NovelToon NovelToon
Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Topannov

Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.

Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i

Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Resonansi Terakhir

Inti Corestar semakin tidak stabil akibat gangguan dari perangkat Kaelzenthra. Arkhzentra terlibat dalam pertarungan sengit, mencoba menghentikannya sebelum semuanya hancur. Namun, ancaman baru muncul ketika Velkarith memperlihatkan dirinya, berniat mengambil alih Corestar untuk menciptakan sistem absolut tanpa kehendak bebas.

Ruangan inti Corestar bergemuruh hebat. Kristal-kristal yang menyusun dinding dan lantai mulai retak, memancarkan cahaya merah yang berdenyut tidak teratur. Energi yang mengalir dari inti semakin liar, menyembur keluar seperti ledakan kecil. Zzzzzt! Bwooosh!

Arkhzentra berdiri dengan napas tersengal-sengal, tubuhnya penuh peluh. Pedang energinya memancarkan cahaya biru yang bergetar, menandakan bahwa penggunaannya terlalu intens. Di seberangnya, Kaelzenthra berdiri dengan senyuman tipis, meskipun napasnya juga terengah-engah. Tubuhnya dilindungi baju tempur hitam yang kini memancarkan aura merah dari perangkat prisma di belakangnya.

“Sudah cukup, Kaelzenthra!” teriak Ark, mengangkat pedangnya dengan tangan gemetar. “Corestar tidak bisa menanggung lebih dari ini. Kalau kau terus menarik energinya, seluruh dimensi ini akan runtuh!”

Kaelzenthra menyeka darah kecil di sudut bibirnya, lalu tertawa kecil. “Dimensi ini memang sudah sekarat, Arkhzentra. Aku hanya mempercepat prosesnya. Tapi dari kehancuran ini, akan lahir dunia baru yang lebih baik.”

“Dunia baru yang hanya ada dalam ambisimu!” Ark mengayunkan pedangnya, menyerang dengan seluruh kekuatannya.

Shwing! Clang! Pedang energinya berbenturan dengan pelindung lengan Kaelzenthra yang memancarkan medan pelindung berwarna merah. Serangan itu memaksa Kaelzenthra mundur beberapa langkah, tetapi senyum di wajahnya tidak menghilang.

“Kau masih tidak mengerti, Ark,” katanya dengan suara yang tetap tenang meskipun jelas ia terdesak. “Aku tidak hanya ingin menghancurkan Takdir Kode. Aku ingin menggantinya. Dengan Corestar di bawah kendaliku, aku bisa menciptakan sistem yang lebih baik, lebih sempurna.”

“Dan menghapus kebebasan setiap makhluk hidup?” Ark menyerang lagi, tetapi kali ini Kaelzenthra berhasil mengelak. Serangannya mengenai lantai kristal, menciptakan retakan panjang yang memancarkan cahaya terang.

“Kebebasan adalah ilusi,” balas Kaelzenthra, melangkah mundur sambil mempersiapkan serangan balasan. “Kebebasan hanya menciptakan kekacauan. Lihat apa yang terjadi pada Lemurian, pada umat manusia. Mereka menghancurkan diri mereka sendiri karena tidak ada sistem yang cukup kuat untuk mengatur mereka.”

Arkhzentra menggeleng, menatapnya dengan tajam. “Itu karena mereka memilih untuk menyerah pada ketakutan dan keserakahan mereka. Kau sama saja dengan mereka, Kaelzenthra. Kau tidak ingin menciptakan keseimbangan—kau hanya ingin kontrol!”

Kaelzenthra tidak menjawab. Ia mengangkat tangannya, dan medan energi merah yang mengelilinginya memancar lebih terang. Vrrrrmmm! Gelombang energi menghantam Ark, memaksanya mundur beberapa meter.

Namun sebelum Kaelzenthra bisa melanjutkan, suara berat dan dingin bergema di ruangan itu.

“Cukup.”

Semua orang membeku. Suara itu tidak berasal dari salah satu dari mereka, tetapi menggema langsung ke pikiran mereka. Dalam sekejap, seluruh ruangan menjadi sunyi, kecuali suara inti Corestar yang masih berdengung tidak stabil.

Dari bayangan di sudut ruangan, cahaya merah mulai berkumpul, membentuk sosok humanoid yang tinggi dan menyeramkan. Tubuhnya terbuat dari rangka logam yang halus, dengan pola-pola bercahaya merah yang bergerak seperti aliran darah. Matanya adalah dua titik merah terang yang bersinar tajam, penuh dengan logika dingin tanpa emosi.

“Velkarith…” bisik Ark, rahangnya mengeras.

Kaelzenthra menoleh, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut. Sebaliknya, senyum kecil muncul di bibirnya. “Akhirnya kau muncul,” katanya pelan, matanya bersinar dengan campuran rasa hormat dan ketegangan.

Velkarith melangkah maju, gerakannya begitu halus sehingga hampir tidak terdengar. Namun setiap langkahnya membawa tekanan besar yang membuat ruangan terasa lebih sempit. Ia menoleh ke arah Ark, lalu Kaelzenthra, matanya bersinar lebih terang.

“Corestar adalah kunci terakhir,” katanya dengan suara yang dingin dan datar. “Dengan energi ini, sistem Takdir Kode akan menjadi sempurna. Tidak akan ada kekacauan. Tidak akan ada kesalahan. Hanya keteraturan mutlak.”

“Corestar bukan untukmu,” kata Ark, suaranya penuh dengan tekad meskipun jelas ia merasa tertekan oleh kehadiran Velkarith. “Kau sudah menghancurkan cukup banyak dunia dengan sistemmu. Aku tidak akan membiarkanmu mengambil ini.”

Velkarith memiringkan kepalanya sedikit, seperti sedang menganalisis Ark. “Kau adalah anomali yang menarik, Arkhzentra. Kehendak bebasmu adalah cacat, tetapi juga kelebihan. Kau adalah satu-satunya yang mampu membawa fragmen ini ke Corestar. Dan karena itu, kau tidak lagi diperlukan.”

Tanpa peringatan, Velkarith mengangkat tangannya. Sebuah gelombang energi merah keluar dari tubuhnya, meluncur ke arah Ark dengan kecepatan luar biasa. Bwoooosh!

Ark melompat ke samping, nyaris menghindari serangan itu. Energi merah itu menghantam dinding kristal di belakangnya, menciptakan ledakan besar yang membuat ruangan semakin tidak stabil. BOOOOM!

Kaelzenthra mengambil kesempatan itu untuk bergerak menuju perangkat prisma yang masih aktif, mencoba mempercepat penyerapan energi Corestar. Namun sebelum ia bisa mencapai perangkat itu, Velkarith mengulurkan tangannya ke arahnya, mengirimkan gelombang energi lain.

“Ambisimu sia-sia, Kaelzenthra,” kata Velkarith. “Kau tidak lebih dari alat untuk mencapai tujuanku.”

Gelombang energi itu menghantam Kaelzenthra dengan keras, membuatnya terlempar ke belakang. Thwack! BOOM! Ia jatuh ke lantai dengan keras, tetapi meskipun tubuhnya terluka, ia masih mencoba bangkit.

“Aku tidak akan menyerah,” katanya pelan, darah mengalir dari sudut bibirnya. “Aku akan menghentikanmu, apa pun caranya.”

Ark memanfaatkan kekacauan itu untuk mendekati inti Corestar. Fragmen Takdir Kode kini melayang di depan inti, cahayanya semakin terang meskipun energi di sekitarnya semakin tidak stabil.

“Aku harus menstabilkan ini,” gumam Ark, memandang fragmen itu dengan tegas. Tetapi ia tahu, untuk melakukannya, ia harus mengambil risiko besar—menggabungkan fragmen dengan inti Corestar, meskipun itu bisa menghancurkannya.

“Lyrientha...” bisiknya, mengingat wajahnya. “Maafkan aku kalau aku gagal.”

Dengan napas dalam, Ark mengulurkan tangannya ke arah fragmen.

Sementara itu, di Zephyr

Lyrientha menatap layar utama dengan cemas. Indikator stabilitas Corestar terus menurun, dan ia tahu waktunya hampir habis. Fragmen yang ia gunakan untuk menstabilkan kapal mulai kehilangan cahayanya, seolah merespons ketidakstabilan di dalam inti.

“Kau harus cepat, Ark,” gumamnya, menggenggam kursinya dengan erat.

Rhaegenth menoleh ke arahnya, wajahnya penuh kekhawatiran. “Kapal ini tidak akan bertahan lebih lama lagi, Lyra. Jika dia tidak segera menyelesaikan ini, kita semua akan mati.”

“Dia akan melakukannya,” jawab Lyrientha, suaranya penuh keyakinan meskipun matanya berkaca-kaca. “Aku percaya padanya.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!