NovelToon NovelToon
Sebatas Istri Bayangan

Sebatas Istri Bayangan

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Kirana, seorang wanita lembut dan penyabar, merelakan hidupnya untuk menjadi istri dari Dion, pria pilihannya. Namun, kebahagiaan yang diharapkan tak kunjung datang. Sejak awal pernikahan, Kirana dibayangi oleh sosok mertuanya, seorang wanita yang keras kepala dan suka mengontrol. Mertuanya tak pernah menganggap Kirana sebagai bagian dari keluarga, selalu merendahkan dan mencampuri setiap keputusan Kirana.

Kirana merasa seperti boneka yang diatur oleh mertuanya. Setiap pendapatnya diabaikan, keputusannya selalu ditolak, dan kehidupannya diatur sesuai keinginan sang mertua. Dion suaminya, tak pernah membela Kirana. Ia terlalu takut pada ibunya dan selalu menuruti segala permintaan sang ibu. Ditengah konflik batinnya, akankah Kirana kuat mengarungi bahtera rumah tangganya? Atau akhirnya ia menyerah dan memilih berpisah dengan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Dion duduk di sudut ruangan, matanya masih terpaku pada layar TV yang menayangkan berita olahraga. Tapi aku tahu dia sama sekali tidak memperhatikan. Sejak beberapa hari terakhir, suasana rumah kami berubah menjadi ladang bom yang siap meledak kapan saja. Keributan kecil terus terjadi—terutama sejak aku mulai lebih aktif dengan pekerjaanku sebagai kreator di TikTok.

"Berapa lama lagi kamu mau terus begini?" suara Dion tiba-tiba memecah keheningan.

Aku yang sedang sibuk dengan laptop dan ponsel di meja makan, hanya mendengus tanpa menoleh. "Begini gimana, Dion?"

"Ya, terus-terusan main ponsel, ngedit video, bikin konten. Kamu sadar nggak, Kirana, kalau kita jarang ngobrol lagi sekarang?" Dion menegakkan tubuhnya di kursi, kini benar-benar menatapku.

Aku menghela napas, menahan diri agar tidak langsung melontarkan emosi. "Ini kerjaanku sekarang. Kamu udah tahu itu. Aku harus ngurus konten kalau mau hasilnya bagus."

"Kamu serius bilang ini kerjaan? Cuma bikin video dan upload di TikTok? Ini bukan pekerjaan yang layak, Kirana. Kamu ngelupain rumah tangga kita demi sesuatu yang nggak jelas masa depannya."

Perkataan Dion seperti api yang menyulut percikan kecil di dadaku. Selama ini, aku selalu mencoba mengimbangi hidupku sebagai istri dan sebagai seorang konten kreator. Tapi baginya, tak pernah ada yang cukup. Tak peduli seberapa keras usahaku, Dion tetap menganggapku hanya bermain-main.

"Aku nggak ngerti kenapa kamu selalu meremehkan apa yang aku lakukan, Dion," jawabku sambil menatapnya tajam. "TikTok, media sosial, ini bukan cuma main-main. Aku sudah menghasilkan uang dari sini. Kenapa kamu nggak bisa melihat itu?"

Dion mendengus, berdiri, dan berjalan menghampiriku. "Uang? Uang berapa sih yang kamu dapat? Apa yang kamu dapat dari semua ini bisa menyaingi gaji tetap yang aku bawa pulang tiap bulan?"

Aku menutup laptopku dengan cepat, rasa marah mulai membakar dalam dada. "Ini bukan soal seberapa banyak uang yang aku hasilkan sekarang. Ini tentang aku punya kehidupan sendiri. Aku nggak mau terus-terusan terjebak dalam situasi di mana aku hanya jadi istri yang diam di rumah, tunduk sama kamu dan keluargamu. Aku ingin jadi diriku sendiri."

"Apa?" Dion terperangah. "Jadi selama ini kamu merasa terjebak? Kamu merasa nggak bahagia dalam pernikahan kita?"

Aku berdiri dari kursiku, menghadapi Dion dengan tangan gemetar. "Ya, aku merasa begitu. Aku merasa tidak dihargai. Kamu tidak pernah menghargai aku, Dion. Aku sudah cukup sabar dengan semua ini—keluargamu yang terus-menerus ikut campur, kamu yang tidak pernah berpihak padaku, dan sekarang kamu meremehkan pekerjaanku. Aku capek!"

Dion terdiam, tapi bukan karena dia terkejut atau merasa bersalah. Aku bisa melihat kemarahan yang semakin tumbuh di wajahnya. "Kamu tahu, Kirana, aku sudah berusaha. Tapi kamu yang terus berubah. Kamu lebih peduli sama ponsel dan konten-konten bodoh itu daripada suamimu sendiri."

"Aku berubah? Atau kamu yang tidak pernah mau berubah, Dion?" suaraku semakin meninggi. "Kamu ingin aku tetap jadi perempuan yang hanya diam, mengikuti perintah, tanpa pernah memikirkan keinginanku sendiri. Kamu tahu nggak, aku juga punya mimpi, punya harapan, tapi kamu nggak pernah mendengarkan."

Dion, yang kini sudah sangat marah, tiba-tiba mengulurkan tangannya dan meraih ponselku yang tergeletak di meja. Sebelum aku sempat bereaksi, dia membantingnya ke lantai. Bunyi pecahan terdengar keras di seisi ruangan.

Aku terdiam, menatap ponselku yang kini rusak tak berbentuk. Semua kerja keras, semua konten yang telah kuusahakan, hancur dalam sekejap karena kemarahan Dion. Tiba-tiba, ada sesuatu di dalam diriku yang patah.

"Apa yang kamu lakukan?!" aku berteriak, air mataku langsung mengalir deras. Aku tidak bisa lagi menahan diri. "Kamu tahu seberapa banyak waktu yang sudah aku habiskan untuk membangun semuanya? Apa kamu benar-benar nggak peduli dengan apa yang aku lakukan?"

Dion balas berteriak. "Aku nggak peduli! Kamu lebih peduli sama ponsel itu daripada pernikahan kita!"

Aku mundur, menatapnya dengan mata merah penuh air mata. "Jadi menurutmu, menghancurkan satu-satunya hal yang membuatku bahagia adalah cara yang tepat untuk memperbaiki pernikahan kita? Kamu yang nggak peduli, Dion! Kamu yang selalu menutup mata pada semua yang aku alami!"

Dion mendekat, suaranya lebih rendah tapi penuh kemarahan. "Aku cuma mau kamu sadar. Pernikahan ini lebih penting dari TikTok atau apapun yang kamu lakukan."

Aku menatapnya tak percaya. "Pernikahan ini hanya penting buatmu, Dion. Kamu nggak pernah berpikir tentang bagaimana rasanya jadi aku. Kamu nggak pernah tanya aku, apakah aku bahagia, apakah aku nyaman dengan semua ini. Selama ini aku yang selalu berusaha mengerti kamu. Tapi apa kamu pernah mencoba mengerti aku?"

Dion terdiam. Untuk pertama kalinya, dia tidak membalas perkataanku. Dia hanya menatapku dengan kebingungan dan kemarahan yang campur aduk.

Aku menghela napas panjang, mencoba meredakan emosiku, tapi sulit. Luka yang Dion buat kali ini terlalu dalam. "Kamu tahu, Dion, aku nggak tahu sampai kapan aku bisa bertahan kalau seperti ini terus. Aku sudah capek mengalah. Aku sudah capek merasa sendirian dalam pernikahan kita."

"Sendirian? Aku di sini, Kirana. Aku selalu di sini."

"Secara fisik, ya. Tapi kamu tidak pernah benar-benar ada untukku. Kamu nggak pernah ada ketika aku butuh dukunganmu, ketika aku merasa diserang oleh keluargamu, atau ketika aku berusaha keras dengan pekerjaan baruku. Kamu selalu berdiri di sisi yang salah."

Dion mengusap wajahnya dengan frustrasi, lalu duduk kembali di kursi. "Aku nggak tahu harus ngomong apa lagi, Kirana."

Aku mendekat, berdiri di depannya dengan tangan terlipat di dada. "Kalau kamu benar-benar nggak tahu, mungkin kamu harus mulai berpikir, Dion. Karena aku nggak bisa terus hidup seperti ini. Kamu harus memilih—entah kamu mulai mendukung aku dan menghargai apa yang aku lakukan, atau... mungkin kita nggak bisa lagi bersama."

Kalimat terakhir itu menggantung di udara. Dion menatapku dengan mata melebar, tampak terkejut mendengar kata-kata itu keluar dari mulutku. Aku pun tidak menyangka akan mengatakannya. Tapi aku tahu, di dalam hatiku, aku benar-benar serius.

Setelah beberapa saat, Dion berdiri, berjalan menjauh dariku menuju pintu depan. "Aku nggak bisa berpikir sekarang," katanya sambil membuka pintu. "Aku butuh waktu."

Aku tidak menjawab, hanya memandangi punggungnya yang semakin menjauh. Saat dia keluar dari rumah, pintu tertutup dengan bunyi keras, dan keheningan kembali menyelimuti ruangan. Aku berdiri di sana, mencoba memahami semua yang baru saja terjadi. Rasanya seperti beban yang selama ini kutahan mulai lepas satu per satu.

Aku duduk kembali di meja, menatap ponsel yang rusak di lantai. Meski kecewa, aku tahu, apa yang rusak bisa diperbaiki, dan begitu pula dengan diriku.

1
Welsa Putri
dtggu lanjutannya
roserossie: Tunggu malam ini ya😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!