Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Kamar Gama
Naomi sudah selesai mengenakan seragam kerjanya, ia keluar dari kamarnya untuk memulai tugasnya. Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.
Saat melewati dapur, 2 pelayan yang bertugas menyiapkan sarapan menatapnya dengan garang. Sepertinya tingkat kebencian mereka bertambah.
Bagaimana tidak, selama satu minggu dia tidak melakukan apapun, tugasnya di serahkan kepada 4 pelayan lainnya. Semua itu perintah dari Gama, sebagai hukuman karena mengabaikan Naomi satu minggu yang lalu.
Naomi tidak memusingkan hal itu, toh niatnya hanya bekerja dan segera angkat kaki dari sini. Selagi dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Kini ia sudah sampai di depan kamar Gama, tugasnya sekarang berubah. Tidak ada lagi tugas membersihkan kolam maupun garasi.
Tugasnya sekarang hanya membersihkan 4 kamar di lantai atas dan menyiapkan pakaian kerja untuk Gama setiap pagi.
Tok! Tok! Tok!
Naomi mengetuk pintu kamar pelan, Tuan mudanya sudah di pastikan belum bangun. Dia membuka pintu dengan pelan agar tidak mengusik Gama
Kamarnya sangat luas, dia bisa melihat Gama yang tidur dengan posisi tengkurap. Selimut tebal hanya menutup tubuh bagian bawahnya, mempertontonkan punggung lebarnya yang tidak tertutup apapun.
Dia segera menuju walk in closet yang terletak di sudut kamar. Naomi mengeryitkan alisnya, "Mbak Hana?" ucapnya. Di dekat lemari jas, Hana berdiri di sana memengang dua buah jas dengan warna berbeda.
Hana adalah pelayan yang bertugas menyiapkan kebutuhan Gama sebelum berkerja, tapi bukankah sekarang tugasnya dialihkan kepada Naomi?
"Kenapa kau di sini?" balas Hana balik bertanya dengan tatapan sengit.
Kali ini Naomi tidak gentar sedikitpun, "Loh, harusnya aku yang tanya begitu. Kenapa Mbak Hana ada di sini? Sekarang yang bertugas menyiapkan kebutuhan Tuan Gama, aku kan?" ucapnya sembari menunjuk dirinya sendiri.
Mendengar hal itu, wajah Hana memerah. Wanita itu menaruh dua jas yang ia pegang ke atas meja kaca yang di bawahnya berisi koleksi jam milik Gama.
Hana mendekati Naomi yang masih berdiri di dekat sekat kayu, "Dengar! Sampai kapanpun aku tidak akan menyerahkan tugas ini kepadamu!"
"Tapi Tuan Gama sendiri yang memberikan perintah," jawab Naomi.
"Aku tidak peduli! Aku sudah melakukan tugas ini dari lama, berani-beraninya pelayan rendahan sepertimu ingin menggantikanku?!" cela Hana.
Naomi terkekeh kecil, "Silahkan jika Mbak Hana ingin di hukum Tuan muda karena tidak mematuhi perintahnya."
Amarah Hana semakin tersulut, dengan cepat ia mendorong Naomi hingga membentur dinding di belakangnya. "Berani-beraninya kau mengguruiku!! Ingat posisimu, kau hanya istri yang dijual oleh suaminya sendiri! Kau tidak pantas mengucapkan hal itu padaku!"
Gama yang mendengar suara benturan serta orang berbicara terbangun dari tidurnya, pria itu bangun dari tidurnya dan memijat pelipisnya. Dia baru tertidur pukul 3 pagi, dan sekarang kepalanya terasa pening.
Pria itu turun dari atas kasur dan melangkah menuju sumber suara. "Ada apa ini?!" ucapnya dengan datar.
Naomi masih bersandar di dinding, sedangkan Hana mengepalkan kedua tangannya. Dua wanita itu menoleh secara bersamaan ke arah Gama.
"Apa yang kalian lakukan hingga menganggu tidurku?!!" tanya Gama.
"Mbak Hana..."
"Dia menerobos kamar anda seenaknya Tuan," Hana menyela ucapan Naomi terlebih dulu.
Gama memijat pelipisnya lagi, "Benar begitu?" tanyanya sembari menatap Naomi.
Wanita itu menegakkan tubuhnya dan menggeleng, "Mbak Hana...."
"Dia ingin mengambil pekerjaanku, Tuan!" lagi-lagi Hana menyela ucapan Naomi. Wanita itu berusaha mencari muka di depan Gama.
"Bisakah kau diam dulu? Aku berbicara dengannya, bukan denganmu!!" bentak Gama, suasana hatinya pagi ini sangat buruk
Hana menggeram rendah, dia menatap Naomi dengan marah. Lagi-lagi tuan mudanya membela wanita miskin itu, batinnya.
"Kau bisa berbicara," perintah Gama pada Naomi.
Naomi mengangguk, kedua tangannya bertaut di depan tubuhnya. "Pagi ini saya ingin menyiapkan baju kerja untuk Tuan Gama. Tetapi saat saya masuk walk in closet, Mbak Hana sudah berada di sana."
"Bukankah Tuan sendiri yang menyuruh saya dan Mbak Hana bertukar tugas?" jelas Naomi.
Tatapan kebencian di kedua bola mata Hana semakin dalam, jika tidak ada Gama mungkin ia sudah menampar Naomi saat itu juga.
"Mbak Hana mengatakan bahwa saya adalah pelayan rendahan dan tidak pantas mengemban tugas tersebut," lanjut Naomi.
Gama sudah bisa menarik kesimpulan dari penjelasan itu, dia yakin pelayan barunya itu berkata jujur. Dia sudah mengenal Hana lebih lama dan tau sifat dari wanita itu.
"Kau keluar dari sini, mulai hari ini tugasmu akan digantikan Naomi," perintah Gama
Hana masih terlihat tidak terima, "Tap--"
"Aku tidak menerima bantahan, atau siap-siap ku pecat!" sela Gama.
Hana menghentakkan kakinya dengan keras dan langsung melangkah keluar tanpa pamit. Naomi tersenyum di dalam hati karena menang melawan wanita itu.
"Lanjutkan pekerjaanmu. Aku ingin tidur lagi, bangunkan aku jam 8," ucap Gama dan kembali menuju kasurnya.
Gama adalah orang yang kurang memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Dia bahkan tidak pernah tertarik dengan masalah para pelayan yang sudah melayani keluarganya dari lama.
Tapi setelah kedatangan Naomi, sepertinya dia mulai berubah. Intinya, dia hanya peduli kepada Naomi.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗