben kamu ke sini " ucap Moana menghampiri Layla lalu memeluknya. " Iya bu, aku pengen ke sini aja. aku pengen sendiri!! " ucap Layla menangis di pelukan sang ibu.
" Kamu kenapa nak? kamu ga ada masalah kan ama suami mu? " tanya Moana khawatir. " T-Tidak ada mom " ucap Layla berbohong.
" Jika tidak ada kenapa kamu menangis? " tanya moana. " Aku hanya ingin menangis bu, aku merindukan kamarku yang dulu " ucap Layla.
" Ibu antarkan ke kamarmu ya? ibu temani " ucap Moana dengan lembut. " Papa Kemana bu? " tanya Layla.
" Papa pergi ke luar negeri karna kerjaannya " ucap Moana. Layla mengangguk mengerti.
*
Layla berbaring di tempat tidur nya dengan tenang. " Semoga Felix tidak menemukan ku!! " Gumam Layla kesal.
" Sayang.. mau buah apel? " tanya Moana di ambang pintu sembari membawa sepiring buah apel.
" Boleh Bu.. " ucap Layla tersenyum tipis, Moana melangkah mendekati Layla lalu duduk di samping Layla.
" Apakah Felix tidak akan mencari mu? " tanya Moana sembari mengupas kulit buah apel. " Biarkan saja, aku tidak peduli " ucap Layla.
" Tidak boleh begitu, Felix juga suami mu " ucap Moana memberi sepotong buah apel. Layla menerima nya lalu memakannya.
" Dia yang meninggalkan ku sendiri bu " ucap Layla.
*
*
Kenzo, Leo, Evano masuk ke dalam ruangan Felix dengan tergesa, x" Tuan, nyonya berada di rumah orang tuanya " ucap Kenzo memulai percakapan.
Felix mendongak menatap tajam Kenzo, " Apakah para pengawal sudah menyuruh nya pulang? " tanya Felix berusaha tenang.
" Sudah Tuan, tetapi Nyonya menolaknya " ucap Kenzo sigap, Felix mengangguk lalu bangkit dari duduknya mengambil kunci mobilnya lalu melangkah keluar.
" Evan, Leo, Kenzo kalian ikut bersama ku" ucap Felix sebelum melangkah pergi dan disusul oleh Mereka bertiga.
Felix masuk ke dalam mobil bersama ketiga anak buahnya. Felix Melajukan mobilnya.
*
Setelah menempuh 30 menit perjalanan Felix akhirnya sampai di rumah mertuanya yaitu orang tua Felix.
Felix segera turun lalu segera bergegas masuk ke dalam rumah mertuanya dan diikuti dengan ketiga anak buah nya.
Felix masuk ke dalam rumah mertuanya tanpa mengucapkan permisi. " Felix? kenapa kamu tidak beritahu Mama jika datang kemari. " ucap Moana menghampiri menantunya.
" Kemarilah kita duduk dulu " ucap Moana mengajak Felix duduk. Sementara itu Leo, Kenzo dam Evano berada di belakang Felix.
" Bibi, ambilkan secangkir teh " Perintah moana kepada pelayan disana. " Tidak usah repot repot bu " ucap Felix dengan tenang.
" Tidak apa " ucap Moana lembut. " Papa kemana Ma? " tanya Felix. " Papa Layla sedang pergi ke luar negeri untuk pekerjaan nya " ucap Moana. Felix mengangguk mengerti
*
*
Layla merasakan tenggorokan nya sangat kering sekali alhasil Layla bangkit dari baringannya lalu keluar dari kamarnya menuju lantai bawah.
" Bu, apakah di kulkas ada susu? " tanya Layla sembari menoleh menatap sang ibu, Layla tersadar bahwa ada Felix di sana. " Sial! " gerutu Layla.
Felix yang sadar segera menatap lekat Layla. Layla segera berlari menuju dapur dengan cepat, Felix lalu bangkit dari duduknya dan mengejar Layla menuju dapur.
Layla menoleh kebelakang dan sudah terdapat Felix di depannya, Felix melangkah mendekati Layla.
" Sialan! mengapa kau tidak pulang ke mansion huh?! " tanya Felix dengan marah. Layla melangkah mundur dengan gugup.
Karena di belakang ada tembok Layla tidak bisa pergi kemanapun lagi, Felix menjepit Layla dengan erat.
" Kau yang meninggalkan ku sendiri mengapa kau yang marah?! " ucap Layla dengan marah. " Aku melakukan hal itu agar kau sadar, karna kau sudah melakukan perbuatan yang salah, honey.. " ucap Felix melembut.
" Ck, sadar katamu?! bisa saja kau melakukan hal lain kan?! " ucap Layla lancang. Felix mendekatkan wajahnya.
" Berhenti mengoceh atau aku akan menciummu! " ucap Felix tajam. Layla menelan ludahnya kasar.
" Ck, kau kira aku takut kepadamu ti- "
Cup!
Felix langsung mencium bibir Layla dengan agresif. Layla mencoba melepaskan ciumannya tetapi Felix menahan Kepala Layla dengan erat.
" Tuan! Marka- ASTAGA! " Leo segera berbalik badan dengan panik. " Ada apa Leo? apa kau sudah memberitahu Tuan? SHIT! " Evano pun segera berbalik badan.
Felix melepaskan ciuman itu lalu menoleh ke arah Leo dan Evano, " Bicarakan nanti, kalian pergilah!! " ucap Felix tajam.
", B-Baik tuan " ucap mereka bersamaan lalu segera pergi dari dapur. Felix kembali menatap Layla.
Felix menyeringai ketika melihat pipi Layla yang merona. " Maafkan aku telah meninggalkan mu sendiri " bisik Felix dengan lembut.
Layla menatap Felix dengan tak percaya. " Aku masih belum memaafkan mu, wahai Dosen galak!! " ucap Layla dengan kesal.
" Akan ku belikan ice cream jika kau memaafkan ku " ucap Felix menggoda. Layla membelak lalu segera menganguk. " Aku mau ice cream! tapi kalo soal memaafkan aku tidak akan memaafkan mu " ucap Layla tajam.
*
*
*
Bersambung...
Haiii, kak aku mampir! Semangat nulisnya yaw 😍✨
yuk mampir juga jika berkenan/Smile//Pray/