NovelToon NovelToon
Cinta Pertama Mami

Cinta Pertama Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Meeting siang ini dipimpin langsung oleh Didi,banyak ide yang dituangkan dalam pembuatan iklan pertama produk milik Lista.

Pembuatan iklan tidak melibatkan orang luar karena Didi ingin bermain secara natural bersama Richi.

Awalnya Lista keberatan melibatkan Richi dalam pembuatan iklan,bahkan Didi sendiri yang awalnya tidak mengiginkan Richi terjun kejalur musik.

Tetapi melihat potensi pasar yamg cukup besar akhirnya Lista mengijinkan anaknya membintangi iklan.

"Lis,bagaimana menurutmu?"tanya Didi.

"Ok deal,Kamu sama Richi yang jadi bintang iklan."jawab Lista.

Didi menghela nafas lega begitu juga dengan Iqbal dan Monic hampir dua jam melihat Lista dan Didi sedikit bersitegang mempertahankan pendapatnya masing-masing.

Meeting ditutup dengan saling pandang antara Didi dan Lista,keduanya bahkan tidak saling bicara beberapa saat.

Monic,Iqbal dan yang lainnya langsung membereskan meja dan melanjutkan kerjaanya.

"Kira-kira masih ada perang dunia lagi gak ya?"tanya Alif pada Iqbal.

"Itu urusan mereka,urusanmu ini."Iqbal memberikan berkas yang harus kembali diperiksa.

Didi masih belum beranjak dari duduknya menemani istri yang masih melanjutkan pekerjaan,sesekali istrinya mencuri pandang kearah suaminya.

"Aku masih tampankan?"tanya Didi.

Lista tersenyum kembali mendengar candaan suaminya.

"Apaan sih gak lucu ah."

"Tapi kamu tersenyum."

"Terus mau kamu apa?"

"Tetap tersenyum biar bayi yang ada dalam perutmu ikut senang."

Lista kembali tersenyum dan mengelus-elus perutnya yang sudah nampak membuncit.

Richi baru pulang dari sekolah langsung disuruh menemui Mami dan Papi dikantor.

"Mami ada masalah apa?"tanya Richi.

"Gak ada kak,biar Papi aja yang jelasin Mami mau istirahat dulu."jawab Lista.

"Papi di sana aja yuk,sekalian aku mau makan."pinta Richi.

Didi menuruti kemauan anaknya,sementara Lista meminta sama Mbak Lia untuk menyiapkan makan siang Richi.

"Ada apa Pi?"tanya Richi setelah mencuci tangan.

"Deodorant yang kamu request sama Mami penjualan sudah mencapai keluar kota padahal baru dilepas beberapa hari."

"Terus?"tanya Richi dengan mulut mengunyah.

"Papi sama Mami setuju untuk membuat iklan,bintangnya kamu sama Papi."kata Didi.

"hu uhuk."Richi tersedak

Didi memberikan minuman yang ada didepannya dan menepuk-nepuk pundak anaknya.

"Kakak pelan-pelan."

"Sorry Pi,sumpah aku kaget mendengarnya."

Eri baru pulang juga ikut nimbrung dimeja makan.

"Uuuu capek banget hari ini."kata Eri.

"Kamu sudah makan?"tanya Richi.

Eri hanya menggeleng dan menghabiskan minuman yang dibelinya diluar.

"Kakak mau makan?"tanya Didi.

"Apa?"Papi panggil aku apa?"tanya Eri.

"Kakak."

Eri hanya bengong dengan panggilan barunya,biasanya Papi memanggil dengan sebutan Adek atau hanya memanggil nama.

"Kakak?"

"Iya,kamu sebentar lagi menjadi kakak."jawab Didi.

"Ahhh,aku akan punya saingan!"menepuk kepala.

Richi hanya tertawa mendengar adiknya bertingkah seperti anak kecil,sementara Didi hanya tersenyum.

"Kalian semua tetap anak Papi,gak ada yang beda-beda."

"Sorry Pi,aku juga cuma bercanda."beranjak dan memeluk Didi dari belakang.

"Iya Papi paham."

Eri melepaskan pelukan dan mengambil makan siangnya.

Karena merasa ada yang kurang Eri mencari dikulkas dan mengolahnya sendiri.

Didi masih menemani kedua anaknya makan sesekali mengajaknya bercanda.

Selesai sholat Ashar Richi pamit pergi ke Masjid untuk mengikuti lomba,sementara Eri menyiapkan bahan untuk membuat kaligrafi.

Dibentangkan kertas warna putih diatas meja,jari-jarinya mulai mengukur sisi kanan atas dan bawah,nampak sebuah sketsa tulisan arab ayat suci Al quran.

Eri meninggalkan gambarnya begitu saja dimeja,karena harus mencari pewarna dan gliter.

Lista tidak melihat Eri,hanya melihat lembaran kertas putih yang dibentangkan dimeja.

"Mbak,Eri pergi kemana?"tanya Lista.

"Katanya pergi nyari pewarna Mi."

"Sama siapa?"

"Diantar sama Alif."

Lista melihat sketsa yang dibuat anaknya,masih samar namun sudah terlihat bayang-bayangnya.

"Bagus."kata Lista.

Lista membereskan kertas putih dengan menggulung dan meletakkan disudut meja.

Eri kembali kerumah sebelum makan malam,semua sudah berkumpul bahkan sudah makan.

"Duh dimana sih?"lirihnya.

"Tadi Mami beresin,takut ketumpahan air."kata Mami.

"Mana Mi?"tanya Eri lagi.

"Itu disudut meja."Mami menunjuk.

Eri menoleh kearah yang ditujuk Mami dan merasa lega.

"Mi aku gak makan ya masih kenyang."kata Eri.

Eri membawa gulungan kertas putih kekamarnya.

Richi juga hanya makan sedikit karena tadi siang makan agak sore.

"Pi,jadi kapan syuting untuk iklannya?"tanya Richi

"Lusa Papi full dirumah,kamu bisa gak?"tanya Didi balik

"Lusa aku ada latihan basket."jawab Richi

"Bagus dong pakai tema basket."sela Lista.

Semua memandang kearah Lista,konsep basket yang jadi hobi Didi dan Richi bisa jadi alur ceritanya.

"Keren!"Didi memberi jempol.

Malam ini Didi dibantu Iqbal dan Alif menyusun skrip untuk pembuatan iklan.

Lista hanya memandang takjum dengan kemampuan suaminya.

"Yang otakmu terbuat dari apa?"tanya Lista.

"Ha ha nyonya muda ada-ada saja."kata Alif bercanda.

"Lif,sejak kapan kamu kerja sama dia?"tanya Lista lagi.

"Sepuluh tahunan."

"Iqbal?"tanya Lista

Didi memandang kearah Iqbal seakan memberikan kode untuk menjawab dengan kata lupa.

"Maaf mbak,aku lupa."jawab Iqbal.

Lista mulai bosan dengan hanya menjadi penonton,rasanya ingin membantu tetapi tidak memiliki kapasitas disini.

"Yang aku naik dulu ya."pamit Lista.

"Iya,sebentar lagi aku nyusul."kata Didi.

"Bos,sana pergi biar kami yang selesaikan."kata Iqbal.

"Iya bos,kasihan Nyonya muda sendirian."goda Alif.

Tanpa menjawab dengan kata Didi meninggalkan kedua asistennya dan menyusul istrinya.

Hari ini kerja kerasnya memberikan hasil yang maksimal meski belum sepenuhnya.

Setidaknya Didi bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Didi melihat istrinya masih membersihkan wajahnya dengan tisu basah.

"Yang."

"Apa?"

"I miss you."

Lista membalikkan badannya dengan wajah tersenyum.

"Miss you to."

"Itu aja?"

"Iya,aku lelah hari berdebat denganmu."

Lista menarik selimut untuk menutupi tubuhnya,lelah hari ini harus segera dibayar dengan istirahat.

Lista sudah terlelap dalam tidurnya,sementara Didi berbaring diluar selimut memeluk istrinya.

Di tempat Richi latihan basket Didi melibatkan teman-teman Richi,didukung dengan kostum yang sama menjadi lebih mudah dan efisien waktu.

Sebagai sutradara yang merangkap pemain Didi harus beberapa kali menjelaskan bagaimana cara berekspresi secara natural.

Bagi Didi ini adalah sebuah tantangan dimana Richi dan kawan-kawan adalah wajah-wajah baru yang jarang tersorot kamera.

"Ok sempurna."Kata Didi.

Semua bersorak dan bertepuk tangan,bagi Richi dan kawan-kawan hari ini adalah hari yang panjang dan melelahkan tapi masih tetap semangat.

Didi mengajak anak-anak makan di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

1
Pak Lee
lanjut terus
Pøtåtø ÙwÚ
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Bojone pak Lee: makasih atas dukungannya.
total 1 replies
ADZAL ZIAH
Lanjut kak ❤ mampir baca novel aku juga ya kak~
Bojone pak Lee: Baik kak,terimakasih atas dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!