Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
'Kak, mau ki ke Jawa ya?' sms Nana masuk ke hp Hasyim.
'Iya de. Kenapa?'
'Aku boleh ikut gak kak?'
'Untuk apa?'
'Liburan kak!'
'Gak enak sama keluarga de!'
'Kan kita juga keluarga kak.' bujuk Nana.
'Maaf ya de, tidak enak apa kata keluarga di Jawa apalagi mereka tau kalau kita pacaran.' jelasnya. Tidak ada balasan karena Nana ngambek.
Tiba saatnya berangkat ke Jawa Timur, yang berangkat Hasyim, Lastri, ibu Setia, dan Abdul. Ayah Limin ditinggal di rumah sendiri karena harus bekerja untuk keluarga.
"Hasyim, itu pacar kamu yang di facebook?" tanya Mb Aci sepupu Hasyim.
"Iya Mb, kenapa?"
"Jelek itu. Kayak gak ada cewek lain saja!" ledeknya.
"Sudah putus aku Mb. Dia minta putus baru² ini."
"Hahaha baguslah! Cari disini saja atau yang suku Jawa cantik² Hasyim." bujuk Mb Aci.
"Iya Mb." jawabnya singkat. Setelah dua minggu Hasyim dan keluarga berada di Jawa, Nana selalu dicuekin oleh Hasyim makanya minta putus lalu di IYA kan oleh Hasyim dengan senang hati.
"Berapa lama pacaran sama dia?"
"Gak ada dua bulan kayaknya Mb, gak ingat juga." Mb Aci hanya geleng kepala melihat tingkah Hasyim yang santai saat putus dari pacarnya.
"Kamu gak sayang sama dia?"
"Biasa saja Mb." jawabnya enteng. Mb Aci tepuk dahi!
"Ya sudahlah. Bagus itu kalau sudah putus, semoga dapat yang terbaik."
"Aamiin." ucap Hasyim.
Pulang dari Jawa, Hasyim harus ujian Skripsi kemudian kembali beraktivitas seperti semula.
"Kamu putus ya dari Nana?" tanya Ayah Limin di ruang depan televisi, sidangnya mengalahkan sidang Skripsi.
"Iya ayah, sudah lama kok! Pas di Jawa itu." jawabnya santai.
"Kenapa kalian putus?"
"Dia yang minta putus dari saya ayah!"
"Kenapa ada status²nya di facebook begitu, kamu sakiti dia?" cecarnya.
"Gak kok yah, saya gak ajak dia ke Jawa na marah langsung minta putus." jelas Hasyim.
"Alasan saja kamu ini."
"Terserah kalau ayah mau percaya apa gak, yang jelas saya berkata jujur." Ayah Limin diam masih menahan emosi yang akan meledak, mau menyalahkan Hasyim na nyata² juga statusnya Nana yang buruk.
"Kalau ayah gak percaya sama saya harusnya ayah baca langsung itu statusnya supaya lebih jelas, siapa yang menyinggung disitu! Selama ini saya sudah anggap selesai ternyata dia belum pale. Malah berlanjut di facebook!" jelas Hasyim lagi. Kemudian Ayah Limin melihat status Nana difacebook untuk memastikan.
Flashback Off
***
Hana Putri Ahmad
Tahun 2016
"Bu, aku mau kuliah ya? Lanjut S2 boleh?" tanyanya beruntun.
"Boleh nak, asal kamu serius kuliah. Insya Allah akan ada rezekinya. Sana mendaftar! Memangnya mau lanjut dimana?" tanya ibu Ramlah lembut.
"Terima kasih ibu. Aku akan belajar sungguh² dan menjadi dosen sesuai keinginan ibu." ucapnya dengan senyum bangga.
"Kamu memang kebanggaan ibu, lanjut lah S2 supaya bisa jadi orang sukses nak." harap ibu Ramlah pada anak sulungnya.
"Iya bu, aku akan mendaftar bulan Agustus. Rencananya akhir bulan Juli ini aku akan ke Palopo ibu. Ibu izinkan aku kuliah di kampus lama aku kan bu?"
"Tentu sayang. Sana sekalian kamu jaga adikmu disana karena dia juga ingin kuliah di Palopo bersamamu nak. Nanti ibu dan ayah akan usahakan uangnya." ucap Ibu Ramlah semangat.
"Iya bu, apa Hasna mau kuliah disana bersamaku?"
"Tentu! Nanti ibu yang akan membujuknya." ucap ibu lagi.
"Baiklah bu, aku akan ke kamar untuk menyiapkan berkas keperluan pendaftaran kuliahku nantinya.
"Iya nak." ucap ibu ramah.
***
Ibu melangkahkan kakinya menuju kamar Hasna Ahmad, adik dari Hana Putri Ahmad.
"Nak, boleh ibu masuk?"
"Masuk bu, aku lagi santai kok. Sini ibu duduk bersamaku." mereka duduk dipinggiran kasur karena Hasna pun duduk disitu dengan memegang hpnya. "Ada apa bu? Kayak serius amat!" ujar Hasna.
"Begini nak, kakakmu Hana akan kuliah lagi untuk ambil S2 nya di Kota Palopo. Apakah kamu mau jika kuliah di kampus yang sama dengan kakak?" tanya ibu Ramlah lembut.
"Boleh bu, itu lebih baik jika kakak bersamaku di Kota. Kami akan saling mendukung bu!" ujar Hasna semangat.
"Baiklah. Terima kasih nak." ucap ibu Ramlah tersenyum senang karena anaknya mendukung segala keputusannya. "Nanti ibu akan bicarakan pada ayah tentang kuliah kalian di Palopo. Oya, rencana kakakmu akan ke Palopo untuk mendaftar, apa kamu akan ikut pergi bersama?" Hasna hanya mengangguk. "Baguslah nak, siapkan berkas dan pakaianmu, jika ada yang ditanyakan atau diperlukan sampaikan pada kakakmu ya!" peringat ibu.
"Iya bu. Terima kasih bu, ibu adalah ibu terbaik buat kami." mereka berpelukan sejenak sebelum ibu keluar.
"Ibu keluar dulu, mau tunggu ayah pulang." Hasna mengangguk setuju.
Sore hari ayah Ahmad pulang dari kebun, belum waktunya panen makanya pergi ke kebun sendiri. Terkadang ayah Ahmad menjadi imam masjid, supaya mendapatkan tambahan uang untuk keluarganya.
"Ayah sudah pulang! Bagaimana dikebun?" tanya ibu Ramlah ramah menyambut kedatangan suami tercinta.
"AlhamduLillah bu banyak buah mericanya, nanti insya Allah satu bulan lagi baru panen semoga bagus semuanya." ujar ayah Ahmad penuh harap.
"Ayah minum dulu, mau makan sekarang?"
"Makasih bu, nanti saja makan bersama anak² bu. Anak² kemana bu?"
"Ada di kamarnya ayah, kalau Husna main dirumah tantenya yah!" ayah Ahmad hanya mengangguk paham.
Malam harinya mereka makan bersama dengan nasi dan sayur daun ubi disantan, lauknya tempe goreng. Makan malam dengan hikmat, seusai makan mereka mengobrol di ruang tamu.
"Ayah, ibu mau sampaikan kalau anak² mau lanjut kuliah di Palopo. Bolehkah Yah?" ibu Ramlah memulai pembicaraan.
"Anak²? Kakak dan adik mau lanjut bersamaan bu?" tanya ayah sedikit kaget. Pasalnya yang akan lanjut hanya Hasna tapi ternyata Hana juga ingin lanjut S2.
"Iya ayah. Apa aku boleh lanjut S2 ayah?" tanya Hana pelan.
"Tentu saja boleh nak, lanjutlah bersama adikmu! Kalian harus saling sayang dan menjaga di kampung orang ya!" nasehat ayah pada anak²nya.
"Alhamdulillah terima kasih ayah. Sayang ayah!" ucap Hana terharu. "Aku ada sedikit tabungan ayah, nanti aku akan bekerja juga disana." ucapnya lagi.
"Kamu fokus saja sama kuliah nak! Selesaikan tepat waktu dan buat ayah ibumu bangga padamu, masalah biaya biar kami yang pikirkan nak. Doakan saja ayah ibumu sehat supaya kami kuat untuk membiayai kuliah kalian, insya Allah pasti akan ada rezeki buat anak sholehah." jelasnya sambil tersenyum.
"Aamiin." ucap ibu dan anak² kompak.
"Aku gak ada temannya dong bu di rumah!" tiba² Husna menyahut.
"Kan masih ada ibu dan ayah nak!" jawab ibu lembut. "Nanti lanjutlah juga seperti kakak²mu kalau kamu sudah besar nak." ucapnya lagi seraya tersenyum. Husna hanya cemberut tanpa menanggapi ucapan ibunya.
"Sini bungsu ayah. Ternyata sudah besar, kamu kan masih kelas tiga SMP nak, belajar yang rajin ya biar pintar." ucap ayah seraya merangkul pundak anak bungsu yang duduk disampingnya.
Seusai bercengkrama mereka masuk kamar masing² untuk mengistirahatkan diri.
Flashback On
Ketika Hana masuk kamar dia sibuk membuka lemari untuk mencari pakaian yang akan dia gunakan saat kuliah nanti.
"Siapkan pakaian deh untuk kuliah S2, untung masih ada baju² saat kuliah S1 dulu. Semoga saja masih muat." gumam Hana seraya memilih pakaian yang masih muat dibadannya. "AlhamduLillah muat semua, meski tidak banyak tapi cukuplah buat ganti²." ucapnya lagi.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆