'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Davendra masih terus melancarkan aksinya menciumi wajah Xannia .
Tangan kokohnya merengkuh pinggang ramping itu agar semakin menempel padanya.
"Dave, kita sedang berada di perusahaan," kata Xannia sambil menahan dada pria itu.
"Lalu?" tanya Davendra yang terlihat tak perduli.
"Bagaimana kalau ada orang yang masuk," kata Xannia.
"Tidak akan, aku sudah mengunci pintunya, siapa yang akan berani masuk kemari," ucapnya dengan santai.
Tangan Davendra turun ke paha Xannia dan menaikan sedikit rok yang di kenakan oleh Xannia. pria itu mengusap-usap paha Xannia dengan gerakan perlahan.
"Oh God, dasar pria ini," gumam Xannia.
"Kita lanjutkan saja di rumah nanti malam, aku harus bekerja sekarang..
"Tidak bisa. Apa bedanya jika kita melakukannya disini dan di rumah," kata Davendra datar.
Pria itu kembali mencium bibir Xannia.
Ia sudah pasrah pada pria yang ada di hadapannya dan membiarkan Dave melakukan apapun yang dia inginkan.
Davendra menggendong Xannia ala bridal style dan membawa menuju ke sebuah kamar yang ada di ruangan milik pria itu.
"Kau pasti sering membawa wanita kemari," kata Xannia saat melihat ranjang berukuran king size di depannya.
"Tidak, ini tempatku istirahat jika aku tidak pulang ke rumah," sahut Davendra.
Ia melempar Xannia ke kasur empuk itu dengan posisi Xannia yang sudah telentang.
Dave berjalan mendekat dan naik keatas ranjang.
Tubuhnya berada di atas ranjang dengan tangan yang bertumpu pada ranjang.
Dia mengelus wajah cantik Xannia dengan tangannya yang lain, semua area wajah Xannia tak luput dari sentuhan tangan hangat itu.
Mata wanita itu tertuju pada mata tajam milik Dave, dan itu membuat irama jantungnya meningkat.
'Oh God, ada apa denganku, 'batin Xannia yang matanya kini sudah berkelana kemana-mana karna gugup.
Dave menyunggingkan senyum tipisnya, saking tipisnya Xannia pun tidak menyadari jika pria itu kini sedang tersenyum.
Tangan Davendra menyentuh dagu Xannia dan mengangkatnya hingga membuat Xannia sedikit mendongak.
Tanpa menunggu lama pria itu mencium bibir seksi milik Xannia yang sudah menjadi candunya.
Bibirnya seperti heroin yang membuatnya ingin merasakan lagi dan lagi.
Xannia tak menolak ciuman dari Dave dan ikut membalasnya walau dia masih sedikit amatir.
Xannia akui dia tak bisa menolak setiap sentuhan dari pria itu, setiap kali Dave menyentuhnya seluruh tubuhnya seolah bereaksi.
"Ahhhh..." Xannia melenguh saat tangan Dave mulai masuk ke area pangkal paha miliknya.
Dan dia tak sadar jika rok yang dia kenakan sudah tersingkap keatas.
Tangannya berpindah dan membuka kancing kemeja yang di gunakan oleh Xannia, hingga memperlihatkan pakaian dalam yang di kenakan olehnya
Tangan besar itu meremas benda bulat ada di dalam bra yang di kenakan oleh xannia.
Sekali lagi Xannia mengeluarkan suaranya karna apa yang di lakukan Davendra.
"I like your voice," bisik Dave dengan suara seraknya tepat di telinga Xannia.
Dan membuat Gadis itu meremang.
Davendra mengeluarkan salah satu benda bulat itu dari balik bra xannia dan mulai melahapnya dengan rakus.
Tangan Xannia meremas rambut tebal milik Dave dan melengkungkan tubuhnya, merasakan gairah dalam tubuhnya.
Tangan Davendra yang bebas meremas benda bulat lainnya agar tak merasa iri dengan kembarannya.
"Ahhhh...." desahan Xannia lolos untuk yang kesekian kalinya.
Dave melepaskan pagutannya pada benda bulat itu dan melihat wajah xannia yang sudah di penuhi oleh kabut gairah.
Pria itu hanya melepaskan celana yang dia kenakan dan melancarkan aksinya.
Dia memasukan miliknya kedalam milik Xannia.
Matanya membola merasakan benda tumpul itu menerobos masuk miliknya, ini adalah kali keduanya mereka melakukan hubungan suami istri.
Xannia menatap wajah tampan Dave yang ada di depannya.
Xannia membuka tiga kancing kemeja milik Dave agar dia bisa menyentuh yang ada di dalamnya.
Davendra tersenyum miring melihat apa yang di lakukan oleh istrinya.
Ia mulai melajukan roket miliknya dan membuat Xannia tersentak.
Lenguhan dan desahan keluar dari mulut mereka berdua, merasakan percintaan panas di dalam kamar yang ada di perusahaan milik Davendra
"Aku suka milikmu," ujar Dave di tengah-tengah percintaan mereka.
Sontak saja perkataan pria itu membuat Xannia tersipu.
Dia menyembunyikan wajahnya di dada milik pria yang sedang menggempur nya itu.
Cukup lama mereka melakukannya hingga dua jam mereka baru menyelesaikan kegiatan panas itu, namun pria itu belum mengeluarkan miliknya.
"Pulanglah setelah ini, aku akan bilang pada joe kalau kau sedang tak enak badan," kata Dave sambil mengusap bahu mulus Xannia
"Aku memang sedang tak enak badan sekarang, semua badanku rasanya mau remuk," sahut Xannia mencebik dan membuat Davendra menyunggingkan bibirnya.
Ia lantas tak langsung bangun dan malah memeluk tubuh Davendra yang kini sudah tak mengenakan kemejanya.
"Aku hanya ingin tidur sebentar saja," kata Xannia dan mulai memejamkan matanya.
Dave melihat wajah cantik Xannia, dan tangannya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik itu.
Cup...
Davendra mengecup kening Xannia yang sepertinya sudah terlelap.
Ia menyingkirkan tangan Xannia yang memeluknya dan mencabut roket miliknya.
Pria itu beranjak dari ranjang dan menutupi tubuh telanjang Xannia dengan selimut.
Dave berjalan kearah kamar mandi yang memang ada di kamar itu.
Bahkan di dalam kamar itu juga ada lemari yang menyimpan pakaian kerja milik Davendra
Mungkin pria itu juga akan menambahnya dengan
pakaian Xannia jika nanti mereka bercinta lagi di perusahaan.
Sepuluh menit kemudian Dave keluar dari kamar mandi dan mengambil satu stel pakaian kerjanya yang ada di dalam lemari.
Dave langsung memakai pakaiannya di sana, dan tak perduli jika nanti Xannia melihatnya.
Setelah rapi dengan pakaian kerjanya, Davendra menghampiri Xannia yang sedang tertidur pulas, dia mengecup kening dan bibir gadisnya sebelum keluar dari kamar itu dan menutup pintunya lagi.
Davendra duduk di kursi kebesarannya dan membuka kunci pintu ruangannya dengan remote yang ada di atas mejanya.
Tak lama kemudian pintu itu terbuka dari luar.
"Tadi saya kemari tapi pintu anda di kunci dari dalam ," ucap Rafa asisten Davendra.
"Ada apa?" tanya Davendra dengan dingin.
"Tuan Joe bilang pada saya jika nyonya belum kembali ke ruangannya.
"Dia ada bersamaku, bilang padanya jika dia sedang tidak enak badan dan sudah izin padaku," ujar Davendra
"Baik tuan," sahut Rafa.
"Apa masih ada lagi?" tanya Davendra
"Saya sudah menghubungi desainer gaun untuk nyonya, dan nyonya bisa melihatnya nanti, saya akan meminta Rendy untuk menemani nyonya," kata Rafa.
"Hmm... Aku akan memberitahunya," sahut Davendra
"Kalau begitu saya permisi," pungkas Rafa dan keluar dari ruangan davendra
Sedangkan pria itu melanjutkan pekerjaannya sembari menunggu Gadisnya bangun dari tidurnya.
Sementara itu di sebuah mansion, terlihat seorang wanita sedang menahan kekesalannya.
Pintu kamarnya terbuka dari luar, dan seorang wanita paruh baya yang sudah tidak muda lagi masuk ke dalam kamar milik putrinya.
"Kau tak kembali ke perusahaan?" tanya Jenny yang merupakan ibu Maria.
"Aku malas," jawabnya dengan nada suara yang tidak enak di dengar.
"Kenapa?" tanya Jenny dengan lembut pada putrinya.
"Daddy bilang akan menjodohkan ku dengan Davendra dan menyuruhku untuk mendekatinya agar bisa mengambil hatinya, tapi apa? Pria itu malah sudah menikah," kesal Maria.
"Tak ada yang berpihak padaku, mom. Davendra menikah dengan orang lain, lalu orang tua Arsen malah lebih memilih Xannia di bandingkan aku. Memang apa hebatnya Xannia? Aku juga ingin seperti Xannia yang mendapatkan semuanya dengan mudah," kata Maria menatap sang ibu.
Jenny sudah tak bisa lagi berkata-kata pada putrinya, selama ini dia selalu melakukan apapun yang diinginkan putrinya, agar dia bisa melihat putrinya dengan bahagia.
Tapi, ternyata itu malah menjadikan Maria merasa tak puas dengan apapun yang dia miliki sekarang.
Maria terlalu terobsesi dengan kehidupan Xannia dan apa yang di miliki oleh Xannia.
"Jika aku tak bisa mendapatkan Dave buat orang tua Arsen agar mau menerimaku, mom," kata Maria memohon pada sang ibu.
"Mommy tak bisa memaksakan kehendak orang lain sayang," sahut Jenny.
"Mommy tak mau melakukannya? Mommy sudah tak sayang padaku?" tanya Maria yang mulai mengeluarkan air matanya.
"B-bukan begitu, mommy sangat menyayangimu,
Kau segalanya untuk mommy, hanya kau yang mommy miliki," sahut Jenny.
Jenny menghembuskan napasnya dengan berat.
"Baiklah, mommy akan bicara pada orang tua Arsen, untuk merestui kalian dan menerimamu," pasrah Jenny.
Maria tersenyum dan memeluk sang ibu.
"Terima kasih mom, aku tahu jika kau sangat menyayangiku," kata maria
'Aku akan mengambil orang-orang yang menyayangimu Xannia, di mulai dari daddy dan Arsen dan juga orang tuanya, 'batin Maria.
Bibirnya membentuk seringai dan matanya tampak tajam di balik pelukan sang ibu.
Bersambung. . .