NovelToon NovelToon
Istriku Ternyata Kuyang

Istriku Ternyata Kuyang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Amak Tanah

Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

Tiba-tiba terdengar lagi suara cekikikan kuntilanak dari arah lantai 2, Bagas dan Samsul yang ketakutan pun dengan sisa tenaga segera memapah tubuh pak Samidi keluar dari dalam pabrik dan membawa pak Samidi ke parkiran. Setelah menunggu beberapa saat pak Samidi belum kunjung siuman, Bagas dan Samsul yang masih diselimuti oleh rasa takut pun mengambil air menggunakan botol bekas yang mereka pungut dari tempat sampah, setelah mengambil air Bagas dan Samsul langsung menyiram wajah pak Samidi hingga basah kuyup. Setelah siraman kedua pak Samidi pun akhirnya tersadar dengan wajah yang panik pak Samidi celingak-celinguk melihat kiri kanan.

"Bapak nyari siapa pak" tanya Bagas kepada pak Samidi

"Anu... Anu... Anu pak Bagas, tadi saya digangguin kuntilanak serem sekali"

"Pantesan bapak pingsan di bawah tangga"

"Mendingan kita pulang saja sekarang" pak Samidi yang ketakutan pun mengajak kedua karyawannya untuk meninggalkan pabrik

"Tapi pak komputer bapak tadi belum sempat kita matiin soalnya kita digangguin juga sama kuntilanak" ucap Bagas yang di sambut anggukan dari Samsul.

"Udah besok aja matiin komputernya, saya lebih sayang nyawa daripada komputer, kalau kalian mau kalian aja yang matiin komputernya, saya pulang duluan" pak Samidi pun segera bangun dan ingin menuju ke motornya. Pak Samidi jarang sekali menggunakan mobil jikalau hanya ke pabrik dikarenakan pabrik yang tidak jauh dari mes oleh sebab itu beliau lebih memilih naik motor ketimbang mobil.

"Kami juga takut pak, kami juga mau pulang" Samsul tanpa aba-aba langsung berlari mengambil motornya.

Sedangkan Bagas hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan atasannya dan juga Samsul yang ketakutan.

Mereka pun melajukan motornya menuju mes, di perjalanan pulang mereka hanya diam sambil melihat-lihat bintang yang bertaburan malam itu, di tengah keheningan Bagas melihat sesuatu terang seperti bola api terbang melintas di udara, namun agak lumayan jauh dari tempat mereka berada. Ia pun bertanya kepada Samsul, benda itu melintas seperti meteor jatuh tapi warnanya agak kemerahan

"Sul kamu lihat tidak benda yang terbang merah seperti bola api tadi" tanya Bagas kepada Samsul

"Husssss....jangan di bahas sekarang gas, nanti tak jelasin kalau sampai di mes, aku nginap di mes mu ya gas" jawab Samsul sembari meminta untuk menginap di mes nya bagas,

"Kenapa sul kamu takut ya tidur di mes sendirian" Bagas menggoda Samsul

"Bukan takut gas cuma nggak berani aja hahaha" kelakar Samsul yang membuat kedua tertawa kecil soalnya kalau ketawa nya nyaring takut ada yang ikutan.

"Gundulmu sul"

Setelah tiga puluh menit berlalu mereka berdua pun tiba di mes disusul pak Samsul dibelakang mereka. Bagas dan Samsul segera masuk kedalam mes dan mencuci kaki dan muka, setelah selesai mereka berdua masuk kedalam kamar dan duduk-duduk di bangku yang berada di dalam kamar Bagas.

"Sul kamu tadi mau cerita soal apa yang kita lihat tadi" tagih Bagas kepada Samsul

"Oo iya gas yang kita lihat tadi itu kuyang gas"

"Kuyang kok seperti bola api sul"

Kuyang emang seperti itu gas kalau kita melihatnya dari jauh, dia emang seperti bara api" jelas Samsul, Bagas hanya mengangguk-angguk

"Berarti bakalan ada korban lagi dong sul"

"Belum tentu juga gas, kadang jikalau warga sadar, warga akan mengejar kuyang tersebut, dan menangkapnya gas, tapi tadi sepertinya kuyang nya berada di desa M gas"

"Oo seperti itu, terus kalau tertangkap warga apain kuyangnya sul" Bagas terus mengajukan pertanyaan karena begitu penasaran dengan hantu yang di sebut kuyang.

"Paling di bakar gas" jawab Samsul

"Wisss enak tu jeroan nya sul" canda Bagas

"Enak matamu gas, kamu mau makan hantu gas" Samsul jengkel dengan gurauan Bagas

"Yaa nggak lah sul, aku cuma begurau aja sul"

"Garing gas, mending aku tidur aja gas" Samsul pun beranjak dari kursi dan menuju ke ranjang untuk segera tidur, Bagas pun ikut menyusul. Tidak butuh waktu lama untuk Bagas dan Samsul terhanyut dalam mimpi.

Pagi pun tiba matahari mulai terbit di ufuk timur, para warga mulai melaksanakan aktifitas seperti biasa.

" Gas bangun gas" Samsul membangunkan Bagas yang masih tertidur. Bagas pun perlahan membuka matanya,

"sudah bangun kamu sul"

"Sudah gas, aku pulang dulu ya gas mau mandi siap-siap ke pabrik"

"Iya sul, aku juga mau mandi"

Samsul pun pergi meninggalkan mes Bagas dan pulang menuju mes tempat ia tinggal. Selepas kepulangan Samsul Bagas pun segera mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke pabrik untuk bekerja kembali, setelah rapi Bagas pun pergi ke dapur mes untuk sarapan. Kebetulan Samsul juga sedang berada di dapur mes dan akan sarapan juga, mereka pun sarapan bersama-sama. Selesai menyantap makanan yang tersaji mereka pun pergi ke pabrik tetapi menaiki motor masing-masing. Sesampainya di pabrik mereka segera menuju ke ruangan pak Samidi memastikan apakah komputer tetap nyala atau mati sendiri, dan sesampainya diruangan pak Samidi benar saja komputer masih dalam keadaan menyala, namun suasana dipagi ini sudah tidak horor lagi dikarenakan karyawan yang lain sudah pada datang. Samsul segera matikan komputer pak Samidi, sedangkan Bagas hanya celingak-celinguk memperhatikan sekeliling siapa tahu ada sesuatu yang ditinggalkan kuntilanak semalam, akan tetapi tidak ada satu pun yang mencurigakan. Setelah selesai mematikan komputer mereka pun segera pergi ke ruang masing-masing, sesampainya di ruangan Bagas pun melanjutkan kan beberapa pekerjaan lagi. Mengecek berkas" dan lainnya. Seperti biasanya Nina selalu mengantarkan kopi Kepada setiap karyawan yang ada di pabrik itu, ia pun mengantar ke ruangan Bagas.

Tok...tok...tok... Pintu di ketuk seseorang dari luar.

"Masuk saja tidak saya kunci" Nina pun masuk ke dalam ruangan Bagas

"Permisi ini pak kopinya"

"Iya letakkan di situ saja" Bagas menunjuk atas mejanya

"Baik pak, marii pak" setelah selesai Nina hendak keluar namun segera di cegak oleh Bagas

"Tunggu, nanti jam makan siang saya tunggu kamu di kantin ya"

"Mmm... ada apa ya pak" Nina tampak kebingungan

"Nanti juga kamu bakalan tau, kamu boleh lanjutkan pekerjaan mu sekarang" ucap Bagas tanpa menjawab pertanyaan Nina. Nina pun keluar dari ruangan Bagas dengan harap-harap cemas, ia takut jikalau sudah melakukan kesalahan, bagaimana pun Bagas baru beberapa hari di perusahaan ini, ia takut manakala kopi yang ia bikin terlalu manis ataupun terlalu pahit, ataupun ada sikap dia yang tidak disukai oleh Bagas. Dengan suasana hati yang sedikit gelisah Nina pun melanjutkan pekerjaannya, hingga tak terasa jam makan siang pun tiba. Nina pun pergi ke kantin, tampak Bagas sudah berada di kantin dan sedang asyik menyantap makanannya. Nina pun menghampiri Bagas lalu menanyakan tujuan Bagas memintanya menemui dirinya di kantin

"Bapak meminta saya menemui bapak tadi ada keperluan apa ya pak" jawab Nina sesopan mungkin.

"Sebentar ya, saya selesaikan dulu makan saya, nanti saya omongin, kamu pesan dulu makanan, tidak enak ngobrolinnya jikalau perut kita kosong"

"Baik pak" Nina pun beranjak dari tempat duduknya dan memesan makanan.

BERSAMBUNG.....

***

1
Rembulan menangis
lanjut
Rembulan menangis
ini kok uda brp hri gk up ya thor
di tungguin
Rembulan menangis
mna sambunganya thor
lilhyanaaaa
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!