Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari khodam
Malam tiba, dan Raka merasa bersemangat sekaligus cemas. Ia sudah mempersiapkan diri untuk misi mencari genie yang telah diceritakan Zarok. Saat jam menunjukkan pukul 10 malam, Raka berdiri di halaman belakang, memandang langit malam yang penuh bintang.
“Tuan, kau siap untuk berangkat?” tanya Zarok, muncul dengan aura penuh semangat.
“Aku rasa sudah siap. Tapi, kenapa aku harus pergi sendirian?” Raka menjawab, sedikit ragu. “Bukankah lebih baik jika kita pergi bersama-sama?”
Zarok menggelengkan kepalanya. “Ini adalah ujian untukmu, Tuan. Kamu perlu belajar untuk menghadapi situasi sulit sendirian. Dan aku akan selalu ada di sampingmu dalam bentuk energi.”
Raka menarik napas dalam-dalam. “Oke, aku mengerti. Ini memang saatnya untuk membuktikan kemampuanku.”
Aira, yang melayang di dekatnya, menambahkan, “Ingat, Raka, meskipun kamu pergi sendiri, kamu tidak sendirian. Energi kami akan membimbingmu.”
“Baiklah,” Raka menjawab, merasa sedikit lebih tenang. “Apa yang harus aku lakukan setelah aku menemukan genie itu?”
Zarok menjelaskan, “Kau perlu berbicara dengannya dan mencari tahu apa yang ia inginkan. Genie tidak selalu memiliki niat jahat; kadang mereka juga mencari bantuan. Ingat, perlakukan mereka dengan hormat.”
“Rasa hormat, ya? Baiklah. Jika aku menemui genie yang sulit, aku akan tetap tenang,” Raka berjanji.
Sebelum berangkat, Aira memperingatkan, “Hati-hati di luar sana. Jangan lupa untuk tetap fokus. Jika ada sesuatu yang aneh, segera kembali.”
Raka mengangguk, berusaha menenangkan pikirannya. “Oke, aku siap. Aku akan pergi sekarang.”
Ketika Raka mulai melangkah keluar, Zarok memberi dorongan terakhir. “Ingat, Tuan! Jika kau merasa terjebak atau bingung, panggil namaku, dan aku akan membantumu.”
“Terima kasih, Zarok. Aku akan ingat itu.” Raka berjalan menuju jalan setapak di belakang rumah, menuju hutan yang gelap di seberang.
Di tengah jalan, Raka mulai merasakan suasana misterius. Suara malam menggema, dan bayangan pepohonan tampak lebih menakutkan. “Rasa penasaran ini lebih menegangkan daripada yang aku bayangkan,” gumamnya.
Aira terbang di atasnya, memberi semangat. “Kau bisa melakukannya, Raka! Setiap langkah yang kau ambil membawa kamu lebih dekat ke tujuanmu.”
Raka melanjutkan perjalanan, berusaha mengabaikan rasa takutnya. “Oke, aku hanya perlu menemukan genie ini dan berbicara dengannya.”
Setelah berjalan beberapa saat, Raka tiba di sebuah area terbuka di tengah hutan. Bulan bersinar terang, dan di sana, ia melihat cahaya berkelap-kelip di kejauhan. “Itu pasti tempatnya!” katanya bersemangat.
“Siapkan dirimu, Tuan,” bisik Zarok. “Kita tidak tahu genie seperti apa yang akan kita temui.”
Raka menelan ludah, berusaha menenangkan diri. “Oke, aku bisa melakukan ini.” Ia melangkah lebih dekat ke arah cahaya, tidak menyadari bahwa dia akan segera menghadapi ujian yang lebih besar dari yang dia bayangkan.
Ketika ia sampai di dekat sumber cahaya, ia melihat sosok yang menjulang tinggi, berwujud seorang genie dengan pakaian berkilau. Raka merasa jantungnya berdebar kencang. “Ini saatnya,” pikirnya. “Apa yang akan aku katakan?”
Genie itu menatap Raka dengan mata tajam. “Siapa yang berani mengganggu ketenanganku?” suaranya bergema seperti guntur.
Raka menarik napas dalam-dalam dan menjawab dengan tegas, “Aku Raka. Aku datang untuk berbicara denganmu!”
Genie itu tersenyum sinis. “Dan apa yang membuatmu merasa kau layak untuk berbicara dengan seorang genie seperti aku?”
Raka merasakan ketegangan di udara, tetapi dia berusaha untuk tidak mundur. “Aku ingin tahu apa yang kau inginkan. Mungkin kita bisa saling membantu.”
Genie itu mengangkat alisnya, tampak terkejut. “Menarik. Kau memiliki keberanian untuk berbicara. Tapi apakah kau siap menghadapi konsekuensi dari kata-kata ini?”
Raka merasa tercekik oleh kata-kata genie itu. “Aku… aku siap. Aku akan melakukan apa pun yang perlu dilakukan.”
Zarok berbisik, “Ingat, Raka. Jangan menyerah. Teruslah berbicara dan tunjukkan bahwa kamu menghormati genie ini.”
Raka menegakkan punggungnya dan menatap genie itu dengan berani. “Jelaskan padaku apa yang kau inginkan. Aku akan mendengarkan.”
Dengan jawaban itu, petualangan Raka baru saja dimulai, dan ia tahu bahwa tantangan besar menantinya di depan.