Emanuel Abraham Lincoln seorang pria dewasa yang berumur 28 tahun merupakan CEO Dari perusahaan Besar yang bernama E,A Company
Emmanuel Merupakan suami dari seorang wanita cantik yang bernama Rossa, mereka sudah lama menikah dan di karuniai seorang
putra Yang Kini Berusia 2 tahun, putra mereka Di beri nama Kenzie Junior Abraham Lincoln.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenzie menghilang
Silvia pun segera menggendong tubuh mungil Kenzie lalu mulai berjalan mengelilingi taman tersebut. Silvia ingin mencari keberadaan Omanya Kenzie dan memberitahukannya jika Kenzie sedang ada padanya. Namun, hampir satu jam lebih Silvia terus mengelilingi taman tersebut tetapi ia tak kunjung menemukan keberadaan Omanya Kenzie.
Rasa khawatir dan panik pun semakin menghantui pikiran Silvia. Ia bingung dan tak tahu harus berbuat apa untuk memulangkan Kenzie kembali ke tempat asalnya. Karena tak kunjung menemukan keberadaan Omanya Kenzie, Silvia pun memutuskan untuk membawa Kenzie ke kantor polisi terdekat.
Di kantor polisi.
Terlihat Silvia yang sedang serius berbincang-bincang dengan salah satu polisi yang ada di sana. Sedangkan Kenzie duduk di samping Silvia dan hanya bisa terdiam.
"Sebaiknya Nona membawa pulang anak ini saja," ujar Polisi tersebut yang membuat mata Silvia langsung terbelalak dengan sempurna saat mendengarnya.
"Hah? Dibawa pulang? Tapi kan anak ini sedang hilang, Pak. Kalau keluarganya mencari bagaimana?" cemas Silvia.
"Kami akan segera mencari informasi tentang anak ini. Tapi mungkin prosesnya akan sedikit lama. Maka dari itu, lebih baik Nona membawa anak ini pulang saja," ujar sang polisi membuat Silvia mendengus secara pasrah.
Silvia pun melirik ke arah Kenzie yang sedang duduk di sampingnya itu.
"Emm ... Ibu, aku ngantuk," keluh Kenzie seraya mengucek-ngucek matanya.
Silvia yang mendengar itu, lantas merasa tidak tega. "Kalau begitu kami pulang dulu, Pak. Kalau keluarganya sudah ditemukan, tolong hubungi saja nomor saya," ujar Silvia dibalas anggukan kecil oleh polisi itu.
"Ayo, Sayang." Silvia pun segera menggendong tubuh mungil Kenzie, lalu membawanya keluar dari kantor polisi itu. Kenzie yang sudah sangat mengantuk, tanpa sadar tertidur di atas gendongan Silvia.
Di rumah kontrakan.
Secara perlahan, Silvia meletakkan Kenzie di atas tempat tidur lalu menyelimuti setengah tubuh anak itu. "Selamat tidur, Sayang," gumam Silvia seraya mengecup lembut kening Kenzie.
"Hihihi ... enak juga yah jadi ibu dalam sehari. Jadi kepengen punya anak juga, tapi belum nikah. Jangankan nikah, pacar saja tidak punya. Nasib jomblo ...." gumam Silvia tertawa kecil.
Di sisi lain.
"Apa?! Kenzie hilang?!" pekik Emmanuel begitu terkejut ketika mendengarkan Nyonya Lenny yang mengatakan kalau Kenzie telah menghilang.
"Hikss ... Hikss ... Mami tidak tahu. Tadi saat di taman, Kenzie masih berada di belakang Mami. Tapi di saat kami ingin pulang Kenzie sudah tidak ada di belakang Mami," ujar Nyonya Lenny seraya terisak.
"Ya Tuhan. Cobaan apa lagi ini!" umpat Emmanuel mengacak-ngacak rambutnya dengan penuh frustasi.
"Kalian semua harus tenang! Papi akan mengutus para pengawal untuk mencari keberadaan Kenzie!" ucap Tuan Charles angkat bicara. "Han!" seru Tuan Charles.
"Iya, Tuan Besar?" sahut Han yang juga berada di sana.
"Perintahkan semua bawahaan untuk berkumpul di loby utama! Segera!"
"Baik, Tuan Besar!" Han pun segera pergi dari sana untuk melaksanakan tugasnya itu.
"Dan kamu, El. Segera laporkan ke polisi tentang hilangnya putramu!" titah Tuan Charles dengan tegas.
"Baik, Pi!" Emmanuel pun segera pergi dari sana, dengan perasaan yang sangat panik dan khawatir. Dalam hati Emmanuel terus berdoa agar putranya itu dapat segera ditemukan dalam keadaan yang selamat dan sehat.
"Hikss ... Kenzie, Pi. Ini semua salah Mami," isak Nyonya Lenny langsung memeluk Tuan Charles dengan perasaan yang sangat bersalah.
"Tenang, Mami. Papi yakin Kenzie segera ditemukan," ucap Tuan Charles berusaha menenangkan Nyonya Lenny.
........
"Ya ampun, cucian banyak banget," pekik Silvia ketika melihat kondisi dapurnya yang sangat berantakan karena dipenuhi oleh piring-piring kotor. "Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk mencari pekerjaan sampai-sampai rumah ini tidak ter urus," ucapnya.
Akhirnya Silvia pun memutuskan untuk membersihkan dapur kotornya itu.
Beberapa menit kemudian.
Tok! Tok! Tok!
"Sebentar!" teriak Silvia sedikit keras. Silvia pun segera menghentikan aktivitasnya itu lalu berjalan menuju pintu.
CEKLEK.
"Apa anak saya ada di sini?"
Deg ....