Hidup Nicho Javariel benar-benar berubah dalam sekejap. Ketenaran dan kekayaan yang dia dapatkan selama berkarir lenyap seketika akibat kecanduan obat-obatan terlarang. Satu per satu orang terdekatnya langsung berpaling darinya. Bukannya bertobat selepas dari rehabilitas, dia malah kecanduan berjudi hingga uangnya habis tak tersisa. Dia yang dulunya tinggal Apartemen mewah, kini terpaksa tinggal di rumah susun lengkap dengan segala problematika bertetangga. Di rumah susun itu juga, ia mencoba menarik perhatian dari seorang perempuan tanpa garis senyum yang pernah menjadi butler-nya. Dapatkah ia menemukan tempat pulang yang tepat?
"Naklukin kamu itu bangganya kek abis jinakin bom."
Novel dengan alur santai, penuh komedi sehari-hari yang bakal bikin ketawa-ketawa gak jelas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Sore hari, waktunya bagi Nicho berolahraga melatih ototnya. Pria itu bergelantungan di tiang atas pintu sembari menunggu kehadiran Sera yang hanya sepersekian menit di depan teras rumahnya. Sayangnya, sudah hampir dua jam bergonta-ganti gerakan, Sera belum juga keluar sekedar menjemur handuk seperti biasa.
"Nih, orang wibu apa introvert, sih? Kok betah amat bertapa dalam rumah!" Nicho bergumam kecil.
Penasaran, Nicho menyudahi olahraganya dan berjalan menuju unit seberang. Jiwa keingintahuannya semakin tinggi ketika melintasi rumah Sera. Dengan ragu-ragu, ia mencoba mengintip ke jendela rumah tersebut. Percuma, tak ada sesuatu yang bisa terlihat di dalam sana.
Di waktu yang sama, ia dikejutkan dengan sebuah hentakan kecil di pundaknya hingga sepasang bahunya pun terangkat. Nicho mendengus ketika berbalik badan. Ternyata yang baru saja mengejutkannya adalah bocah tetangga berkepala plontos.
"Hayo, ngintip apa?" tanya bocah tersebut dengan wajah meledek.
"Ngapain lu ikutin gua ke sini, Botak?" gerutu Nicho kesal.
"Yee, siapa yang ngikutin?"
"Terus, ngapain lu di sini?"'
Bukannya menjawab, bocah itu malah mengetuk pintu rumah Sera dengan beruntun dan sangat berisik. Alih-alih menghentikan bocah tengil tersebut, Nicho malah kelabakan sendiri mencari tempat bersembunyi. Bertepatan dengan itu, pintu rumah Sera mendadak terbuka hingga membuat Nicho semakin kalang kabut. Mau kabur, tapi sudah lebih dulu terlihat.
"Hai, Kak Sera lagi sibuk, gak?" sapa bocah tersebut.
"Kenapa? Ada PR lagi, ya?" tanya Sera.
"Iya, nih, kak, dapat PR bahasa inggris lagi," jawabnya sambil mengeluarkan buku yang dia sisip dalam karet celananya.
Nicho melongo seketika. Pasalnya, ia tak pernah menyangka kalau bocah tengil yang sering mengganggunya itu, bisa begitu dekat dan akrab dengan Sera. Bahkan, Sera tak sungkan menerjemahkan paragraf dan setiap soal yang ada. Ya, sebagai orang yang bekerja di perhotelan, wajar saja jika perempuan itu fasih berbahasa inggris.
"Udah paham, kan?" tanya Sera setelah mengartikan semua kalimat.
"Iya makasih, ya, kak Sera."
Sera menolah pada Nicho yang masih berdiri di samping bocah berkepala plontos tersebut.
"Ada apa?" tanya Sera dengan dingin dan datar.
Nicho pun langsung merangkul bocah itu sambil berkata, "Enggak, cuma diminta temani dia doang kok. Iya, kan?"
Bocah itu mengernyit. "Hah?"
Nicho langsung mencubit punggung bocah tersebut sehingga membuatnya langsung mengangguk mengiyakan.
Setelah Sera menutup pintu, Nicho langsung mengejar bocah yang tinggal bersebelahan dengan rumah Ucup.
"Heh, Botak, lu kok gak bilang-bilang kalo dekat sama Sera?"
"Hahay, iri ya, Bang?"
"Gak! Gua cuma heran bisa-bisanya bocah tengil kek lu akrab ma dia."
Bocah itu lalu menceritakan bagaimana awal mula mereka bisa sedekat itu. Ternyata itu diawali saat ibunya menghukum dia berdiri di tangga akibat kerap mendapat laporan dari gurunya karena tidak pernah mengerjakan tugas-tugas bahasa inggris. Sera yang saat itu lewat lantas merasa iba. Akhirnya, ia pun menawarkan akan membantunya mengerjakan setiap PR bahasa inggris.
Mendengar cerita dari anak itu, semakin menambah rasa kekaguman Nicho pada perempuan itu. Ternyata tak hanya penyayang kucing, Sera pun sangat perhatian pada anak kecil.
Tak ingin melewatkan kesempatan emas, Nicho lantas merangkul anak itu dan mendadak bersikap baik padanya. "Botak, bantu abangmu ini biar bisa dekat sama Sera!"
"Ogah!" tolaknya mentah-mentah sambil menarik bawah mata.
"Sesama tetangga harus saling membantu!" bujuk Nicho lagi.
"Wani Piro?" celetuk bocah itu sambil memberi kode meminta uang.
"Heh, kecil-kecil dah mata duitan!"
"Ya, udah kalo gitu!"
Nicho menarik kerah baju bocah tersebut ketika ia hendak pergi. "Eits, gua lagi gak punya duit. Tapi gua juga bisa bantuin lo ngerjain PR bahasa inggris. Gini-gini gua alumni sekolah internasional."
Seringai kecil lantas muncul di bibir bocah tersebut. "Mending dibantuin kak Sera. Udah baik, cantik lagi. Adem lihatnya."
"Gini aja, lu bantuin dulu biar gua bisa dekat ma dia. Kalo berhasil, lu mau apa aja gua kasih. Serius!"
"Emang Abang punya apa yang bisa dikasih sama aku? Dari tampang aja kek orang gak punya!" balasnya meragukan.
"Anjrritt, nih, anak!"
Nicho lalu membawa anak itu ke rumah Ucup. Di sana, ia menunjukkan topi miliknya dari brand ternama dan memasangkannya di kepala bocah itu. "Nih, topi cocok buat nutupin kepala lu yang botak."
"Wah, keren! Muka aku langsung jadi ganteng kek penyanyi rapper, Bang. Makasih, Bang!" Sangat jelas terlihat jika dia menyukai topi senilai jutaan tersebut.
"Eits." Nicho langsung menarik kembali topi itu dari kepala si bocah. "Lu bisa miliki topi ini kalo lu mau bantuin gua."
"Oke deh, Bang. Fix sekarang kita sekutu."
"Deal, ya?"
"Deal!"
Tangan mereka saling bertautan tanda kesepakatan antara dua laki-laki dengan usia terpaut cukup jauh itu dimulai.
"Eh, nama lu siapa dulu?" tanya Nicho.
"Cemong, Bang."
"Hah, Cemong? Muka sama nama kok bisa kompak gitu?"
***
Hari berikutnya, sesuai kesepakatan, Cemong pun membantu Nicho agar bisa dekat dengan Sera. Nicho menuliskan paragraf deskripsi dalam bahasa inggris yang dibuatnya, lalu menyuruh Cemong untuk meminta tolong pada Sera. Ini akan menjadi kesempatan ia untuk menemani Cemong menemui Sera dan berdiri berlama-lama di depan rumah perempuan itu. Hanya melihat Sera menerjemahkan kata per kata dari kalimat yang dibuatnya, sudah membuat Nicho senang bak seorang remaja bertemu cinta dalam hati.
Hari kedua, masih memakai modus yang sama. Mereka kembali mendatangi rumah Sera hanya untuk meminta diterjemahkan kata per kata yang dituliskan Nicho. Kerap beralasan menemani Cemong, sejauh ini justru membuat Sera mengabaikannya seolah dirinya tak ada.
"Makasih, ya, Kak Sera. Maaf, nih, jadi repotin tiap hari. Gak tahu kenapa guru aku jadi senang ngasih PR bahasa inggris," ujar Cemong setelah Sera membantunya.
"Oh, iya, tunggu ...." Sera menahannya ketika bocah tersebut hendak pergi. Ia bergegas masuk ke dalam, tampak hendak mengambil sesuatu lalu balik lagi dan menyerahkan sebuah kamus yang masih tersegel plastik. "Ini kamus buat kamu. Besok-besok, kalo ada tugas lagi, kamu bisa terjemahin kata per kata biar kamu juga punya banyak kosakata."
Cemong dan Nicho saling melirik lesu. Ternyata cara ini tak bisa berlangsung lama.
"Yah, kita dah gak bisa pake modus ini lagi, Bang Lele!"
"Ini tugas lu buat mikir cara lain biar gua bisa deket terus ma dia. Kalo enggak, ya batal gua kasih topinya."
Sedetik kemudian, otak anak itu menyembulkan ide. Dia lantas kembali mengetuk pintu rumah Sera. Tak butuh waktu lama, Sera membukakan kembali pintu rumahnya.
"Kak Sera, abangku ini pengen ajak kita berdua makan mie ayam di warung bawah! Mau, ya? Aku senang kalo kak Sera ikut." Cemong menangkup kedua tangannya.
Ajakan Cemong membuat Nicho terhenyak. Pasalnya, untuk mentraktir mereka berdua tentu saja ia tidak memiliki uang.
.
.
.
Wah gak terasa udah 20 chapter aja nih, guys. Oia, karena novel ini terbilang ringan dari novel-novel gua sebelumnya, jadi gua rencanakan gak sampe 100 chapter ya. Tapi tetap ada konfliknya kok, gak lurus-lurus aja. Dikit lagi kalian bakal tahu apa konfliknya.
Jika berkenan, luangkan waktu buat nonton iklan buat nambah-nambah penghasilan novel ini yaa....
Like dan komeng
itu mah gagap kali
setidaknya kali ini Sera nanya keadaan Nicho, berarti Nicho terlihat dimatanya🤭