Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Lisa pun menepiskan bayangan Amar dalam pikirannya. Lalu mengambil buku panduan untuk sekolah keluar negri. Lagi pula itu hal yang harus ia lakukan. Agar jika ia tinggal di negara lain. Ia harus tahu budaya dan kebiasaan masyarakatnya. Supaya mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Cukup lama Lisa membaca buku. Sampai tidak sadar ia pun tertidur sampai sore. Sehingga bunda yang masuk kamarnya. Mengelengkan kepala, saat anaknya itu tidak membuka pintu setelah di bel berkali kali. Untung saja bunda menyimpan kunci serep di dalam tasnya.
" Anak ini, tidur ngak ingat waktu. Lis ...ade bangun ingat diri de, ini sudah sore. Cepat bangun sholat," bunda pun menggoyang goyangkan tubuh Lisa
" Heuh....bunda.....astaga..maaf bun, gimana bunda bisa masuk rumah?" kata Lisa kaget, langsung duduk. Karna bundanya sudah pulang dan tiba tiba sudah di dalam kamarnya.
" Bunda pake kunci serep. Cepat bangun dan mandi ," kata Bunda berlalu begitu saja meninggalkan Lisa.
Lisa pun cepat beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Lalu berwudhu untuk sholat. Setelah sholat Lisa kembali masuk lagi kamar mandi. Untuk membersihkan dirinya.
Setelah itu Lisa kedapur. Terlihat bundanya sibuk memasak sendiri untuk persiapan makan malam. Karna bundanya hanya bisa memasak sarapan dan makan malam saja. Karna harus bekerja. Sebab itulah untuk makan siang Lisa memilih jajan atau membeli makanan di luar jika ia malas memasak. Terkadang Lisa hanya menggoreng telur dadar untuk dirinya sendiri. Jika uang sakunya sudah habis.
" Ade sudah belajar untuk ikut tes. Persiapan kan dengan matang jika ade serius mau ke Australia. Biar ngak setengah setengah," kata bunda, saat Lisa kedapur membantunya.
" Sudah bun, Lusa Lisa sudah tes. Lalu apa bunda dan ayah bakal jenguk Lisa selama ade di sana?" tanya Lisa sambil membantu bundanya membersihkan sayur.
" Tergantung uangnya de, buat ngantar ade saja perlu biasa besar. Jadi ayah sama bunda ngak bisa jenguk tiap tahun. Harus menabung dulu jika mau kesana. Yang penting ade sehat dan bisa menyelesaikan kuliah dengan baik, itu doa bunda dan ayah," kata bunda. Sambil menaruh panci di atas kompor.
" Ya bun, Ade janji akan rajin belajar, biar cepat lulus," kata Lisa.
" Bunda percaya itu, tapi ingat !! Jangan macam macam selama di sana. Fokus saja belajar. Agar cepat selesai. Pergaulan bebas itu tidak baik untuk anak perempuan. Ade ingat kan pesan bunda.," bunda bicara penuh penekanan
" Siap bun, Lisa akan jaga diri," kata Lisa Yang tahu, jika orangtuanya sangat disiplin mendidik anak anaknya. Apalagi dalam adab pergaulan dan agama.
Bunda pun tersenyum sambil memasak makanan kesukaan suaminya. Bahkan bunda juga menggoreng ayam kesukaan Lisa dan Zain yang sudah terbiasa makan dirumah. Jika Zain tidak sibuk.
" Bun...apa bang Zain sudah punya calon?" kata Lisa sambil mengiris iris tempe.
" Bunda tidak tahu, tapi kalo pun ada pasti abangmu akan bilang. Mungkin sekarang dia sedang menabung. Biar bisa cepat melamar calonnya," kata bunda menebak nebak.
" Masa sih, kalo nanti Lisa bawa calon mantu bunda seorang pria bule. Apa bunda mau ?" tanya Lisa bercanda.
" Tergantung, dia baik dan bertanggung jawab atau tidak. Kalo hanya mau main main sama ade. Bakal bunda usir dan lempar ke laut ," kata bunda asal
" Hahaha.....kok bunda tega, emang bunda segitu jahatnya. Masa anak orang sudah jauh jauh datang kesini mau di usir. Ih...bunda galak," kata Lisa manyun.
" Lagian ade aneh, belum kuliah saja sudah mikir calon suami. Tuh minyaknya sudah panas. Sana cemplungin tempenya!!" bunda menyuruh Lisa memasukan tempe yang sudah di bumbui.
" Ya bun, Lisa hanya bercanda. Lagian Lisa juga belum mau pacaran kok. Lisa pengen kerja dulu," kata Lisa.
" Bagus itu, ingat wanita mandiri itu bukan mau pamer ilmu pada kaum pria. Tapi agar para suami bisa menghargai kita sebagai wanita. Lagi pula jaman sekarang banyak pria yang tidak bertangung jawab. Bisanya hanya menuntut tapi tidak memperhatikan kebutuhan istri," kata bunda
" Apa ayah begitu?" tanya Lisa sarkas.
" Tidak sih, tapi adik dan saudari bunda mengalami hal seperti itu de. Dan untung ayah mu tidak seperti mereka. Jika tidak bunda sunat dua kali," kata bunda
Membuat Lisa langsung tertawa. " Hahaha.....bunda ada ada saja, tapi kalo di sunat apa bunda ngak butuh?" ledek Lisa semakin ngakak.
" Aish kamu ini....tahu aja, ngak lah. Kan sudah tahu rasanya," kata bunda tersenyum kecut.
" Tapi ayah ngak macam macam kan bun, Lisa siap jadi perisai bunda. Jika ayah nakal di luar sana," kata Lisa menoleh pada bunda yang menaruh sayur di mangkuk besar
" Ngak lah, jangan sampai....lagian ayah mu sudah tua. Buat apa mau bermain api. Bunda hanya khawatir sama abangmu," kata bunda
" Hah bang Zain atau bang Amar ?" tanya Lisa kaget. .
" Dua duanya, mereka itu terlalu polos dan baik. Sampai sekarang belum ada pilihan. Takutnya mereka salah pilih wanita. Karna mereka sangat fokus bekerja. Amar dan Zain itu hanya sebelas dua belas. Mereka belum pernah pacaran de" kata bunda.
" Emang kalo belum pernah pacaran jadi masalah bun, asal mereka pintar memilih dan hati hati dalam menilai, tidak jadi masalah kan bun. Lagian kita kan tidak tahu isi hati orang," kata Lisa.
" Makanya dari itu bunda khawatir, takut abangmu itu salah pilih wanita, " kata bunda. Sembari memberikan piring pada Lisa. Untuk wadah tempe yang sudah matang.
" InsyaAllah tidak bun, kalo mereka berhati hati. Hanya saja kadang banyak wanita yang memanfaatkan kebaikan pria baik jaman sekarang.," kata Lisa
" Ya...Ade juga jangan sampai tertipu pada pria hidung belang. Cari pria yang baik yang sayang sama ade kelak. Ingat jangan sampai tertipu oleh penampilan dan tampangnya saja," kata bunda mengingatkan anak bungsunya itu. Agar Lisa bisa menjaga diri.
" Siap bun," kata Lisa. Sambil mengangkat serok dan meletakkannya ke atas wadah minyak. Lalu ia kembali memasukan tempe sampai habis.
Tanpa mereka sadari ayah mendengarkan percakapan keduanya. Pak Farhan berdiri sambil melipat tangannya di dada. Karna memperhatikan kedua wanita kesayangan itu sedari tadi. Mereka sangat rajin mengurus dapur. Walau istrinya bekerja dan pulang sore. Namun tidak pernah mengeluh untuk mengurus rumah dan kewajibannya sebagai seorang ibu. Begitu juga dengan Lisa putrinya. Sehingga Amar dan Lisa tumbuh dengan baik dan pintar. Apalagi Lisa sudah pintar memasak sejak SMP. Hanya saja kadang putrinya itu sangat pemalas. Jika sudah lelah belajar. Saat pulang sekolah.
" Hmm...." dehem Zain yang muncul tiba tiba di belakang pak Farhan.
" Bang Zain, ayah. Sudah pada pulang ?" kata Lisa menatap keduanya.
" Sudah dong," jawab ayah melangkah mendekati meja makan, lalu duduk sambil menyicipi tempe goreng.
Bunda hanya tersenyum. Sambil menaruh ayam goreng. " Apa mau makan sekarang yah, Zain katanya tadi pulang malam nak?" tanya bunda.
" Boleh," jawab ayah.
" Ngak jadi bun, tadi urusannya langsung selesai . Jadi Zain pulang cepat. Karna teringat dengan ade yang mau daftar kuliah. Zain mau bantu Ade belajar buat ujian besok lusa," kata Zain. Yang tahu Lisa akan mengikuti tes TOEFL
" Yeay....bang Zain baik deh, terimakasih ya bang mau bantu ade. Lisa janji akan belajar rajin biar dapat nilai bagus," kata Lisa senang.
" Ya abang juga janji, jika ade sudah sampai di sana nanti. Akan bantu ngasih uang saku tiap bulan. Biar nambahin uang saku dari ayah," kata Zain ikut duduk di meja makan.
" Alhamdulilah, Lisa tidak menolak bang," kata Lisa senang dapat tambahan uang saku dari Zain.
Sedangkan bunda hanya tersenyum. Sambil menyiapkan piring untuk makan. Mumpung makanan masih hangat.
" Sudah habiskan de, ayo kita makan," kata bunda duduk di samping ayah.
" Ya bun," kata Lisa. Yang membawa sisa tempe ke meja. Namun matanya tertuju pada seorang pria yang berdiri menatapnya.
" Bang Amar !!" kata Lisa kaget. Sehingga ayah, bunda dan Zain ikut kaget. Saat melihat Amar.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar