Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 13 - Kita Hadapi Berdua
Gionino dan Adrian akhirnya sepakat untuk menemui Aruni berdua. Namun sepanjang perjalanan mereka, Adrian masih saja merasa ragu-ragu.
Takut sang ibu akan marah jika tiba-tiba melihatnya datang bersama dengan tuan Gio.
Ibunya pasti akan berpikir dialah yang memohon untuk dibantu, padahal sungguh ... Adrian sedikitpun tidak ada niat untuk meminta pertolongan.
Jadi sepanjang jalan Adrian terus meremat-remat kedua tangannya sendiri, cemas dan takut yang berkumpul jadi satu di dalam hati.
Pandangan tertuju ke arah jendela, namun sebenarnya tatapannya nampak kosong.
"Adrian," panggil Gio hingga membuyarkan semua lamunan anak laki-laki tersebut. Adrian bahkan reflek menatap ke arah tuan Gio yang duduk di sampingnya.
"Iya Pak, ada apa?"
"Kenapa Kamu terlihat gugup sekali? Apa kamu takut?
Sejak tadi Gio selalu mengawasi pergerakan Adrian. Jadi apapun yang anak ini rasakan dia bisa memahaminya.
Adrian terdiam sesaat, "Aku belum mengatakan apapun pada ibu tentang pertemuan kita ... aku takut membuat ibu marah," jelas Adrian.
Gio mengangguk setuju, sangat paham dengan pemikiran Adrian. Sekarang pun dia sedang membayangkan bagaimana jika Aruni akan marah. Tanpa sadar dua pria itu memiliki pemikiran yang sama.
"Jadi maumu bagaimana?" tanya Gio yang tak ingin sedikitpun membebani pemikiran Adrian.
Jika dulu saat dia muda Gio selalu mengambil keputusan sesuka hatinya, tapi sekarang Gio lebih suka membicarakan semuanya lebih dulu. Dia tak ingin salah langkah lagi di usianya yang sudah sematang ini.
Tapi yang jelas, apapun keputusannya tujuan Gio hanya satu. Mencari jalan yang paling mudah dan yang paling cepat menuju kebahagiaan.
"Aku juga tidak tahu, Pak," jawab Adrian.
"Oke, dengarkan aku cerita sebentar," ucap Gio kemudian. "Di masa lalu sebenarnya aku dan ibumu memiliki hubungan yang bisa dibilang baik dan kurang baik," jelas Gio.
Setelahnya dia menceritakan semua sejarah yang ada dalam hubungan mereka. Di pertemuan pertama kemarin Gio memang tak banyak bicara, jadi sekarang lah saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya pada Adrian.
Tentang dimana pertama kali Gio dan Aruni bertemu, disaat mereka memutuskan untuk bersama, lalu tiba-tiba hubungan itu berakhir dan Aruni menikah dengan orang lain.
"Hubungan kami tidak sederhana Adrian, bukan hanya kenal kemarin atau hanya kenal biasa. Tapi ibumu bahkan masih ada di dalam hatiku," jelas Gio.
"Sampai sekarang aku belum menikah jika kamu ingin tahu. Dan tiba-tiba aku tahu hidup ibumu diperlakukan seperti ini oleh Hendra aku benar-benar tidak terima," timpal Gio lagi.
Sepanjang perjalanan itu Adrian seperti mendengar cerita sebuah dongeng. Bagaimana bisa sang ibu yang selama ini sudah hidup seperti budak, nyatanya memiliki hubungan dengan seorang konglomerat.
Tak main-main, tuan Gio adalah pemilik perusahaan Abraham Kingdom.
Adrian yang awalnya merasa takut dan cemas kini justru terperangah sendiri mendengar cerita tersebut.
Entah kenapa dia merasa senang ketika mengetahui masih ada seseorang yang mengasihi ibunya dengan tulus.
Adrian sadar, ibunya tidak secantik dulu, tidak pula memiliki harta yang bisa dibanggakan. Jika melihat tuan Gio yang begitu sempurna Adrian akan langsung kecil hati.
Tapi hidup mereka sudah terlalu susah untuk terus dipikirkan. Jadi daripada merasa tidak pantas, Adrian lebih memilih untuk menjalani saja semuanya.
"Ibumu jelas akan marah jika melihatmu datang bersamaku, tapi alih-alih menghindari kemarahannya, bagaimana jika kita hadapi saja berdua?" tanya Gionino.
"Siap Pak," jawab Adrian patuh, bahkan mulai bisa tersenyum meski kecil.
Adrian bisa merasakan ketulusan yang diberikan oleh tuan Gio, lagipula Apa yang dia lakukan sekarang adalah demi kebaikan ibunya sendiri. Jadi Adrian tak ingin ragu lagi.
Dengan menerima bantuan dari tuan Gio sang ibu tak perlu mencari kos-kosan, tidak perlu mengeluarkan biaya lebih.
Setelah Adrian hubungi ternyata saat ini sang ibu masih beristirahat di sebuah warung. Ternyata mencari kos-kosan dengan harga miring tidak mudah, Aruni masih ingin terus mencari. Hari ini juga dia harus mendapatkan tempat tinggal baru.
Sebelum akhirnya kelak akan mengurus perceraiannya dengan Hendra agar sah secara hukum.
Duduk di depan warung, Aruni memegang sebuah akua gelas di salah satu tangannya. Tatapannya berulang kali menelisik sekitar menatap dari arah manakah kira-kira anaknya akan datang.
Kata Adrian dia ingin menemuinya siang ini.
Tapi tatapan Aruni malah tertuju pada sebuah mobil mewah yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.
Dan alangkah terkejutnya Aruni saat melihat Adrian keluar dari dalam mobil tersebut, lalu di susul oleh Gionino.
Deg!
Jelas² Aruni yg banting tulang membesarkan Adrian dengan seenaknya Hendra bilang harus bayar hutang Budi pada Hendra😏
selama ini Adrian menahannya karena masih menghargai kamu sebagai papanya, tapi skrg sudah beda lagi ceritanya🤪
kasian juga sama bude yanti, hadi kebingungan sendiri, tenang bude nanti bude akan mengetahui siapa Adrian sebenarnya..