Aku Bukan Penghianat

Bukan maksud Iza untuk mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi ini lebih ke penasaran, ia ingin mengungkap sesuatu yang mengganjal hatinya.

" Kamu sudah pikirkan baik - baik kan Za ?". Daddy Mahesa memang tidak menyetujui keputusan Iza ketika menerima lamaran Bagus.

Dari awal saja ia sudah tidak respect dengan keluarga Bagus , dan juga pada Bagus yang sudah ia nilai bahwa laki - laki itu sepertinya plin plan , kurang punya pendirian.

" Sudah Dad , tenang saja aku bisa mengatasinya, dan aku harap hanya Daddy dan Mommy saja yang akan menghadiri pernikahan aku , aku juga tidak mau pesta besar ".

" Satu lagi tetap rahasiakan siapa Daddy ".

" Maksud kamu Daddy pura - pura jadi orang biasa gitu ?".

" Iya Dad , bisa kan ?".

" Bisa bisa ...bisa di atur itu mah , dulu aja Mommy kamu enggak tau siapa Daddy , dia kaget ketika tau Daddy tajir melintir ".

" Sombong ". Ucap Mommy Aisyah.

" Ya kan memang begitu sayang , apa kamu lupa kisah kita ?".

" Pasti enggak , aku juga sangat mengingat ketika ada Pak Lurah modus yang tiba - tiba nikahin aku ". sindir Mommy Aisyah.

" Ck..bukan modus sayang, tapi itu yang namanya gerak cepat , emang kamu mau di lamar sama Sapto hem ?".

" Dih masih saja ingat orang itu, nanti di ungkit lagi waktu aku tendang anunya siiii.....mmmmppp".

Daddy Mahesa dengan cepat membekap mulut istrinya.

" Ihhhh tangan Mas Bian bau ". Mommy Aisyah mengelap hidungnya berkali - kali.

" Bau enak kok sayang , habis makan kue tadi ".

" Jorok kamu Mas ".

" Biarin , meski jorok aku akan selalu terlihat tampan dan kamu juga tetap cinta padaku ". Memang tidak akan pernah menang debat sama mantan Lurah itu.

Faiza tersenyum melihat betapa romantisnya Daddy dan Mommynya , itu yang jadi panutannya. Ia ingin punya keluarga yang bahagia seperti keluarga kedua orang tuanya.

" Enggak malu ngaku tampan, ingat Pak Lurah...cucunya sudah setengah lusin lebih ".

" Enggak lah , tanya Iza ....Daddy masih kelihatan muda kan Za ?".

" Iya ...masih kayak umur 40 an , kalau mangkal masih kali dapat perawan ". Iza terkikik geli.

" Mangkal ??? Kamu kira Daddy barang obralan...enak saja ".

" Berani dekatin perawan, aku akan tendang anunya sampai mati suri ". ancam Mommy Aisyah .

" Mommy kamu serem kan Za , makanya Daddy tidak berani ".

" Bukan karena itu Mas , aku tau apa yang kamu takutkan ".

" He..he..he..kamu paling tau apa yang aku suka sayang , yuk tidur ,sudah malam....kamu juga harus tidur Za...jangan terlalu banyak pikiran , Daddy dan Mommy akan selalu dukung apapun keputusan kamu sayang ".

" Terima kasih Dad ...Mom ".

Di kantor , Bagus bersikap biasa saja pada Iza seperti tidak ada apapun yang terjadi di antara mereka.

Iza pun tidak mempermasalahkannya. Adisti sudah merasa senang , ia kira sedang ada masalah antara Bagus dengan Iza , tak biasanya Bagus terlalu cuek seperti ini.

Tapi siangnya Bagus tetap mengajak Iza untuk makan siang di luar...membuat Adisti kembali kesal setengah mati

Setelah makan , Bagus langsung berbicara pada Iza. " Aku mengajak kamu kesini untuk membicarakan tentang pernikahan kita nanti ".

" Ya , silahkan aku akan memdengarkannya " . Jawab Iza begitu tenang , seakan tau apa yang akan di bicarakan oleh Bagus.

" Kita akan menikah seminggu lagi , tapi aku ingin pernikahan kita di rahasiakan dulu Za , aku harap kamu setuju dengan pendapat aku ".

Sesuai dengan tebakanku , kamu mau coba mempermainkan aku rupanya Gus , Baiklah ....mari kita bermain - main , aku akan layani permainan kamub, sampai kamu sendiri yang akan mengangkat bendera putih tanda menyerah....aku akan pastikan itu Gus...

Iza hanya tersenyum tipis, ia kini tau , Bagus tidak benar - benar menyintainya , kali ini Iza bertekad akan membongkar apa rencana Bagus sebenarnya, agar tidak ada korban lainnya.

" Apa hanya itu Mas Bagus ?". tanya Iza , pura - pura lemah.

" Eemmm , aku juga akan menunda acara resepsi pernikahan kita , aku harus mengumpulkan uang dulu agar acaranya nanti bisa sangat meriah , kamu tidak keberatan kan Za ".

" Tidak sih Mas , tapi kalau aku sendiri sih tidak perlu pesta yang mewah- mewah , yang sederhana pun tidak apa , semampu Mas Bagus saja ".

Aku tau kamu pasti akan menolaknya Mas.. tebak Iza.

" Tidak tidak, aku mau acara itu berkesan bagi kita , jadi harus di persiapkan matang - matang ".

Sudah aku duga Mas...gampang sekali di tebak apa yang ada di otak kamu Mas.

" Baiklah , aku terserah Mas Bagus saja ".

" Nah begitu kan enak....pembicaraan kita sudah selesai...emmm maaf Za , kamu balik ke perusahaan sendiri ya , Maaf aku tidak bisa mengantar kamu , aku ada urusan penting sebentar , maaf ya....aku akan pesankan taksi buat kamu ".

Ha..ha..ha...Iza tertawa dalam hatinya.

" Tidak perlu Mas , aku akan naik ojol saja , lebih murah dan praktis dan pastinya akan lebih cepat sampai ke perusahaan ".

" Baiklah , kalau begitu aku pergi dulu , makanan ini sudah aku bayar, jadi kamu bisa pergi kapan saja ".

Setelah Bagus pergi , Iza membuang nafasnya kasar, " Kirain mau kasih ongkos buat pulang , eh cuma pamitan doang , ngeselin kamu Mas ".

Melihat iza pulang sendirian tanpa di dampingi oleh Bagus , Adisti tertawa senang.

" Kasihannnn...ditinggal ya , makanya jangan besar kepala dulu Za , aku yakin Pak Bagus tidak benar- benar cinta sama kamu ". ucap Adisti ingin menyakiti hati Iza.

" Tebakan kamu benar , bagaimana ?? apa kamu senang Dis , silahkan berbahagia untuk itu sebelum bahagia itu di larang ". Iza meninggalkan Adisti yang malah menasang wajah kebingungan.

" Hah...dia kenapa sih , kenapa jadi aku yang kesal sekarang....Huh semuanya menyebalkan ". Adisti menghentakkan kakinya berulang - ulang ,

Bagus sebenarnya tidak ada agenda penting. Ia malah sedang menyendiri di sebuah pantai.

Memikirkan langkah selanjutnya setelah nanti ia menikahi Iza .

Bersambung....

Minggu libur yaaaaaa

Like dan comment nya