Genre: Urban Fantasy dengan elemen Aksi dan Misteri
Garis Besar Cerita:
"Power" adalah sebuah novel web yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Arya Pratama yang hidup di Jakarta tahun 2030. Dia menemukan bahwa dirinya memiliki kemampuan supernatural untuk mengendalikan listrik. Namun, kekuatan ini membawanya ke dalam konflik berbahaya antara kelompok-kelompok rahasia yang memperebutkan kendali atas kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"Jejak Ketidakseimbangan"
Dua bulan telah berlalu sejak pembentukan tim Penjaga Harmoni. Akademi khusus yang didirikan Arya dan timnya telah melatih ratusan relawan dari seluruh dunia. Hari ini, di halaman utama Akademi Harmoni di Jakarta, upacara kelulusan angkatan pertama Penjaga Harmoni sedang berlangsung.
Arya berdiri di podium, matanya yang berwarna-warni memancarkan kebanggaan saat dia memandang para lulusan. "Kalian adalah pionir," dia memulai pidatonya. "Penjaga Harmoni pertama yang akan membantu dunia beradaptasi dengan keseimbangan baru. Tugas kalian tidak akan mudah, tapi aku yakin kalian siap menghadapinya."
Di antara para lulusan, Tashi, gadis muda dari Tibet, berdiri dengan penuh semangat. Dia telah terpilih sebagai salah satu lulusan terbaik dan akan memimpin tim Penjaga Harmoni untuk wilayah Asia.
Setelah upacara, Arya mengumpulkan tim intinya - Citra, Rama, Bima, dan Dara - bersama dengan beberapa Penjaga Harmoni terpilih, termasuk Tashi.
"Kita punya misi penting," Arya memulai briefing. "Selama dua bulan terakhir, aku telah merasakan gangguan-gangguan kecil dalam keseimbangan dunia. Awalnya kupikir ini hanya efek sisa dari perubahan besar yang terjadi, tapi frekuensinya semakin meningkat."
Bima mengerutkan dahi. "Apakah ini ulah Bayangan?"
Arya menggeleng. "Aku tidak yakin. Pola gangguannya terlalu... acak untuk menjadi rencana terorganisir. Tapi kita harus menyelidikinya."
Citra membuka peta holografik dunia. "Berdasarkan data yang kita kumpulkan, ada lima titik utama di mana gangguan ini paling sering terjadi." Dia menunjuk ke lima lokasi berbeda di peta - Hutan Amazon di Brasil, Gurun Sahara di Afrika, Pegunungan Himalaya di Asia, Great Barrier Reef di Australia, dan Kutub Utara.
"Kita akan membagi tim menjadi lima kelompok," lanjut Arya. "Masing-masing akan menyelidiki satu lokasi. Ingat, tugas kita bukan hanya mencari sumber gangguan, tapi juga membantu komunitas lokal yang mungkin terkena dampaknya."
Tashi mengangkat tangannya. "Apa yang harus kami cari tepatnya?"
"Anomali apa pun dalam aliran energi elemental," jawab Arya. "Kalian telah dilatih untuk merasakan ketidakseimbangan. Percayalah pada insting kalian."
Sementara tim bersiap untuk misi mereka, di markas rahasia Bayangan, sang pemimpin sedang menerima laporan dari mata-matanya.
"Jadi, Avatar telah membentuk pasukan baru," gumamnya. "Menarik. Tapi mereka bukan ancaman utama kita sekarang. Lanjutkan pengawasan, tapi fokus kita tetap pada proyek utama."
Kembali ke Akademi Harmoni, tim-tim mulai berangkat ke lokasi misi masing-masing. Arya memutuskan untuk bergabung dengan tim yang menuju Hutan Amazon, merasa ada sesuatu yang penting di sana.
Saat pesawat mereka mendekati hutan lebat Amazon, Arya merasakan getaran aneh. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini," katanya pada Citra yang duduk di sampingnya. "Energi hutannya... terasa terdistorsi."
Mendarat di sebuah desa kecil di tepi hutan, tim disambut oleh penduduk lokal yang tampak cemas. Kepala desa, seorang pria tua bernama Paulo, mendekati mereka.
"Terima kasih Tuhan kalian datang," kata Paulo. "Hutan kami... ada yang salah dengannya. Pohon-pohon tumbuh dengan cara yang aneh, dan beberapa hewan berperilaku agresif."
Arya mengangguk. "Kami akan menyelidikinya. Bisakah Anda menunjukkan di mana gejala ini pertama kali muncul?"
Paulo menunjuk ke arah kedalaman hutan. "Di sana, di dekat Sungai Tersembunyi. Tapi hati-hati, tempat itu berbahaya sekarang."
Saat tim bersiap memasuki hutan, Arya merasakan getaran semakin kuat. Dia berhenti sejenak, memejamkan mata dan mencoba menyelaraskan dirinya dengan energi sekitar.
Tiba-tiba, matanya terbuka lebar. "Ini... tidak mungkin," bisiknya.
"Ada apa, Arya?" tanya Citra khawatir.
Arya menatap ke kedalaman hutan dengan ekspresi campuran antara takjub dan cemas. "Ada celah... sebuah portal kecil. Tapi bukan ke tempat lain di bumi ini. Ini... seperti pintu ke dimensi lain."
Tim saling berpandangan dengan terkejut. Misi mereka baru saja menjadi jauh lebih kompleks dari yang mereka bayang