NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Sesampainya di rumah yang akan di tempati Elsya dan Elzein, Elsya di buat kagum karena rumahnya lebih besar dari rumah mereka sebelumnya.

"Ini rumah kemarin lu jual berapa?" tanya Elsya ke kakaknya, ia penasaran karena rumahnya berdiri di daerah yang strategis, rumahnya besar dan punya halaman cukup yang luas.

"1,7M."

"Pantesan gak laku, terlalu mahal."

"Itu termasuk murah Sya," ucap kakaknya. "Pelan-pelan turunnya."

Elzein membantu adiknya turun dari mobil, setelahnya membantu Elsya jalan ke dalam rumah.

"Sini Sya duduk," ucap Kiano membawakan kursi untuk Elsya.

"Buat gue mana?" tanya Elzein.

"Ambil sendiri."

Elsya pun langsung duduk di kursi yang telah di siapkan sama Kiano.

"Dasar, ingat adik gue itu."

"Adik lu adik gue juga," ucap Kiano.

"Terserah lu dah Ki, sudah selesai kah?"

"Belum, masih dirapihkan."

Elzein naik ke lantai atas untuk melihat progresnya sudah sampai mana, sedangkan Elsya hanya duduk karena tidak diizinkan oleh Kiano untuk jalan.

"Tau gak kakak lu mau jadiin cafe ini lantai bawah?"

"Oh iya? Kakak belum ada bilang." Elsya menggelengkan kepalanya.

"Berarti belum, gak langsung juga sih itu, soalnya mau renovasi dulu," ucap Kiano.

"Renov? ko si Elzein gak ada ngomong sih."

"Belum, baru juga pindah, fokus sama kesembuhan lu dulu belum lagi lu bakalan ujian."

"Iya bener juga."

"Kakak ke atas dulu, lu disini aja jangan kemana-mana." Elsya hanya menganggukkan kepalanya ke arah Kiano.

Karena bosan duduk, Elsya pun berjalan ke arah belakang untuk melihat-lihat. Alangkah terkejutnya Elsya saat melihat ke belakang rumahnya itu, ia melihat duo mbak Kun sedang duduk di bangku belakang.

"Perasaan ini setan berdua gue tinggal tadi, emang bisa gitu udah nongkrong disini aja," ucapnya saat melihat temannya itu.

Saat Elsya mau keluar menyapa teman gaibnya itu, pintunya tidak bisa di buka, alhasil Elsya kembali ke kursinya karena sudah capek berdiri.

Tak lama setelah Elsya duduk, orang-orang yang tadi tengah sibuk mulai turun satu persatu, mereka pun menyapa Elsya yang tengah duduk di bawah.

"Kapan-kapan lu ke rumah bawa Elsya, terakhir lu ke rumah kapan coba," ucap Kiano ke Elzein.

"Aman, tapi nunggu Elsya sembuh dulu, nanti ibu ngomelin kita kalau tau Elsya sakit."

"Iya juga, atur aja lah, Sya pulang dulu."

"Iya kak, terima kasih."

Mereka pun mulai meninggalkan rumah Elzein dan Elsya, setelahnya barulah mereka naik ke lantai atas.

"Pelan-pelan naiknya, tangganya ini agak licin."

"Iya," ucap Elsya dan benar saja baru dua anak tanggal yang dinaiki, Elsya hampir terjatuh karena tongkatnya bergeser.

"Gak usah pake tongkat, sini gue bantuin." Elzein langsung menggendong adiknya naik ke atas.

"Thank you bro," ucap Elsya ke kakaknya setelah sampai di atas.

"Itu kamar lu," tunjuk Elzein ke arah pintu. "Istirahat aja dulu."

"Oke." baru saja Elsya mau berjalan ke kamarnya, ia teringat akan apa yang di ucapkan oleh Kiano tadi.

"Kata kak Kiano, lu mau buat cafe di bawah?" tanya Elsya.

"Rencananya tapi masih gue pertimbangkan," jawab Elzein.

"Buat aja, lokasinya strategis, lumayan buat pemasukan, apalagi ini kan sesuai sama jurusan lu kak."

Tampak Elzein terdiam, Elsya pun duduk di sofa yang ada di depan kakaknya itu.

"Okelah nanti gue coba hitung rincian anggarannya," ucap kakaknya.

Elsya pun menganggukkan kepalanya dan beranjak untuk ke kamarnya.

Kamarnya luas dan barang-barangnya sudah di susun, jadi Elsya tidak perlu repot-repot lagi menyusun barang-barangnya.

Setelah puas melihat seisi kamarnya, Elsya memilih rebahan sambil bermain game di handphonenya, namun baru beberapa menit ia berbaring matanya terasa berat dan berujung Elsya tertidur.

Elzein masih duduk di sofa sambil memikirkan ucapan adiknya tadi, di satu sisi ia mau tapi ia juga memikirkan soal biayanya.

"Ketemu Kiano dulu aja lah," ucap Elzein beranjak dari duduknya dan berencana untuk memberitahukan ke adiknya dulu sebelum siap-siap.

"Elsya," panggil Elzein sambil mengetuk pintu kamar adiknya, beberapa kali Elzein memanggil nama adiknya tapi tidak ada yang menjawab.

"Lagi tidur kali, nanti aja gue keluar kalau gitu," ucap Elzein.

Elzein memutuskan untuk membuat rincian tabungan dan estimasi dana yang akan dia siapkan, namun saat tengah fokus-fokusnya mbak Kun tiba-tiba nongol dan berhasil mengagetkan Elzein.

"ZEIN?" ucap Mbak Kun dengan nada tingginya.

"Woooh." Elzein melototkan matanya ke arah mbak Kun, "Kaget setan."

"Gitu aja kaget."

Elzein melempar mbak Kun dengan pulpen yang sedang ia pegang, tapi tentu tidak kena karena mbak Kun lebih dulu menghilang.

"Gak kena," ucap mbak Kun dengan menaikkan sebelah bibirnya, seperti mengejek Elzein.

Buugh...

Elzein berhasil melempar mbak Kun dengan buku catatannya.

"Lemparan yang bagus Zein," ucap Elzein memuji dirinya sendiri.

"Mending lu jagain Elsya deh Kun, daripada lu gangguin gue," suruh Elzein.

"Gitu doang marah," ucap mbak Kun lirih tapi masih bisa di dengar oleh Elzein.

"Kuuun?"

"Iya Elzein iya, gue jagain Elsya." gerutu mbak Kun.

Elzein kembali melanjutkan pekerjaannya, ia pun mencatat seluruh tabungan yang ia pegang, di luar dari uang bulanan pribadinya dengan Elsya.

"Banyak juga ternyata," celetuk Elzein setelah menjumlahkan seluruhnya.

Pintu kamar Elsya terbuka, Elzein yang memang masih duduk di sofa langsung melihat adiknya yang baru bangun tidur.

"Sudah bangun?" Elsya hanya mengangguk sebagai jawaban untuk kakaknya.

"Siapa yang gak bangun kalau mbak Kun loncat-loncat di kasur," ucap Elsya.

Elzein mengedarkan pandangannya ke sekeliling tapi tidak melihat batang hidung mbak Kun, "Mana dia?"

"Pergi, paling nongkrong sama bestie nya," jawab Elsya.

Elsya duduk di samping kakaknya sambil mengumpulkan nyawanya, matanya pun tertuju ke buku yang penuh dengan rincian kakaknya.

"Kita kaya ternyata," celetuk Elsya. "Kalau gitu kenapa rumah dijual."

"Tabungan kita gak seberapa sebelum jual rumah Sya, rumah itu 1,2."

"Mahal juga ternyata, kalau gitu buat cafe aja di bawah, soal biaya tuh cukup."

"Iya cukup, tapi gak mungkin balik modalnya cepat Sya, jadi gue tetap harus pertimbangkan biayanya hidup kedepannya, apalagi lu nantinya kuliah," jelas sang kakak.

Mendengar ucapan kakaknya, Elsya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Benar apa yang yang di ucapkan kakaknya, mereka berdua tidak punya menghasilkan apapun, jadi harus hemat.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
Hai ka gabung yu gc Bcm
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!