Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Melihat Angga yang menangis sampai sesegukan, Inez pun berhenti menangis. Dia pun memberikan minum untuk Angga. Angga pun melirik Inez yang baik hati, lagi lagi Angga malah tambah menangis, gulung gulung di lantai.
"Memalukan, kamu ga mau minum?"
"Inez, maafkan aku, jangan khawatirkan aku, kamu mau belanja apapun ,terserah! cek out banyak barang sekarang gak apa apa. Kamu harus bahagia ya?"
"Aku selalu bahagia, ko tumben kamu perhatian biasanya cuek sekali".
"Maafkan aku, aku hanya sedang bingung dengan masalahku sendiri"
Inez langsung menghampiri Angga dan membantunya duduk di kasur. Angga menatap Inez begitu pun Inez menatap Angga. Mata mereka saling beradu pandang, sekarang mereka duduk berdampingan di kasur ,kelingking Angga dan kelingking Inez hanya berjarak 20cm. Kelingking Inez semakin menggeser dan mendekati kelingking Angga, saat terkena hanya kelingking Angga langsung senyum dan salting, kaki Angga di gerak gerak an, sambil menggantungkan di kasur, sekarang dia berdiri dan menatap Inez. Mau memeluk tapi ga jadi, Angga kembali berdiri dan mengusap keringat di dahinya, mau memeluk lagi tapi ga jadi lagi, dan lagi Angga ke meja mengambil tisyu. Tapi kali ini Tisyu sudah di tangan Inez dan Inez mengisyaratkan dengan mata, menunjuk ke arah tisyu.
Lagi Angga tiba tiba menangis,
"Kamu itu sebenarnya kenapa sih?, cerita ke gue sekarang, gue mau dengar"
"Kakek nenek mu minta kita ngasih Anak" Angga menangis lagi.
"Ya udah , nieh aku udah izinkan!"( Inez membuka kaos kaki)
"Loh kok? Ngapain kamu pakai kaos kaki di kamar? Mau main bola kamu?"
"Dingin , AC mu dingin, ya udah nieh, ayo! Kita bikin anak"
(Kali ini Inez buka baju tidurnya tapi di cegah Angga)
"Jangan"
Pandangan Inez sedikit marah, padahal dia mau menyerahkan diri sekarang, tapi kenapa Angga menolak?
"Kenapa? Karena aku miskin?"
"Bukan, kamu ga miskin, kan terbukti kakek nenekmu Crazy Rich"
Inez memutari tubuh Angga, dengan mata tajam seperti elang mau menerkam.
"Jangan bilang lo Gay?"
"Astaga Inez? Mikir ko sampai jauh seperti itu? Enggaklah, aku kan lelaki tulen, bukan penyuka lubang T*i"
"Kali aja, di depan mu udah ada aku masa kamu belum mau juga"
"Bukan begitu, kamu kan abis operasi di perut"
Inez kaget, dan melihat perutnya
"Kok? Kenapa ada bekas luka jahitan?"
(Angga semakin panik karena pertanyaan Inez)
"Aku nggak tahu, aku pergi"
(Angga sudah di depan pintu, tapi di halangi Inez agar dia tak keluar)
"Jujur! Aku sakit Apa Angga?"
Angga diam saja tidak mau menjawab, hingga tiba tiba Ada Silet di tangan Inez.
"Eh , gila lu! Ngapain ada silet begitu"
"Buat maksa lo buka mulut! Cepat jawab operasi apa gue?"
"Anu"
"Anu apa?" (bentak Inez)
"Ra,,raaaa"
"Yang jelas donk!"
"Ra,,raaa, Rahim!"
Mata Inez melotot , silet di tangan di taruh di meja rias ,Inez menatap kaca rias dan membuka bajunya, terlihatlah garis yang membekas.
"Kenapa dengan rahim gue Angga?" (Inez menangis lagi, meneteskan butiran air mata)
"Rahim kamu di angkat! Kamu pingsan lama kemarin karena kamu memiliki kista ganas dan sudah mengakar, di seluruh rahim"o(╥﹏╥)o
"Aku mandul?, aku tak bisa menghasilkan sel telur? ,Lebih baik aku mati! Jika aku tak bisa punya anak"
(Inez hendak menyayat nadi nya ,lalu di cegah oleh Angga, dengan Angga mengambil silet dan membuangnya ke tempat sampah)
"Apa apaan kamu? Aku mau mati" teriak Inez.
"Jangan mati, aku mencintaimu!"
Mendengar kan pernyataan cinta, Inez langsung meleleh. Tapi dia tetap menangis hanya tetap senyum sedikit.
"Jadi gimana Angga?, aku tidak bisa memberikan anak untukmu?" (╥_╥)
"Tenang Inez, kita bisa cari cara "
"Cara apa? Rahim saja aku gak punya Angga"
"Hanya Aku yang tahu kamu ga punya rahim, pak Wahyu dan Bu Meri Gak tahu , siapapun gak tahu"
"Lalu?"
"Entahlah, kita adopsi anak saja gimana?"
"Tidak! Aku tidak mau" tolak Inez.
"Kenapa? itu kan sama saja, kita bisa punya anak!" ucap Angga.
"Itu bukan darah daging kamu"
"Tidak masalah, yang pasti hanya kita yang tahu"
"Aku gak mau!sedihnya aku juga, keinginan kakek nenek, aku memberi cicit yang banyak, sekarang aku putus asa, aku tak bisa memberi mereka keturunan"
"Inez kamu istriku, aku kan tanggung jawab! Kamu katakan saja aku mandul, agar kamu tidak dimarahi kakek nenekmu!"
"Gila kamu, sama saja aku fitnah suami sendiri, aku gak mau gitu, oh iya, kamu menikah lagi saja Angga!"
Angga langsung memeluk Inez untuk pertama kalinya, dan mereka berciuman untuk pertama kalinya.
"Angga kamu menikah lagi saja"
"Sssssaasssssuuutttt" bibir Inez di tutup dengan jari telunjuk Angga.
"Kamu mau?"
Inez pun mengangguk.
Saat mau ke kasur.
"Kamu lupa ya? Jahitan aku belum kering"
"Lewat guk guk bisa kan?"
(Inez tersenyum)
"Baiklah, tapi pelan pelan"
Angga dan Inez sudah di atas kasur, mereka memakai tirai putih, hanya baju yang berterbangan keluar tirai. Dan suara berisik mereka.
"Aaaaakkkkh, pelan Angga, salaahh Angga".
"Dimana donk lubang nya?"
"Ke bawah dikit Angga"
"Mana sih? Aku gak tahu!"
"Ini loh! Lihat gak?"
"Enggak, gak ada itu emang lubang!"
"Astaga, Angga dorong saja"
"Iya baik baik Inez"
"Aaaaaakkkkh"
"Kenapa nez? Sakit?"
"Dikit" (manja Inez)
"Lanjutkan gak nieh?"Tanya Angga.
"Baru kepala, masukan aja semua"
"Aaaaaakkkkhh" ( lagi lagi Inez menjerit)
"Kenapa?"
Inez tiba tiba menangis lagi.
"Aku udah ga Vir*gn"
"Udah sobek?"
"Udah, sakit ih"
"Jadi gak nieh? Udah tegang ini"
"Jadi, terusin saja"
"Tapi kamu harus rileks! Biar punyaku ga sakit"
"Iya, iya, bentar aku tarik nafas dulu"
(Aaaaaaaaaahhhh) (haaaaaaaaah)
"Udah nieh ? Udah boleh pompa?"
"Iya udah, tapi pelan pelan"
"Iya ini lo! Kamu lihat aku pelan sekali, cuma kecepatan siput".
"Naikan kecepatan, kura kura Angga"
Angga pun menaikan kecepatan kura kura, dan sudah banyak pelumas.
Semakin lancar semakin cepat. Dan Inez udah ga banyak cing cong! Dia diam saja dan memejamkan matanya dan menggigit b*bir bawahnya.
"Sayanghhhh" Inez memanggil sayang.
Mendengar itu Angga sekarang memakai kecepatan kuda, bahkan kecepatan kereta cepat.
Angga berkeringat begitupun Inez, Main pompa sudah selesai, dengan derasnya Tsunami ombak menyembur.
Inez dan Angga tersenyum.
"Kamu tadi panggil aku sayang?"
"Iya, sayang"
Di kecup nya bibir Inez.
(Cruuppppp)
"Makasih yah?"ucap Angga.
"Untuk apa?"
"Karena kesucianmu untuk ku"
"Iya, tapi maaf aku tak bisa memiliki anak"
Inez kembali menangis,
"Tidak masalah, aku cinta itu sudah cukup"
"Tapi keinginan kakekmu? Keinginan kakek ku dan nenek ku juga?" (╥_╥)
"Sudah ,kita fikirkan itu besok saja, kita istirahat saja hari ini"
Angga tertidur, sedangkan Inez tidak.
Inez melepaskan pelukan Angga, masih belum memakai baju, Inez berjalan ,berkaca ke cermin dan mengusap bekas jahitan di perut. Inez menangis lagi sendirian meratapi nasibnya.
(╥_╥)
Dalam hatinya, " Jika angga tidak mau poligami, maka aku harus mencari wanita yang mau di tiduri dan hamil dan memiliki anak dari Angga"
Inez berfikir, wanita miskin pasti mau menyerahkan dirinya dan anaknya demi uang. Dan Inez akan memberikan 1 milyar untuk satu anak.
Mulai besok Inez akan mencari Istri kontrak untuk Suaminya, demi memiliki anak dan keturunan, minimal 3 Anak. Dan satu anak akan dibeli 1 milyar.
Harga yang pantas, karena Inez sama sekali tidak bisa memberikan Anak untuk Angga.
Apakah Inez akan menemukan wanita itu?
Bagaimana dengan dendam pada Doni?