Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Dengan uang hasil penjualan tanah ibu,akhirnya aku nekat mendaftarkan masuk ke sebuah perguruan tinggi. Tapi sebelumnya aku menebus terlebih dahulu ijazah yang belum bisa aku ambil karna kendala keuangan yang belum sanggup aku lunasi.
Aku mengambil kuliah khusus buat para pekerja jadi tidak menganggu pekerjaanku di toko pak Toni. Dan pak Toni juga memberi ijin dan terus menyemangati aku.
Sebenarnya Raka pernah menyarankan aku untuk memilih masuk universitas negeri saja,kalau swasta biaya agak mahal.
"San jadi kamu daftar kuliah." Tanya Raka saat toko mau tutup.
"Insya Allah, Raka." Jawabku singkat.
"Nanti aku temenin ya." Raka menawarkan diri.
"Ga usah Ka,nanti malah merepotkan." Jawabku dengan perasaan ga enak.
"Ga merepotkan kok,malah aku senang bisa bantu kamu. Kapan kamu mau daftar?" Tanya laki-laki itu penuh harap.
"Insya Allah besok mau mulangin formulir dan syarat-syaratnya aja kok." Ujarku.
"Oh jadi kamu udah ambil formulir? Kapan?" Tanya Raka heran.
"Kemaren siang ,pas jam istirahat kemaren aku ijin sama bapak untuk keluar sebentar. Maaf Ka, ini kunci toko,saya pamit pulang dulu." Sandra menyerahkan kunci toko kepada Raka.
Raka mengulurkan tangannya,lalu memasukkan kunci tersebut kedalam saku. Raka menatap kepergian wanita itu. Ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan,tapi rasanya berat. Ia ingin sekali menjaga dan melindungi gadis tersebut.
Matahari mulai gelap saat sandra tiba di rumahnya. Dari kejauhan sandra melihat seseorang tengah duduk dibangku depan rumah tempat biasa almarhum ibu jualan. Setelah didekati ternyata orang itu tak lain adalah wilda anak pertama tante Ita.
"Di tungguin dari tadi akhirnya kamu datang juga."Bukanya mengucapkan salam Wilda malah bicara ketus.
"Ada apa mbak wil? Tumben kemari?"Ujar Sandra basa basi.
"Aku disuruh mama kemari cuma mau bilangin besok hari minggu kerumah."Ucap Wilda masih ketus.
"Emang ada acara apa,mba?"Tanya Sandra penasaran.
"Kata mama mau ada pengajian memperingati 4 tahun kepergian nenek sekaligus ayahmu." Urai Wilda.
"Insya Allah mba,aku usahain datang,acaranya mulai jam berapa?" Tanya Sandra memastikan.
"Habis ashar tapi mama pesan, kamu disuruh datang pagi kerumah,bantu-bantulah." cibir Wilda.
"Insya Allah mba,nanti saya usahakan datang. Ngomong-ngomong mba mau minum apa?" Tawar Sandra menghormati tamu.
"Ga usah,ini mba juga udah mau balik. Takut kemalaman. Kalau gitu mba pulang dulu,Jangan lupa tadi yang mba katakan." Ujar Wilda dengan sedikit penekanan. Lalu beranjak meninggalkan rumah Sandra.
Sandra menarik nafas kasar dan menghembuskan kembali. Dia membayangkan apa yang akan terjadi dirumah tantenya nanti. Penghinaan demi penghinaan yang sering keluarganya dapatkan padahal ibunya sering membantu mereka. Jasa ibu sekan tidak ada artinya bagi mereka.
Tidak ada yang mau terlahir miskin,tapi takdir berkata lain. Kenapa miskin itu di salahkan?
Dan ingat roda itu terus berputar,sekarang mungkin ia masih berada dibawah tapi suatu saat ia akan berada diatas dan mereka akan merasakan bagimana rasanya berada dibawah.
Sandra bertekad akan membeli mulut - mulut yang selalu menghina keluarganya dahulu.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
coba bikin rido berpaling biar tau rasa
kl kayak gini kasian ridho dah tulus nerima dia yg jendes ternyata imbal balik nya kayak gini. nyesel dulu nyatuin Sandra dng ridho. ridho berhak dpt yg lbih baik yg gk tamak oleh harta. demi dpt harta bnyak tp mlh mengabaikan kluarga.
pdhl ada satu kalimat kejarlah akhirat mk dunia akan mengikuti.
pantas Sandra gk sukses sukses msih sibuk kerja krn dia yg di uber cm dunia nya. ambisi sukses tnp mengkikut kan akhiratnya.