NovelToon NovelToon
ALLETHA

ALLETHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lembayung Senjaku

Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.

Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.

Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.

Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah Arsya

 Arsya langsung masuk kedalam kamar nya dan membanting pintu dengan begitu keras membuat Alettha terkejut bukan kepalang.

" Ini semua gara gara kau..." Pekik Arsya mendekati Alettha yang nampak takut .

" Maaf, tuan muda...saya minta maaf.." Ucap Alettha semakin gugup saat Arsya mendekati nya.

 Alettha terus mundur ke belakang menabrak pintu kaca balkon kamar Arsya, jantung nya berdebar begitu kencang pipi nya memanas dan air mata nya turun begitu deras.

" Tuhan tolong aku." Batin Alettha begitu takut.

Arsya menatap Alettha tajam tanpa kata.

" Den Arsya saya minta maaf, jika saya salah.. Biarkan saya pergi den." Alettha hendak pergi namun dengan cepat Arsya menahan pergelangan tangan nya dengan kencang.

" Sakit den Arsya.." Alettha berusaha melepaskan cengkraman kuat tangan Arsya di tangan nya yang kini sudah memerah.

" Maaf kata mu, kau merusak mood ku dan membantu ku harus bertengkar dengan orang orang tak penting seperti itu dan kau hanya bilang maaf..".

Alettha menangis sembari memohon agar Arsya tidak melakukan hal buruk pada nya.

" Lepas, tangan ku sakit.."

Dengan kesal Arsya menarik tangan Alettha hingga membuat gadis itu terjatuh di bawah kaki nya, emosinya benar benar di luar kendali saat ini.

" Pergi lah sebelum aku membuat mu menyesal." Gumam Arsya dengan datar .

Dengan takut Alettha langsung berdiri tanpa menghiraukan rasa sakit di pergelangan tangan nya yang membiru akibat Arsya. Baru 2 hari mereka bertemu namun Arsya berhasil menimbulkan trauma dalam kehidupan Alettha.

Alettha membuka pintu kamar dengan cepat kemudian berlari turun dengan tangisan, dia tidak tahu jika Mona dan Muklis sudah kembali kerumah.

" Alettha ..." Pekik Mona saat melihat Alettha yang menangis setelah keluar dari kamar putra nya.

Alettha seketika langsung menghapus air mata nya dengan cepat dan merapikan pakaiannya.

" Alettha, apa Arsya melakukan hal buruk padamu?". Muklis mendekati Alettha dan menatap teduh gadis itu.

" Tid..ak...tidak dokter, Alettha hanya kelilipan saja. Kapan kalian pulang maaf Alettha tidak menyambut tadi Alettha sedang membersihkan kamar den Arsya."

Mata dokter Muklis langsung tertuju pada pergelangan tangan Alettha yang membiru dan nampak membekas cengkraman tangan Arsya.

" Apa ini ulah Arsya?". Muklis mengangkat lengan Alettha membuat mata Mona langsung membesar melihat tingkah anak sulung nya itu.

Alettha hanya diam

" Alettha, jika anak anakku melukai mu atau melakukan hal yang buruk padamu kamu harus katakan langsung dan jangan takut nak." Ucap Mona dengan lembut.

Ayu merasa iba melihat Alettha yang begitu ketakutan saat keluar dari kamar Arsya.

" istirahat lah, kembali ke paviliun dan tidak usah melakukan apa pun." Ucap Muklis dengan tegas membuat Alettha gugup dan langsung meninggalkan meja makan yang cukup berantakan.

 Ayu berpamitan dan menyusul Alettha ke paviliun dengan tergesa-gesa.

Di dalam kamar nya Alettha menangis sejadi-jadinya mengingat perkataan dan perlakukan Arsya pada nya, Ayu memeluk tubuh bergetar yang menangis tanpa suara itu.

" Alettha, maaf aku tidak bisa membantu mu." Gumam Ayu merasakan sakit yang di rasakan sahabat sekaligus orang yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri itu.

" Gak papa kok mbk Ayu."

Setelah cukup lama menangis Alettha kembali bisa mengendalikan emosinya dan mulai bisa tenang, setelah tenang Alettha bertanya pada Ayu yang kini sedang mengoleskan obat memar pada tangan Alettha .

" Mbk Ayu, kenapa meja makan bisa berantakan dan kenapa den Arsya begitu marah ?." Gumam Ayu.

" Den Arsya bertengkar dengan den Arkha untung tuan dan nyonya bertepatan kembali ke rumah Alettha, aku saja sampai ketakutan di antara mereka."

Alettha merasa heran bagaimana bisa mereka bertengkar.

" Memang ada apa mbk Ayu, kok mereka bertengkar ?".

Ayu diam sembari sesekali tangan nya mengoles dan mengurut tangan memar Alettha.

" Den Arkha membela kamu Alettha, aku rasa den Arkha suka sama kamu?". Ucap Ayu menatap Alettha yang nampak terkejut.

" Suka bagaimana mbk Ayu, Alettha kurang paham. Memang kenapa den Arkha bela Alettha hingga membuat mereka bertengkar seperti itu?."

Ayu tertawa pelan

" Kamu ini Alettha masih begitu polos , perkara nya karena den Arsya memarahi mu dan den Arkha meminta nya untuk terlalu galak padamu dan kemudian....kerja lah perkelahian mereka..." Ucap Ayu dengan nada yang di buat buat sedramatis mungkin .

 Alettha hanya diam pikiran berkelana jauh mungkin ini yang membuat Arsya berlaku kasar pada nya, tapi Alettha tidak meminta Arkha membela nya dan membuat mereka bertengkar.

" Alettha, den Arsya memang seperti itu orang nya. Kasar arogan dan susuka hati nya. Kamu harus tahan banting jika saat bersama dengan nya, kecuali kamu bersama dengan Arkha mungkin jauh lebih baik." Gumam Ayu.

" Makasih mbk Ayu, sudah bantu Alettha mengoles kan obat."

Ayu tersenyum kemudian berpamitan untuk kembali ke rumah utama karena kerjaan mereka belum selesai apa lagi Muklis dan Mona sedang berada di rumah saat ini.

Sepanjang hari Alettha berada di dalam kamar nya, beberapa saat lalu bik Kariyah datang dan menangis saat tau hal buruk terjadi pada gadis belia itu.

***

Pukul 17.30 Di sebuah Bar bernama

Arkha nampak diam memperhatikan para wanita yang berusia menggoda nya itu.

" Dari tadi duduk diam gak ngapa ngapain, situ waras atau gila?." Gumam seorang wanita dengan pakaian super minim duduk di sebelah Arkha yang menatap nya malas.

Wanita cantik itu menyilangkan kaki mulus nya yang nampak menggoda di mata laki laki, namun tidak untuk Arkha yang diam dengan pikirannya sendiri.

" Kamu kenapa sih, galau?. Gadis mana yang buat kamu galau baru juga 2 hari di Indonesia.."

Arkha menutup mulut gadis itu dengan tangan gemas .

" Lo cerewet amat sih Din, kepo amat idup Lo." Gumam Arkha dengan sebal.

Dengan kasar Waiita yang bernama Dinda itu melepaskan bekapan tangan Arkha pada mulut nya, nampak telapak tangan Arkha yang merah terkena lipstik nya.

" OMG lipstik ku.." Dinda menatap bibirnya yang nampak belepotan dari layar ponselnya.

Arkha hanya diam sembari sesekali tertawa melihat Dinda sahabat nya sedari kecil itu. Dinda adalah anak seorang pemilik bar favorit Arkha sejak remaja Arkha sudah mengenal jejak malam dan gemerlap nya tanpa sepengetahuan orang tua nya.

Diam diam Dinda menyimpan rasa pada Arkha sejak SMP. Namun dia sadar setatus orang tua dan juga pekerjaan mereka tidak lah sepandan dengan keluarga Wijaya yang terhormat.

Memandang wajah tampan Arkha saja sudah bisa membuat nya mabuk kepayang, tatapan mata Arkha yang tenang dan lembut membuat siapa saja akan merasa aman dan damai.

" Lo gak terus kuliah kah?". Gumam Arkha menatap Dinda yang semakin sexy dan terbuka.

" Kuliah?. Buat apa kuliah sih, gak guna lagi pula aku bisa kok menghasilkan uang sendiri tanpa merepotkan orang lain." Ucap Dinda dengan tawa mencemoh nya.

Arkha diam, dia tidak sadar jika dia sudah begitu jauh dari sahabat kecil nya itu. Dulu Arkha akan selalu melindungi Dinda dari orang orang yang selalu menggoda nya bahkan Arkha sendiri berusaha agar gadis itu tidak rusak, namun sejak Arkha harus menempuh pendidikan di luar negeri dia menjadi begitu jauh dan tidak bisa mengawasi Dinda.

Arkha memandang bukan orang baik atau pun suci namun merusak seseorang yang begitu dia sayangi dan sudah seperti adik nya sendiri, itu tidak akan pernah terjadi.

Namun Arkha salah tentang Dinda selama ini, gadis itu banyak berubah dari setiap kata sifat dan tingkah laku nya, Arkha seperti tidak menemukan Dinda yang dulu bersama nya.

" Kenapa kok liat nya kek gitu, ada yang aneh?". Dinda menatap mata indah Arkha yang begitu dia rindukan.

" Apa yang membuat mu seperti ini, ini bukan Dinda 5 tahun lalu yang aku tinggal dengan tangisan sendu dan rambut kepang 2 nya kan?".

Dinda langsung tersentak dengan ucapan lembut Arkha, pipinya memanas ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Arkha yang tidak bisa dia ucapkan saat itu.

1
La Otaku Llorona <33
Menyentuh hati ❤️
run away.┲﹊
Jangan berhenti menulis, thor! Suka banget sama style kamu!
Lembayung Senja: Masya Allah makasih kak💪❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!