adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
calon istri devin
" ganti di kamar mandi ku aja " tunjuk Devin ke arah kamar mandi nya
" oke " lalu Dinda melenggang ke kamar mandi
Setelah selesai ganti Dinda keluar dengan stelan kantor seperti biasa
" seperti ini kan aman " kata Devin
" ya udah aku balik kerja lagi " kata Dinda
" din " panggil Devin dan Dinda menoleh
" i love u " ucap Devin
" i love u more " jawab Dinda
Bukan nya melepaskan Dinda Devin justru menariknya agar mendekat
" benarkah kamu sudah mencintai ku? " tanya Devin
Dinda mengangguk
Devin memeluk Dinda " aku bahagia sayang, terimakasih " ucap Devin
Doni masuk tanpa mengetuk pintu
" ya ampun... Kerja woy... Pacaran Mulu " ucap nya
" iri " ucap Devin
" ya udah aku balik kerja ya " kata Dinda
" iya sayang " Jawa Devin
" jiahhhhh... sayang " ejek Doni
Dinda melenggang keluar dan Devin melempat Doni dengan kertas yang ia remas
" vin... udah ga marah dia? " tanya Doni
" ga dong, berkat mulut manis gue " kata Devin
" yah... Ga seru ah, perangnya cuma segitu doang " ucap Doni
" sialan lo " kata Devin
" vin... elena gimana? " tanya Doni
" stttt " " jangan kencang-kencang don " kata Devin
" gue lagi mikir gimana cara nya lepas dari perjodohan itu " ucap Devin
" iya, tapi waktunya semakin dekat Vin "
" Lo cuma punya waktu 2 bulan Vin buat yakinin orang tua lo Vin
" iya dan gue harus dapet bukti kebusukan elena biar orangtua gue percaya " kata Devin
saat ini Devin memang sedang di jodohkan oleh orang tua nya dengan wanita bernama elena ya g berprofesi sebagai model dan berasal dari keluarga yang sepadan.
Flashback
" kamu harus mau Vin karena sampai saat ini kamu ga memberikan keputusan kepada mama dan papa, elena itu gadis baik Vin mama kenal baik dengan orang tua nya " ucap mama Lisa ( mama Devin )
" 3 bulan lagi kamu harus menikah dengan elena, terserah kamu mau atau tidak pokok ya harus mau " kata mama Lisa
" ga bisa gitu dong mah, aku punya hak untuk menentukan hidup ku "
" mama ga terima bantahan " ucap mama lalu melenggang pergi meninggalkan Devin
" Vin... Segera lah cari jodohmu jika kamu ga mau di jodohkan, kamu tau kan mama mu seperti apa " ucap papa baskara ( papa Devin )
Devin hanya diam.
Flashback off
" gue akan coba bawa Dinda ke rumah siapa tau mama mau membatalkan perjodohan itu setelah mama tau gue punya pacar " kata Devin
" oke juga mudah-mudahan Tante Lisa mau denger keinginan Lo " ucap Doni
...
" din makam siang di ruangan ku ya... " Devin mengchat Dinda
" iya mas " jawab Dinda
Jam istirahat tiba Dinda masuk ke ruangan Devin
" mas... " panggil Dinda
" iya sayang..." jawab Devin
makanan sudah tertata rapi di atas meja
" ini kamu yang siapin semua nya? " tanya Dinda
" iya, spesial buat kamu " kata Devin
" terimakasih sayang " ucap Dinda
" yu kita makan " ajak Devin
Lalu mereka makan bersama dan sesekali Dinda menyuapi Devin
Selesai makan siang Dinda kembali ke meja nya untuk melanjutkan pekerjaan nya
Tak berapa lama datang seorang wanita cantik
" permisi... apa devin ada? " tanya wanita itu
" oh ada mba, dengan mba siapa? " tanya Dinda
" saya elena calon istri Devin " ucap elena membuat ayu kaget dan menjatuhkan balpoin nya
" mba... Hey... " ucap elena karena Dinda diam saja
" maaf mba, saya antar ke ruangan pa Devin, mari " ajak Dinda
tok tok tok
" masuk "
Dinda membuka pintu Devin dan di ikuti elena
" maaf pak calon istri anda ingin bertemu " ucap Dinda sengaja menekankan kata calon istri
" elena ! " gumam Devin
" hai Vin... " sapa elena dan mencium pipi kiri dan kanan Devin dan di saksikan oleh Dinda
Dinda menunduk menyembunyikan sakit di hati nya
" saya permisi " Dinda keluar dan berlari menuju toilet. Di toilet Dinda menangis sejadi-jadinya hatinya hancur, sakit Dinda merasa di bohongi
" kenapa kamu giniin aku mas " ucap ayu
pertama kalinya Dinda jatuh cinta tapi ia malah di kecewakan
" seharusnya aku ga termakan rayuan kamu mas " kata Dinda
Dinda terus menangis,untuk melepaskan perasaan kecewa nya
Setelah hati nya sedikit membaik Dinda kembali ke meja nya dan harus bersikap professional
di dalam ruangan Devin
" Vin Tante Lisa suruh aku kesini buat nemuin kamu, kata Tante kamu jarang pulang ke rumah makanya aku datengin kamu kesini " ucap elena
" El kamu tau kan aku ga suka dengan perkiraan kita " ucap Devin
" jadi tolong El, jangan buat situasi tambah sulit, aku ga mencintai kamu El, tolong bantu bilang ke mama dan papa kalau kita ga mau di jodohkan " ucap Devin
" vin... Tapi aku bersedia di jodohkan " ucap elena
" El please... sekarang kamu pulang saja, aku sibuk " suruh Devin
pusing kepala Devin memikirkan semua ini, bagaimana cara Devin menjelaskan kepada Dinda? Itu yang sedang Devin pikirkan
Dinda sudah duduk kembali di meja kerja nya, dengan mata yang sedikit sembab ia mencoba bersikap baik-baik saja
" oke aku akan pulang dan aku akan tunggu kamu di rumah " ucap elena
" terserah kamu " jawab Devin
Lalu elena melenggang keluar, melihat elena berjalan Dinda berdiri dan menganggukan kepala nya tanda hormat
elena tersenyum pada Dinda dan berlalu pergi
Devin menghampiri Dinda " din aku bisa jelasin semuanya "
" maaf pak saya sedang banyak kerjaan " jawab Dinda pura-pura fokus pada laptop di depan nya
Devan tau Dinda habis nangis karena Devan bisa melihat bulu mata sang kekasih yang masih basah.
" Dinda please kasih aku kesempatan untuk menjelaskan semua ini " ucap Devin lagi
Namun Dinda tak menjawab
Devin menggenggam tangan Dinda dan mengajak nya masuk ke ruangan kerja nya
Dinda mau tak mau mengikuti langkah Devin
Devin mengunci pintu agar bisa menjelaskannya dengan baik tanpa ada gangguan
" sayang maafkan aku " ucap Devin
Dinda hanya diam
" aku ga ada maksud buat nyakitin kamu din, aku benar-benar mencintaimu " ucap Devin
" orang tuaku menjodohkan kami tapi aku sudah katakan pada mereka kalau aku ga mau di jodohkan dan sekarang aku sedang berusaha menjauh dari elena, aku ga mencintai nya din, aku hanya mencintaimu dan kalaupun aku harus menikah itu hanya sama kamu din " ucap Devin
" din tolong percaya sama aku " reno menundukkan kepala nya merasa bersalah
" maaf pak Devin seharusnya kita memang tidak perlu punya hubungan apapun, saya tidak mau di anggap sebagai perusak hubungan orang lain " ucap Dinda
" saya seharusnya tau diri, mulai saat ini semuanya saya anggap baik-baik saja dan di antara kita ga ada hubungan apapun " ucap Dinda
dan hendak pergi meninggalkan Devin
Namun dengan cepat Devin menarik tangan Dinda dan memeluknya
" ga din, ga...aku ga mau seperti ini, aku ga mau kamu pergi dari aku " ucap Devin dalam pelukan Dinda
Air mata Dinda tak tertahan, Dinda menangis dan Devin tau itu
" cukup mas cukup... Aku ga mau terluka lebih jauh dari pada ini, Tuhan maha baik karena membuka semuanya saat ini sebelum cinta aku ke kamu semakin dalam, dan aku masih bisa mundur untuk melindungi hati aku "
" kamu dan aku memang tak sebanding, orang tua kamu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya mas, jadi tolong lepasin aku " kata Dinda dalam tangis nya
Hati Devin perih melihat itu, air mata Dinda yang di sebabkan karena kebodohan nya.
" ga din, jauh sebelum ada kamu aku memang sudah tak mau di jodohkan, dan aku akan bilang pada orang tua ku bahwa aku punya kamu, aku akan bawa kamu ke rumah mama dan papa, ikut aku " kata Devin dan menarik tangan Dinda untuk mengikuti langkah nya
Dinda pasrah, karena berontak pun percuma Devin tak akan melepaskan nya
" don... Handle semua kerjaan gue ada perlu " ucap Devin ketika berpapasan dengan Doni
Doni melihat mata Dinda yang sembab " oke " jawab doni singkat
Devin dan dinda sudah ada di mobil, Devin memasangkan sabuk pengaman untuk Dinda, dari jawak dekat Devin bisa melihat mata Dinda sedikit bengkak karena menangis, dan ia merutuki dirinya Karen dia Dinda menangis.
tak kuat melihat Dinda yang kacau Karena ulah nya Devin memeluk Dinda.
" aku bodoh, aku bodoh din, maafkan aku "
" belum bisa memberikan kamu kasih sayang tapi aku malah membuat mu sekacau ini " ucap Devin sambil menangkap pipi Dinda dan air mata Dinda kembali menetes
" maafkan aku sayang, aku janji akan ku bayar mahal air mata mu " ucap Devin memeluk Dinda
Rasa cinta Devin pada Dinda memang begitu besar, ia tak pernah akan mau melepaskan Dinda begitu saja
Devin melakukan mobil nya menuju mansion baskara
Tiba di mansion Devin mengajak Dinda masuk
Dinda semakin insecure melihat hunian Devin,ia makin merasa lebih baik mundur Karen mereka berdua memang tak sebanding.
" ma... Pa... " panggil Devin
" vin..." panggil mamanya yang sedang duduk di sofa sambil minum teh
" mah " Devin cipika-cipiki dengan mama nya
Mamah Devin melihat anaknya membawa seorang gadis.
" papa mana mah? " ya ya Devin
" ada... Biar mama panggilkan " lalu mama berlalu memanggil papa baskara
" pah... Sepertinya rencana kita berhasil, Devin membawa seorang gadis, ayo keluar lah " ajak mama pada papa Devin
Mereka berjalan bersama ke tempat dimana Devin berada
Devin bisa merasakan tangan Dinda yang dingin, mungkin Dinda gugup atau takut atau apapun itu
" kamu tenang sayang, aku akan jelaskan semuanya pada orangtua ku, apapun yang terjadi aku akan tetap memilih kamu " ucap Devin menenangkan Dinda
Mama dan papa sudah berdiri di depan Devin dan Dinda. Mereka menatap Dinda dengan seksama
" cantik " batin papa dan mama ketika melihat Dinda
" ayo duduk nak " ucap mama Lisa
Mereka duduk dan Dinda duduk di sebelah Devin
lope lope dah