NovelToon NovelToon
Sincere Love My Husband

Sincere Love My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

"Jangan harap aku akan tunduk kepada siapapun! Apalagi seorang wanita sepertimu!" Alaska Dirgantara.

"Sekeras apapun hatimu menolakku, aku tidak peduli! Akan aku pastikan hati sekeras batu itu luluh dengan caraku!" ucap Arumi Nadya Karima.

Alaska Dirgantara, merupakan pewaris tunggal Dirgantara. Pria keras dan kasar yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan wanita pilihan Papa Farhan---ayah kandungnya, sebagai syarat untuk mendapatkan aset keluarganya.

***
Terbangun dari koma selama tiga bulan, Arumi Nadya Karima dikagetkan dengan status barunya yang tiba-tiba sudah menjadi istri dari pria kejam yang bahkan tidak dikenalinya sama sekali. Dan lebih parahnya lagi, ia hanya dijadikan alat untuk mempermudah jalannya mendapatkan aset Dirgantara dari ayah mertuanya.

Akankah Arumi mampu menjalini hari-harinya berganti status seorang istri dari pria keras dan kejam? Atau memilih pergi dari suaminya? Yuk ikuti kisah selanjutnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan

..."Menerimamu bukanlah hal yang mudah. Akan tetepi, semesta telah menakdirkan kita untuk bersama. Mau pergi ke manapun juga jika takdir telah memihakmu, aku bisa apa?"...

...~~~...

Semua orang diam, temasuk Alaska yang emang sudah tahu dari awal kalau ia memang telah dijodohkan oleh papanya sedari kecil. Kini sama saperti Alaska pertama kali tahu akan perjodohan ini, Arumi juga tidak kalah jauh berbeda dengannya. Kaget dan tidak berdaya bercampur menjadi satu. Mau menghindar juga percuma, semua sudah terjadi tidak ada yang bisa diubah lagi.

"Apa itu bener Abi?" tanya Arumi di sela heningnya orang di ruangan rawat itu.

"Iya itu bener. Abi sudah menjodohkan kamu dengan putra dari Papa Farhan sewaktu kamu masih kecil, tapi Abi belum sempat memberitahumu. Niat ingin memberitahumu saat pulang dari Mesir, tapi kejadian pesawat jatuh itu membuat semua berjalan secepat ini. Dan Abi tindak sempat memberitahumu sama sakali. Maafkan Abi, Arumi." Raut wajah Abi Harun penuh rasa bersalah, apalagi melihat ketidak berdayaan putrinya.

Arumi hanya diam mendengar penjelasan dari abinya yang entah kenapa membuatnya masih merasakan tidak berdaya. Ia bingung harus berkata apalagi jika kenyataanya sudah begitu.

"Arumi," panggil Papa Farhan dengan lembut. Ia sangat mengerti keadaan menantunya itu.

"Iya Paman. Emm ... Papa, ada apa?" balasnya sembari menatap Papa Farhan dengan berusaha tersenyum di depannya. Nampaknya ia tidak mau menunjukkan kesedihan di depan semua orang.

"Kenapa diam saja? Papa cukup tahu ini pasti sangat berat untuk kamu, tapi Papa harap kamu menerima kenyataan ini walupun lambat. Mau gimanapun juga, sekarang kamu menantuku juga istri dari Alaska," ucap Papa Farhan soraya memberi pengertian kepada Arumi.

"Insyaallah Arumi baik-baik saja Pa. Untuk itu Arumi usahkan, tapi ada satu hal lagi yang ingin Arumi tanyakan kepada Abi sama Papa," ucapnya pelan dan masih bisa didengar oleh semua orang yang berada di sana.

"Katakanlah! Jangan ragu-ragu Arumi, Papa siap menjawab semuanya," ucap Papa Farah. Sesekali melirik Alaska yang hanya diam saja.

"Iya Arumi, katakanlah apa yang ingin kamu tanyakan kepada kami," timpal Abi Harun yang emang sudah siap dengan semua konsekuensinya nanti.

"Eemmm ... iya Abi. Sebenernya apa yang terjadi selama Arumi jatuh dari pesawat dan tiba-tiba terbangun di ruangan ini? Apa ada yang bisa menjelaskan itu?" tanya Arumi dengan sedikit penekanan.

Semua orang terdiam kecuali Abi Harun juga Papa Farhan yang emang lebih tahu soal itu.

"Baik! Soal itu semua terjadi dengan cepat, sampai untuk menjelaskan saja belum terpikirkan oleh Papa," ujar Papa Farhan kebingungan untuk mulai menjelaskan dari mana.

"Biar Abi saja yang jelaskan semuanya!" sahut Abi Harun, ia bertindak lebih maju satu langkah dari Papa Farhan.

"Jadi begini, setelah kamu mengalami insiden itu. Banyak korban yang kehilangan nyawanya, hanya beberapa yang selamat. Salah satunya, yaitu kamu. Namun, dokter telah menyatakan kalau kamu akan mengalami koma yang mungkin akan berlangsung berbulan-bulan. Akan tetapi, sebelum semua itu terjadi, Farhan dan juga putranya datang ke rumah kita untuk meresmikan perjodohan yang selama bertahun-tahun yang lalu sudah kami rencanakan," jelas Abi Harun sembari menarik nafas pelan karena cukup berbicara panjang.

"Setalah itu apa yang terjadi Abi?" sela Arumi yang emang sudah tidak sabaran, walupun awalnya cukup kaget, ternyata ia tidak sadarkan diri selama itu.

"Sebentar! Seperti tadi yang Abi bilang bahwa Farhan datang ke rumah, sehingga ia tahu keadaanmu waktu itu, karena disela obrolan kami, Ummi mengangkat telpon mengenai kejadian itu. Setelah diputuskan di saat Dokter bilang kamu koma, Farhan meminta Abi untuk menikahkanmu dengan putranya, Alaska. Ia memberikan penerangan kepada Abi, akhirnya semua ini terjadi. Dan kamu sekarang sudah menjadi istri sah Alaska selama tiga bulan terakhir ini, walaupun tanpa sepengetahuan dirimu. Abi harap, Arumi bijak dalam menanganinya di kemudian hari," ucap Abi Harun yang kini sudah menjelaskan semuanya tanpa ada yang disembunyikan lagi dari putrinya.

"Jadi, Arumi sudah menjadi istrinya dia selama tiga bulan ini, Bi? Bagaimana mungkin Abi menikahkan Arumi dengannya tanpa sepengetahuan aku? Arumi juga belum mengenalnya, melihatnya pun baru kali ini."

Wajah Arumi terlihat murung, bahkan air matanya ingin keluar tapi ditahan. Ia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya kepada siapa pun.

"Maafkan Abi, ini sudah menjadi takdir Allah. Abi yakin, putri Abi pasti bisa melewatinya. Abi lihat Alaska adalah laki-laki yang baik, insyaallah akan menjaga juga menyayangimu. Semoga pilihan Abi sama Ummmimu ini yang berbaik untukmu," ucap Abi Harun sembari mengelus lembut kepala Arumi yang masih tertutup oleh hijab.

"Tentu saja Abi, Alaska akan menjaganya sesuai yang Abi minta," ujar Alaska tiba-tiba sembari menatap Arumi yang meliriknya sekilas.

"Iya Harun, kamu tenang saja. Putraku akan menjaganya, ada istri aku juga yang menemaninya nanti. Ya kan Ma?" ucap Papa Farhan sembari mendekati Mama Rina.

"Iya Pa, Mama juga seneng jadi ada teman nanti di rumah. Kamu jangan sungkan sama Mama ya Arumi? Mama juga adalah Mamamu sekarang, seperti halnya Ummimu. Mama sudah mengganggapmu sebagai putri, selama tiga bulan ini." Mama Rina menyentuh kerudung yang Arumi kenakan dengan memberikan seulas senyuman.

"Iya Arumi, Ummi sekarang lebih tenang ternyata mertuamu sangat sayang kepadamu. Setiap hari meraka menjengukmu di sini, walaupun waktu itu kamu masih terpejam. Apalagi Alaska, suamimu itu tidak pernah absen menemuimu sampai kamu siuman, ia ada di dekatmu. Bahkan bisa melihatmu membuka mata untuk pertama kalinya setelah kalian menikah," ujar Ummi Salamah senyum-senyum, berharap Arumi tidak canggung lagi kepada Alaska.

Arumi tersenyum canggung soraya mengangguk, rasanya tidak percaya bahwa sekarang ia sudah menjadi istri bukan gadis lagi. Sayangnya, ia tidak bisa melihat pernikahannya. Dan satu yang pasti, ia menikah dengan laki-laki yang sama sekali belum ia kenali, menatapnya saja sangatlah canggung.

"Abi, mulai besok Alaska izin mau bawa Arumi ke rumah boleh?" tanya Alaska sepontan saja semuanya menatap dirinya.

"Is kamu ni apa-apaan! Baru juga istrimu bangun dari komanya udah mau kamu bawa saja. Enggak sabaran banget ni Alaska," sahut Papa Farhan yang selalu tidak habis pikir dengan tingkah putranya.

Abi Harun malah tersenyum mendengar penuturan Alaska. "Sudah tidak papa, Farhan. Kita lihat saja dulu apa kata dokter jika keadaan Arumi sudah mulai membaik, maka Abi tidak akan melarangnya," ucapnya dengan masih tersenyum.

"Tuh kan, Alaska bilang apa? Abi aja bolehin, Papa malah larang-larang. Lagian Alaska bebas mau bawa Arumi kapan saja, toh dia istriku," tutur Alaska semakin membuat Papa Farhan gepeng kepala.

"Sudah Alaska jangan bikin malu! Lihat itu istrimu saja belum kamu tanya sudah membuat keputusan saja," kata Papa Farhan menasehati.

Alaska hanya diam, ia juga menatap Arumi. Seketika senyuman muncul di bibirnya, sungguh manis. Siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona, tapi sayangnya Arumi hanya bisa menunduk jika ditatap seperti itu oleh suaminya. Bisa dibilang juga suami dadakannya, tapi bukan makanan yang serba dadakan.

1
Abd Kadir Taha
ektingnya mantap😏
Seuntai Kata: Haha, betul tuh. Bisa buat aktor senetron kali ya?/Facepalm/
total 1 replies
Yulia Wati
baru mampir kak
Seuntai Kata: Iya terimakasih kak udah berkenan mampir. Semoga suka ya dengan novelnya. /Smile/
total 1 replies
Harry Zuma
lanjutkan
Seuntai Kata: Siap Kak, sudah aku update tunggu sebentar ya. Sebentar lagi chapter selanjutnya muncul.
total 1 replies
Rea Ana
aku harus komen apa? ikuti alur sajalah
Seuntai Kata: Harus dong kak, biar Authornya tahu perasaan pembacanya. Komentar sama like pembaca itu buat penulis makin semangat update loh.
total 1 replies
Rea Ana
Bagus
Seuntai Kata: Terimakasih banyak kak. Semoga suka terus ya dengan cerita selanjutnya. /Smile/
total 1 replies
muthia
mampir🙏
Seuntai Kata: Terimakasih kak.
total 1 replies
Irma Kirana
semangat yaa 😊
Irma Kirana: masama cantik 🥰
Seuntai Kata: Oke siap Teh, makasih banget udah mampir loh. /Smile/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!