Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Awal Pertemuan
Pov Faizal
Aku mengenal Arina Khumaira Putri saat itu masih menggunakan pakaian sekolah putih abu-abu yaitu masih SMA, dia sahabat Astrid sejak masih SMP sampai sekarang.
Aku bertemu dengan Arina dirumah Astrid, aku saat itu lagi dirumah senior aku yang kebetulan senior aku itu kakak Astrid yang bernama Farid Hendrawan dimana kami lagi membahas masalah tugas yang akan kami lakukan saat itu.
Aku dan Bang Farid begitu aku memanggil seniorku itu lagi ada diteras rumah mengobrol masalah tugas itu tiba-tiba Astrid datang bersama temannya yaitu Arina yang mana mereka baru saja pulang dari sekolah.
"Assalamu alaikum..."ucap mereka berdua
"Waalaikum salam dek" jawab aku dan Bang Farid secara bersamaan, sambil aku melihat kearah teman Astrid yang pada saat pertama kali aku melihatnya, aku merasakan debaran aneh didadaku yang tidak pernah aku rasakan.
Yah aku tak pernah dekat dengan wanita manapun, sejak sekolah hingga aku menjadi seorang anggota Polri, dan kadang teman-temanku juga heran dengan sikap acuh dan cuek aku terhadap perempuan.
Sudah beberapa teman memperkenalkan kepadaku semua tipe perempuan, namun tak pernah ada yang bisa membuat aku berdebar aneh dada ku seperti saat ini kala aku melihat Arina pertama kali.
"Ehh ada Arina...tumben nih baru kesini lagi mana makin cantik aja nih kamu dek" sapa bang Farid dan ucapan bang Farid kok buat aku ndak suka ya dia mengatakan Arina cantik, mana lagi Arina senyum-senyum saja manis banget, Aduhhhh ada apa dengan aku ini kenapa aku jadi cemburu begini.
" ihhh kak Farid sukanya gombalin Arina nanti aku adukan ke kak Fitri baru tau rasa ya" omel Astrid dan buat Farid dan Arina tertawa karena Astrid ngomel-ngomel.
"Aku baru ada waktu kak Farid karena sibuk dengan persiapan olimpiade matematika bulan depan, ini juga kesini karena dipaksa sama adik abang yang paling cantik ini karena mau dibuatkan puding kesukaannya." Arina menjawab pertanyaan Farid sambil tersenyum dan senyum itu sangat manis sekali dimataku.
"Udah yuk Rin kita masuk aja kalo masih disini bisa-bisa si raja gombal itu beraksi lagi" Astrid menarik tangan Arina masuk kedalam rumah dan buat bang Farid tertawa dengan tingkah adiknya dan sebelum masuk Arina berpamitan ke bang Farid untuk masuk kedalam.
"Bang itu tadi temannya Astrid ya?"tanyaku padahal tanpa kutanya pun memang temannya Astrid hehehe aku tertawa dalam hati.
"iya itu sahabatnya Astrid dari SMP dan mereka itu sudah seperti saudara cuma memang beberapa minggu ini sudah jarang kesini karena mungkin itu tadi kesibukan dia disekolah seperti yang dia bilang tadi"
"Arina itu anaknya pintar dan dia paling jago matematika, sudah berapa kali dia menang olympiade matematika dan semua mata pelajaran dia kuasai mana dia punya paras yang cantik dan manis sekali kalo senyum" cerita bang Farid sambil senyum-senyum
"Iya dia sangat cantik dan manis bang" aku memuji Arina didepan bang Farid dan membuat bang Farid heran dan senyum-senyum seperti mengejek aku.
Hufftt ada apa dengan aku ini bisa-bisanya memuji Arina sampe segitunya.
"Wah kayaknya ada yang jatuh hati nih pada pandangan pertama" Bang Farid menggodaku dan aku hanya bisa senyum -senyum sambil menunduk karena merasa malu sekali sama bang Farid.
"Kayaknya bisa di gaskan itu Fai sebelum di dahului orang lain, kamu kan sudah ada kerjaan yang bisa diandalkan, jadi jangan malu buat dekati Arina karena setahu Abang neh ya Arina itu anaknya baik dan supel, dia juga tidak pilih-pilih dalam berteman" jelas bang Farid
"Jujur aja ya Bang aku memang suka sama dia, dan tidak tau kenapa baru kali ini lihat perempuan itu dada saya berdebar aneh" aku mengakuinya ke bang Farid walau sebenarnya aku malu. tapi mau bagaimana lain sudah terlanjur ketahuan juga sama bang Farid.
"Itu namanya kamu lagu jatuh cinta Fai...itu normal kok Fai, kan kamu sampai sekarang tidak pernah dekat sama perempuan, dan teman-teman dikantor malah kira kamu jeruk makan jeruk lagi" hahahah bang Farid mentertawaiku.
"Tapi memang Arina tidak punya pacar Bang?nanti aku dikira team Halo Dek lagi sama dia bang" jelasku ke bang Farid karena aku takut jangan sampe Arina ada teman dekat cowok lagi.
"Setahuku sih ndak ada Fai karena Astrid pernah bicara ke aku kalo Arina itu trauma sama laki-laki, tapi secara rincinya traumanya karena apa aku tidak tau pasti karena Astrid juga tidak cerita jadi ini tantangan buat kamu untuk bisa taklukkan dia.
Sepertinya aku agak pesimis untuk mendekati Arina, dengan perkataan bang farid tadi mengatakan kalo dia ada trauma sama kaum laki-laki, namun aku akan coba dekati dia pelan-pelan melalui bantuan bang Farid dan Astrid adiknya tentunya, karena hanya Astrid tempatku untuk dapatkan peluang besar mendekati Arina.
"Aku akan coba Bang dekati dia, tapi minta tolong abang bantu ya setidaknya untuk kenalan awal dulu, selanjutnya nanti aku coba minta bantuan adik abang" aku coba negosiasi dengan bang Farid.
" Iya nanti aku coba bantu dan coba bicara sama Astrid juga, siapa tau adikku yang resek itu mau bantu kamu juga karena dia itu kenal Arina luar dalam banget" jelas bang Farid
"Makasih Bang sudah mau bantu aku buat dekati Arina, dan aku janji aku mau serius menjalani hubungan dengan Arina dan semoga kelak dia yang menjadi Bhayangkariku...amin"ucapku
"Wuihhh kayaknya ada yang sudah serius neh....sekali dapat yang cocok langsung mau diajak pengajuan kayaknya" Bang Farid mengejek ku lagi
Sepertinya memang aku seserius ini sama Arina, tidak tau kenapa aku merasa telah menemukan perempuan yang selama ini aku inginkan, senyum manisnya dan pembawaannya yang sangat lembut walau sedikit agak bar-bar juga sih namun masih taraf normal menurutku, dan salah satu yang buat aku terpesona karena sikap cueknya kepada orang yang belum dia kenal, dan hanya tersenyum kepada bang Farid saja sedangkan ke aku hanya melihat sekilas saja ke aku....huftt ini tantangan kayaknya buat aku taklukkan dia dan semoga diberi kemudahan dalam mendekatinya...sampe melamun aku memikirkan Srina hehehe
"Lah malah melamun kamu Fai...dari tadi aku panggil kamu ndak respon aku" ngomel Bang Farid kepadaku dan aku hanya bisa menggaruk kepala ku yang tidak gatal sambil meminta maaf ke bang Farid.
Akhirnya aku pamit pulang ke Bang Farid karena masih mau ke kantor karena aku masih ada yang mau kubereskan disana sebelum tugas bersama Bang Farid dilakukan.
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor