NovelToon NovelToon
Married To Kakak Ipar

Married To Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Shine

Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.

Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Sesampainya di rumah sakit, papa Gilang bertugas memanggil anggota medis. Sementara Sebastian kembali menggendong tubuh Almira yang masih tak sadarkan diri.

Almira segera mendapat perawatan dari dokter umum karena belum mengetahui pasti apa yang sebenarnya terjadi padanya, apa penyebab Almira tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri seperti itu.

Sebastian dan papa Gilang menunggu dengan cemas diluar ruangan IGD, hingga beberapa saat kemudian salah satu perawat keluar dan memanggil keluarga dari Almira. Dan Sebastian pun ikut masuk ke dalam ruangan meninggalkan papa Gilang yang masih cemas.

"Ya Tuhan... Aku mohon, jangan biarkan sesuatu terjadi pada putriku yang lainnya... Cukup Engkau ambil putri pertamaku, jangan Kau ambil pula putri bungsuku..," papa Gilang terus merapalkan doa untuk keselamatan dan kesehatan Almira.

Di dalam ruangan IGD..

"Apa yang sebenarnya terjadi pada istri saya, Dok?" Tanya Sebastian tanpa basa-basi.

"Saya tidak mengetahui pasti apa penyebab dari istri Anda bisa pingsan. Tapi saya menduga jika ini bukan penyakit atau apa, saya menduga jika istri Anda saat ini tengah hamil__"

"Hamil, Dok??" Sela Sebastian.

"Iya. Tapi itu masih hanya dugaan saya, saja. Dan untuk memastikannya.. Anda bisa memeriksakan istri Anda pada dokter OBGYN," saran dokter tersebut.

"Apakah di sini ada dokter yang Dokter sebutkan baru saja?" Tanya Sebastian.

"Ada. Sebentar, saya akan sambungkan ke dokter Haikal dan memberitahukan padanya jika ada pasien untuknya," ucap dokter tersebut.

"Dokter Haikal??" Ulang Sebastian.

"Iya, dia adalah dokter OBGYN di sini," terang dokter itu.

"Dia seorang pria, Dok?" Tanya Sebastian lagi untuk memastikan.

"Iya, dokter Haikal adalah seorang pria. Kenapa, Tuan? Apa ada masalah?"

"Apa tidak ada yang dokter wanita di sini, Dok?"

"Ada, banyak sekali malahan." Membuat Sebastian yang tadinya risau karena menyangka Almira akan diperiksa oleh seorang pria, kini bisa bernafas lega karena ternyata ada dokter yang wanita juga. "Tapi bukan dokter OBGYN," lanjut dokter tersebut, yang seketika senyum dan kelegaan yang Sebastian baru saja rasakan, luntur seketika bergantikan perasaan kalang kabut. Namun, mau tidak mau dirinya harus melakukan pemeriksaan terhadap Almira, untuk memastikan benar tidaknya praduga dokter yang menangani Almira saat ini.

Selang beberapa saat, datang satu perawat utusan dari dokter OBGYN untuk menjemput Almira di ruang IGD. Dikarenakan Almira yang belum juga sadarkan diri, terpaksa harus menggunakan brangkar untuk menuju ruang dokter OBGYN tersebut.

Sesampainya di depan ruangan yang dituju, Sebastian segera menggendong Almira dan masuk ke dalam ruangan tersebut untuk menemui dokter. Dan dokter pun segera memeriksa Almira dengan intens, sesaat setelah Almira dibaringkan oleh Sebastian di tempat tidur khusus pasien.

"Selamat, Tuan. Istri Anda hamil."

***

..."Selamat, Tuan. Istri Anda hamil."...

Kata-kata itu selalu terngiang di telinga Almira. Dan setiap mengingat hal itu, air matanya akan ikut mengalir. Bukan Almira tak bahagia mendengar kabar itu, tapi mengapa harus di saat seperti ini dirinya mendengar kabar itu. Mengapa harus sekarang?? Mengapa tidak kemarin-kemarinnya?? pikir Almira.

Kabar tersebut membuat dirinya seolah menjadi seseorang yang sangat jahat, yang tengah berbahagia di atas kepergian sang kakak beberapa waktu lalu.

"Almira... Berhentilah menangis dan menyalahkan diri sendiri. Semua ini adalah takdir sang kuasa, ini bukanlah keinginan ataupun kehendak siapapun, tapi ini semua adalah kehendaknya. Percayalah padaku.. Yakinlah, pasti akan ada pelangi setelah hujan badai ini," ucap Sebastian seraya memeluk Almira dari samping karena terus menangis. Saat ini keduanya masih berada di dalam mobil yang terparkir di halaman kediaman keluarga Alvaro setelah kembali dari rumah sakit yang menyatakan jika Almira tengah hamil dua minggu. Sementara papa Gilang kembali ke kediamannya.

"Sudah, jangan menangis lagi. Kasihan anak kita, dia juga pasti ikut sedih karena merasakan apa yang dirasakan mamanya. Kita jalani semua ini dengan wajah senang, walau hati kita terasa sakit. Kita jalani, syukuri, dan nikmati setiap proses dan tahapannya, ya," lanjut Sebastian, yang langsung diangguki oleh Almira. "Sekarang kita turun??" ajaknya seraya mengurai pelukannya, dan kembali dijawab hanya dengan anggukan lagi oleh Almira. "Tunggu di sini," ucapnya lagi, yang membuat Almira mengernyit heran. Tadi di ajakin turun, sekarang justru di suruh menunggu, aneh. Pikir Almira.

"Silahkan Tuan Putri... Silahkan turun..." Ucap Sebastian setelah membuka pintu mobil, yang seketika menerbitkan senyum dibibir Almira. "Nah... Jika tersenyum begitu kan cantik," godanya.

"Apaan sih, Kak!" Seru Almira dengan muka memerah.

Disepanjang perjalanan menuju pintu utama kediaman keluarga Alvaro, Sebastian terus saja berceloteh, mencoba untuk terus menghibur Almira. Akan tetapi, semua usaha Sebastian seakan musnah begitu saja setelah melewati pintu utama. "Untuk apa Kau membawa wanita itu kemari lagi, Bastian?!" Terdengar seruan mama Siska yang menggema saat Almira dan Sebastian baru saja menginjakkan kaki di sana, di lantai kediaman keluarga Alvaro.

"Apa maksud, Mama?! Almira istri Bastian, tentu saja Bastian akan mengajak Almira kemari," sanggah Sebastian.

"Ini. Kau tandatangani surat perceraian ini, maka kalian akan terbebas dari kepura-puraan ini. Toh, Sandra sudah tidak ada, jadi kalian bisa berpisah," ucap mama Siska dengan sarkas.

"Apa maksud, Mama? Apa Mama kira Almira adalah sebuah boneka yang bisa diambil saat kita menginginkannya, dan akan mencampakkannya saat kita tak lagi menginginkannya, begitu maksud Mama?!" Ucap Sebastian tak kalah sarkas.

"Sudahlah, Bastian... Jangan kira Mama tidak tahu, jika selama ini pernikahan kalian hanya sekedar kepura-puraan belaka, hanya demi memenuhi dan menjaga perasaan Sandra.. Iya kan? Dan sekarang, Sandra terlah tiada, jadi kalian tak usah berpura-pura lagi di depan Mama. Kau harus menceraikan wanita itu sekarang juga!" Ucap mama Siska. "Karena Mama tak sudi memiliki menantu macam dia!" Tunjuknya ke arah Almira yang bersembunyi di balik tubuh Sebastian. "Wanita pelakor! Wanita pembawa sial! Wanita__"

"Mama, cukup! Almira adalah wanita baik-baik, bukan seperti apa yang Mama tuduhkan. Dan ya, tidak ada pernikahan pura-pura antara Bastian dan Almira!" Sebastian menyela ucapan sang mama karena tak terima istrinya dihina.

"Kau tak perlu berbohong pada Mama, Bastian. Mama tahu jika kal__"

"Ini buktinya, Ma!" Sela Bastian seraya menyodorkan sebuah amplop berlogokan rumah sakit tempat Almira diperiksa. "Itu adalah bukti jika kami tidak pernah menjalani pernikahan ini dengan kepura-puraan! Ayo, Al," lanjutnya seraya mengajak Almira untuk meninggalkan mama Siska dan menuju ke kamarnya. "Dan ya, jika Mama masih bersikeras ingin memisahkan kami walau telah membaca itu, dan tetap tidak bisa menerima, Almira.. Maka dengan terpaksa Bastian akan keluar dari rumah ini bersama, Almira," ucapnya lagi sebelum benar-benar melangkah pergi.

"Hamil??!" gumam mama Siska usai membaca isi dari amplop tersebut.

Sejak kejadian itu, tepatnya sejak Sebastian mengancam akan pergi dari rumah, mama Siska tak lagi sekeras dulu-dulu nya terhadap Almira. Apalagi jika ada Sebastian di rumah, mama Siska akan berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sangat baik dan menyayangi, Almira.

1
Melly Y
almira ini bodoh sekali kau thor buat almira ini sadar deh kok mangkin ke sini dia jdi orang bodoh mau aja di injak martua nya huh
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Mommy Shine: Bisa jadi dalam proses.../Smile/ karena saat ini Almira nya masih dalam tahap galau, jadi mungkin masih belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak nya untuk dirinya sendiri... sabar aja ya kakak ku... masih bertahap. kalau langsung jadi wanita super.. bisa-bisa langsung tamat saat ini juga... jadi, sabar aza oke... pasti akan ada saatnya Almira melawan!!!
total 2 replies
Melly Y
semoga ibu mertua nya mengalami kecelakaan dan lumpuh
Melly Y
marhua gila huh.. semoga martuanya dapat karma aja thor
Mommy Shine: Ho'oh, betul... semoga dapat karma itu mertua.../Determined//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!