Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha untuk ikhlas.
Kay yang masih bingung dengan keputusannya,berjalan lesu dari tempat pemberhentian bus menuju jalan pulang ke rumahnya.
Kay teringat perkataan Juju.
"Maka dari Itu,jangan memikirkan pernikahan atau berniat menikah muda Kay.Jangan sampai kita menikah dengan orang yang salah,tapi menikahlah sampai kita benar-benar menemukan seseorang yang sangat kita cintai,agar kita tidak menyesal memilih seseorang yang akan menjadi pendamping hidup kita dalam waktu yang sangat lama,atau lebih tepatnya pasangan untuk sekali seumur hidup kita."
Kay mendesah lesu mengingatnya.
"Apakah aku harus membatalkan pernikahan ini?Huh…kenapa harus pria sombong itu yang dijodohkan denganku!"eluh Kay keras sambil memegangi kepalanya.
Beberapa orang yang berjalan berpapasan dengan Kay terus memperhatikannya,sambil menatap dirinya dengan tatapan aneh.
Kay berusaha mengabaikannya dan mempercepat langkahnya, tanpa memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
"Hidup adalah pilihan, dan aku akan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kupilih,meskipun terasa sangat berat dan sulit.Tapi pilihan yang kuambil membawa banyak kebaikan untuk keluargaku"gumam Kay di dalam hati.
Karena terlalu sibuk dengan perasaan gundahnya.Kay tidak menyadari jika dia sudah tiba di depan rumahnya.
Lalu betapa terkejutnya Kay saat melihat Ben berdiri di samping mobilnya,yang terparkir tepat di depan halaman rumah Kay.
Tak sengaja mereka berdua saling bertatapan.
Kay langsung berpaling,"Aku pasti salah arah"ucapnya.
"HEI!KAU !GADIS ANEH! Kau mau kemana?"pekik Ben memanggil Kay.
Kay tidak menghiraukan Ben dan terus berjalan.
Ben lalu menghentikan langkah kaki Kay dengan berdiri tepat di hadapan Kay.
"Mau kemana kau gadis aneh?kenapa kau terus ingin kabur dariku?"ucap Ben dingin.
"Sepertinya aku salah arah pulang ke rumahku"jawab Kay lesu.
Ben tersenyum sinis,"Apa kau habis jatuh dan amnesia?sehingga lupa jika itu rumahmu sendiri."
Ben menunjuk ke arah rumah Kay.
"KAU!Apa yang kau lakukan disini?."Kay menudingkan jari telunjuknya ke arah Ben.
Ben memandangi wajah Kay tajam lalu menghampirinya.
"Kenapa kau matikan telepon dariku?Berani sekali kau mengabaikan ku! Apa kau tidak tahu,diluar sana begitu banyak para gadis yang ingin mendapatkan telponku!"ucap Ben ketus.
"Memangnya siapa Kau?melarangku untuk mematikan teleponmu!"sahut Kay ketus.
Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Kay,hingga membuat Kay berjalan mundur untuk menjauh.Tapi Ben terus menghampirinya..
"Aku ini calon suamimu"jawab Ben tegas.
"Kita belum benar-benar menikah,dan aku bisa membatalkan perjodohan ini"ucap Kay kesal.
"Jangan membuatku semakin marah.Kau tidak akan bisa membatalkan pernikahan kita,karena kehidupan keluargamu tergantung dengan perjodohan ini"ancam Ben.
Kay tersenyum simpul dan tidak tinggal diam mendengar perkataan Ben.
"Jangan mencoba untuk mengancamku pria sombong.Kehidupanmu yang paling bergantung pada perjodohan ini"balas Kay.
Ben terdiam memandang lekat wajah Kay.
"Apa gadis ini tahu,jika aku menikahinya hanya untuk mendapatkan semua warisan mendiang Kakek ku?Apa dia tahu,aku tidak akan mendapatkan harta warisan kakek jika tidak menikah dengannya.Gadis aneh ini memang kunci untuk mendapatkan kebahagian ku"batin Ben.
"Kau setuju untuk menikah karena patah hati dan malu,sebab lamaranmu ditolak kan.Jadi kau ingin menunjukkan pada wanita Itu,kalau kau masih bisa menjalani kehidupan meski tanpanya"celetuk Kay.
Ben tersenyum simpul mendengar ucapan Kay.
"Baguslah jika gadis aneh ini belum tahu di balik alasan ku untuk setuju menikah dengannya.Bisa-bisa dia akan menghambat langkahku,jika mengetahuinya.Jika aku tidak menikahi gadis aneh ini,maka seluruh harta kekayaan milik mendiang Kakek akan diberikan kepada gadis aneh ini.Aku tidak rela…jika harus menyumbangkan semua warisan kakek secara cuma-cuma,untuk gadis ini."Ben membatin di dalam hatinya.
Kay hendak berpaling dan menjauh dari Ben.Tapi Ben dengan cepat langsung menggenggam tangan Kay dengan erat,lalu menariknya berjalan menuju ke rumah Kay.
"HEI,Apa yang kau lakukan?lepaskan tanganku!"pinta Kay.
"Diamlah dan segera ganti pakaianmu.Aku akan mengajakmu keluar,untuk membicarakan persiapan pernikahan kita"kata Ben sambil terus menarik tangan Kay yang berada di dalam genggamannya.
Kay tidak tinggal diam dan berusaha ingin menggigit tangan Ben lagi.
Tapi kali ini dengan sigap,Ben langsung memutar tubuh Kay dan memeluknya dari belakang.
"HEI,apa yang kau lakukan?lepaskan aku!Aku akan berteriak,dan semua orang akan keluar lalu memukulku!"ancam Kay.
Ben semakin menguatkan dekapannya.
"Lakukan saja!Aku tidak takut.Saat semua orang-orang berkumpul dan ingin memukulku.Aku akan bilang,jika kau adalah calon istriku.Aku akan segera menikahimu,karena kau sedang mengandung anakku.Dan apa kau tahu?Apa yang akan dipikirkan oleh semua orang tentang hal itu?reputasi mu dan keluargamu akan langsung hancur,dan aku akan lebih leluasa untuk mengendalikan dirimu.Karena semua orang akan tahu,jika kau nanti akan menjadi istriku"gertak Ben.
"Cih…bisa-bisanya kau memiliki pikiran yang picik dan selicik ini.Kau memang pria yang sangat jahat!"sahut Kay kesal.
"Aku memang jahat,jadi turuti apa kataku,jangan membantah"ucap Ben seraya berbisik di telinga Kay.
Kay merasa risih dan semakin bertambah kesal dengan sikap Ben.
"Mematuhi mu adalah sebuah kedunguan"ujar Kay ketus.
"Kau gadis paling menyebalkan yang pernah kutemui"kata Ben sinis.
Kay tersenyum sinis,"Dan kau pria arogan dengan kelakuan paling minus sedunia"ucap Kay tak mau kalah.
Lalu Ben memutar tubuh Kay dan membuat keduanya saling berhadapan.
"Jika ku amati kau terlihat semakin menarik dan imut juga."Ben tersenyum simpul.
"Minggir dan menjauhlah dariku!." Kay berusaha mendorong tubuh Ben menjauh darinya.
Tapi Ben semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
"Turuti aku dan segeralah berganti pakaian,kau akan pergi bersamaku"pinta Ben dengan wajah serius.
"Bagaimana jika aku menolaknya?"tantang Kay.
"Maka aku akan langsung mencium mu dan meminta para pengawalku untuk memotretnya.Foto itu akan menjadi berita utama besok hari"balas Ben tegas.
"Kau pria yang menjijikan!." Kay meronta untuk memukul Ben,tapi tidak bisa.
Ben terlalu kuat mencengkram tangan Kay.
Ben semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kay,dan berpura-pura ingin mendaratkan ciuman di bibir Kay,untuk menakuti dan menggertak Kay.
Tapi usaha Ben gagal.Kay dengan cepat menginjak kuat kaki Ben, lalu mendorong tubuh Ben dengan kuat.
Cengkraman tangan Ben terlepas.
Kay menjauh dari Ben sambil menudingkan jarinya telunjuknya ke wajah Ben.
"Aku bukan gadis murahan yang kau pikirkan!Kau pikir siapa dirimu?Beraninya ingin berbuat kurang ajar padaku!Jangan kau pikir karena aku setuju menikah denganmu.Kau bisa berbuat semaunya padaku.Lain kali,bukan kakimu lagi yang akan kuinjak.Tapi wajah jelek selalu kau banggakan itu akan ku buat bengkak"ancam Kay dengan keras.
Kemudian Kay segera masuk ke dalam rumahnya.Lalu betapa terkejutnya Kay,saat melihat kedua orang tuanya menguping pembicaraannya dengan Ben.
"Kalian!" Kay menaikkan kedua alisnya ke atas sambil mendesah keras,lalu masuk ke kamar.
Kedua orang tua Kay diam tak bergeming,sambil memandangi Kay yang pergi berlalu dalam keadaan marah.
"Putrimu benar-benar galak seperti dirimu!"ucap Ayah Kay pada istrinya.
Ibu Kay menepuk keras lengan Ayah Kay.
"Bisa-bisanya Ayah berkata seperti itu!Seharusnya Ayah merasa takut,karena putri kita berani memaki Ben"ucap Ibu Kay cemas.
"Biarkan saja,itu urusan mereka.Kita tidak usah ikut campur.Lebih baik sekarang Ibu sambut kedatangan Ben dan ajak dia masuk"saran Ayah Kay.
Ibu Kay menepuk lengan Ayah Kay lagi,kali ini lebih keras.
"Kay putri kita,jadi kita harus ikut campur urusannya!".
"Aduh…sakit Bu.Kenapa ibu memukul ku?"tanya Ayah Kay memegangi lengannya.
"Itu karena ayah sembarangan bicara"jawab Ibu Kay.
"Ayah tidak sembarangan bicara. Lagipula,siapa yang menyuruh gadis belum dewasa untuk menikah.Jadinya seperti ini kan"ucap Ayah Kay lagi.
Mata Ibu Kay melotot memandangi wajah Ayah Kay.
"Jangan bicara lagi dan diamlah! Sekarang sebaiknya ayah segera keluar dan temui Ben.Ibu akan menemui Kay di kamar,untuk membujuknya supaya mau pergi bersama Ben."
Ayah Kay tidak bisa membantah dan menuruti ucapan sang istri yang sudah beranjak pergi menuju kamar Kay.
Di kamarnya,Kay terkejut melihat begitu banyak kotak-kotak hadiah.
"Kenapa barang-barang ini diletakkan disini?kamar kecilku menjadi semakin sesak dan sempit!."Kay berusaha memindahkan kotak-kotak hadiah ke ruang keluarga.
Tapi Kay bertambah terkejut saat melihat banyak kotak hadiah juga disana dan beberapa barang mahal lainnya.
Lalu Kay bergegas menuju ke kamar orang tuanya,dan isinya juga sama saja.
"Semua hadiah dan barang-barang ini adalah pemberian dari Pak Tri…,Papanya Ben"ucap Ibunya tiba-tiba.
Kay berbalik memandang wajah Ibunya dengan wajah murung.
"Sayang,cepat ganti pakaianmu dan segeralah temui Ben,lalu pergi berdua bersamanya.Bukankah sebentar lagi kalian akan menikah,jadi kalian harus membiasakan diri untuk saling mengenal dan dekat"bujuk ibunya.
Kay menolak dan enggan untuk pergi bersama Ben.
"Aku lelah Bu…Aku mau tidur"ucap Kay tak bersemangat.
Tapi ibunya terus membujuknya.
Kay menjadi sangat kesal karena ibunya terus memaksanya.
"Hentikan ibu!Jangan paksa aku lagi! Aku tidak ingin pergi dengan pria sombong itu!Kalau ibu mau…ibu saja yang pergi dengannya!"pekik Kay kesal.
Ibunya menarik nafas panjang dan dalam,berusaha untuk mengendalikan kemarahannya.
"Mana bisa ibu yang pergi dengan Ben.Ibu adalah calon ibu mertuanya bukan calon istrinya…"ucap Ibunya.
"Itu bukan masalah…Ibu wakilkan saja aku,gampang kan"balas Kay santai berjalan menuju kamarnya lagi.
Ibunya tidak tahan lagi melihat sikap Kay dan terlihat geram.
"Anak ini benar-benar keras kepala!"kata ibunya kesal.
Kay yang hendak merebahkan tubuhnya di atas ranjang tempat tidur. Tiba-tiba dihentikan oleh Ibunya.
"Apa kau tidak peduli dengan ayahku,ibumu dan keluarga kita?jangan keras kepala Kay!bagaimanapun juga kamu sudah setuju menikah dengan Ben.Dia adalah calon suamimu!"bentak ibunya.
"Ibu tidak perlu mengingatkan aku akan hal itu.Semua ini memang pilihanku,Bu! Aku tahu akan tanggung jawabku dan apa yang harus ku lakukan!Apakah tadi ibu tidak melihatnya?Bagaimana pria sombong itu ingin bersikap kurang ajar padaku!"ucap Kay marah.
"Mungkin kau hanya salah paham…sayang.Ben berasal dari keluarga yang baik..jadi tidak mungkin dia akan berlaku tidak sopan padamu"bujuk ibunya.
"IBU membelanya!".Kay menggelengkan kepalanya pelan mendengar perkataan ibunya.
Wajah Kay menjadi sangat murung dan terlihat sedih.Dia langsung duduk di ranjang dengan kepala tertunduk.
Hati ibunya tersentuh melihat Kay bersedih,lalu menghampirinya dan mengusap lembut kepala Kay.
"Sayang…ibu tahu semua ini sangat berat untukmu.Di usiamu yang seharusnya bersenang-senang dengan teman-teman mu.Kau harus memikirkan pernikahan dan mengorbankan banyak hal demi keluarga ini.Ayah dan ibu tidak akan melupakan pengorbanan besarmu ini"ucap Ibunya pelan.
Kay mengangkat kepalanya dan memandang wajah ibunya dengan mata berkaca-kaca.
"IBU!Aku tidak menginginkan apapun!Aku hanya ingin melihat kedua orang tuaku bahagia!Aku hanya ingin terus menjadi putri kecil kalian…"
Kay menangis,dadanya terasa sesak dan penat.Air matanya jatuh tak terbendung.
Ibunya langsung memeluk tubuhnya dengan erat dan ikut menangis.
"Kau akan selalu menjadi putri kecil kami…sayang." Jemari tangan ibunya mengusap lembut kepala dan punggung Kay.
Tanpa keduanya sadari Ben sejak tadi menguping pembicaraan mereka secara diam-diam.
Ayah Kay yang sedang membawa suguhan teh hangat dari dapur pun kaget melihat Ben berdiri di dekat kamar putrinya.
Ben menyadari kehadiran Ayah Kay di dekatnya lalu berkata,"Maaf..Aku tadi ingin permisi ke toilet.Tapi tidak sengaja berada disini,karena mendengar percakapan mereka."
Ayah Kay terdiam sejenak lalu tersenyum dan menunjukkan letak toilet pada Ben.
Ben mengangguk pelan dan beranjak dari tempatnya.
Ayah Kay memandangnya sebentar lalu kembali ke ruang tamu menunggu Ben.
"Kau gadis yang kuat,sayang.Jangan terus mengeluh…karena kalimat mengeluh yang diulang-ulang akan membuat sesuatu yang dikeluhkan semakin memburuk.Sekarang mulailah fokus pada pilihan yang kau ambil, daripada mengeluh terus yang akan memperkeruh sesuatu yang dikeluhkan"ucap Ibu Kay menasehati Kay.
Kay diam memandangi wajah Ibunya.
"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini Kay.Semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan.Ibu yakin jika pilihanmu adalah pilihan yang terbaik"imbuh Ibu Kay.
Sementara itu,Ben berjalan pelan menuju toilet sambil melihat-lihat keadaan di dalam rumah Kay.
Langkahnya terhenti saat melihat foto keluarga Kay,hingga membuatnya mendesah pelan dan terlihat berpikir.
"Aku kira gadis aneh itu tidak bisa menangis!"ucapnya pelan.
Ben berbalik menuju kembali ke ruang tamu sambil mengingat kesedihan wajah Kay.
"Ah,kenapa aku jadi memikirkan gadis aneh itu"gumamnya di dalam hati sambil mempercepat langkahnya.
Ayah Kay tersenyum melihat kedatangan Ben dan mempersilahkannya untuk duduk.
Ben bersikap sopan meskipun dingin.
"Dia tidak seburuk yang ku lihat"batin Ayah Kay memuji Ben.
Tidak lama kemudian,Kay datang bersama ibunya.
"Nak Ben,Kay sudah selesai berganti pakaian"ucap Ibu Kay.
Ben mendongakkan kepalanya,melihat ke arah Kay yang tak sengaja melihat wajahnya.
Untuk beberapa saat,Ben tak berkedip memandang Kay yang terlihat berbeda,mengenakan pakaian yang merupakan hadiah dari keluarganya.
"Bisakah kita pergi sekarang?"tanya Kay datar.
"Ten..tu..!"jawab Ben terbata.
Kay mencium tangan kedua orang tuanya dan pamit,lalu beranjak lebih dulu ke luar rumah.Kemudian Ben mengikuti Kay dari belakang setelah pamit dengan Ayah dan Ibu Kay.
"Tolong jaga Kay dengan baik ya Nak Ben"pinta Ibu Kay.
Ben mengiyakan perkataan Ibu Kay sambil menganggukan kepalanya pelan.Lalu dia segera menyusul Kay yang sudah masuk terlebih dulu ke mobil.
Di dalam mobil,Kay terdiam memandang keluar jendela mobil.
"Jalan Pak"pinta Ben pada sopirnya.
Sesekali Ben melirik ke arah Kay untuk melihat ekspresi wajah gadis itu.Tapi Kay tak menghiraukannya dan tak bergeming.