Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.
Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.
Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.
Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.
Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Setelah pertengkaran waktu itu, Arsen dan Anindya memilih untuk tidur. Arsen tidur dengan memeluk erat tubuh Assa, planning yang mereka susun untuk berada disana selama 2 Minggu akhirnya berubah menjadi 5 hari saja.
Perusahaan Arsen kembali stabil, pelaku pun sudah tertangkap oleh anak buah Arsen dan telah diserahkan ke pihak berwajib disana.
Sore ini Arsen dan Anindya akan pulang ke Jakarta, mereka tengah mengemas barang-barang dan juga mengurus check-out di hotel.
Anindya tampak perlahan memasukkan baju-bajunya ke dalam koper, beberapa hari ini ia merasakan sakit di perutnya, mungkin saja karena kelelahan sehingga perutnya menjadi tegang dan kram.
"Ssshhh … adek sabar ya, kita akan pergi setelah sampai di Jakarta." Tutur Anindya sambil mengusap perutnya.
Anindya duduk dipinggir ranjang, ia menundukkan kepalanya, Anin menyeka air matanya lalu menarik nafas dan membuangnya perlahan.
Ia telah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Arsen, ia tidak mau terus berada dalam belenggu pria itu. Sikap baik dan perhatian Arsen selama beberapa hari ini sedikit membuat Anindya merasa bahagia bahkan dicintai, namun saat sadar ia teringat dimana posisinya.
Tak lama pintu kamar Anindya terbuka, Arsen masuk membuat Anin buru-buru menyeka air matanya.
"Assa, kau sudah selesai?" tanya Arsen seraya mendekati Anindya yang tetap duduk.
Anindya beranjak dari duduknya, ia menganggukkan kepalanya. "Sudah, Pak." Jawab Anindya pelan.
Arsen mengerutkan keningnya, entah mengapa beberapa hari ini ia merasa ada yang aneh pada Anindya, wanita itu terlihat lebih diam.
Arsen mendekati Anindya, ia mengangkat dagu wanita itu lalu menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam.
"Assa, kau kenapa. Katakan padaku jika ada yang menyakitimu," ucap Arsen dengan lembut.
Anindya menggigit bibirnya, mendengar ucapan Arsen justru membuat Anin ingin menangis saja rasanya.
"S-saya ingin pergi, Pak. Saya mohon lepaskan saya," jelas Anindya dengan bibir yang gemetar.
Nafas Arsen berubah memburu, untuk yang kesekian kalinya wanita itu meminta pergi darinya, dan hal itu paling dibenci oleh Arsen. Bukan karena ia mencintai Anindya, tetapi ia belum bosan dengan wanita itu, mungkin.
"Assa, kesabaran ku sudah habis. Kau tak hentinya meminta pergi, apa kau tidak sadar diri hah?!" bentak Arsen tepat di depan wajah Anindya.
"Posisimu hanya sekedar teman ranjang saja, bahkan kau dibayar untuk itu. Kau tidak lebih dari seorang penggoda!!!" lanjut Arsen dengan ucapan yang begitu menusuk.
"Katakan padaku sekarang, jika kau pergi dariku maka kau akan kemana? Mencari pria yang akan mau menikahi wanita kotor sepertimu, iya?" tanya Arsen benar-benar meruntuhkan semua perasaan Anindya.
"Pak!!!" tegur Anindya mengangkat wajahnya.
Anindya menatap wajah Arsen dengan berani, ia tak peduli pada rasa sakit di hati dan perutnya.
"Sudah cukup anda menghina saya, Pak. Saya menjadi wanita penggoda, wanita hina dan kotor seperti ini itu semua karena anda. Anda lah yang menodai saya, Pak!!!!" teriak Anindya dengan mata menyiratkan amarah.
Assa maju selangkah mendekati Arsen, ia tetap menatap pria itu dengan tajam.
"Jika saja malam itu anda tidak melecehkan saya, saya tidak akan mungkin masuk ke dalam jurang kegilaan anda Arsenio Lucifer!!!" lanjut Anindya dengan begitu berani.
"Assa!!!!" bentak Arsen lalu mencengkram bahu Anindya dengan kasar.
Arsen mengetatkan rahangnya, ia benar-benar tak tahan terus mendengar ucapan dari wanita yang berubah hanya dalam beberapa hari saja.
"Aku ternyata terlalu bersikap baik padaku sampai kau kurang ajar, Assa. Sekarang biarkan aku menunjukkan dimana posisimu, Nona Anindya Alyssa!" tukas Arsen lalu mendorong tubuh Anindya berbaring di atas ranjang.
Arsen ikut naik hingga posisinya menindih tubuh Anin bahkan perut wanita itu terasa lebih sakit karena menahan bobot Arsen.
"Jangan, Pak. Hiks …" lirih Anindya terisak.
Anindya semakin merasakan sakit di perutnya, ia dengan sekuat tenaga berusaha untuk mendorong Arsen dan berhasil.
Anindya bangkit dari tempat tidur dan hendak keluar, namun tiba-tiba sakit di perutnya kian bertambah. Anin meremat pakaiannya lalu merasakan sesuatu mengalir di kakinya.
Anin menunduk melihat sesuatu yang terasa mengalir, ia seketika menangis melihat darah yang keluar membasahi karpet lantai yang ada disana.
"A-assa." Panggil Arsen dengan suara terbata.
"Hiks … hiks … nggak, anak aku pasti baik-baik saja!!!!" teriak Anindya perlahan merosot dan memegangi perutnya yang semakin terasa nyeri.
Arsen mendekati Anindya, ia memegang kedua sisi bahu wanita itu. "Apa maksudmu, apa maksudnya ini, Assa?!" tanya Arsen dengan suara berat.
"Hiks … jangan tinggalkan Mama, Nak. Mama tidak memiliki siapapun, hiks …" bukannya menjawab, Anindya terus menangis sambil mengusap perut nya yang kian terasa sakit.
"Assa, darahnya semakin banyak. Kita ke rumah sakit sekarang!!!" ucap Arsen lalu menggendong Anindya ala bridal style dan membawanya keluar dari kamar.
NAH LO, ASSA KENAPA TUCH. KEGUGURAN GAK YA😭😭
To be continued