Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04. Meminta Dijodohkan
...“Apa kau sekarang sudah menyerah mendapatkan cinta dari Kakakku?”...
Mendengar pertanyaan Thalia, Zhea pun segera melepas genggaman tangan sahabatnya itu dan menatapnya dengan lekat. Zhea tampak menghela napas beberapa kali sebelum berkata, “Dengar Nathalia Willea Coopers! Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupku.”
“Kau tenang saja! Aku tidak akan menyerah dengan muda untuk menjadi Kakak Iparmu. Aku harus pergi sekarang untuk memulai rencanaku untuk mendapatkan Kakakmu. Doa ‘kan semoga rencana ini berhasil kali ini.” Imbuhnya dengan penuh kepercayaan diri.
Setelah mengatakan itu, Zhea pun langsung masuk ke dalam mobilnya. Meninggalkan Thalia begitu saja yang kebingungan dengan perkataan yang Zhea lontarkan barusan. Rencana? Kakak Ipar? Sungguh, sahabatnya itu sepertinya memang sudah gila karena terlalu mencintai Kakaknya.
“Dasar bucin! Tapi baiklah, aku akan mendoakan mu agar benar-benar menjadi Kakak Iparku. Sepertinya tidak buruk memiliki Kakak ipar yang usianya lebih muda dariku.”
Thalia menatap kepergian mobil yang dinaiki Zhea sejenak. Lalu setelahnya dia pun memutuskan kembali masuk ke ruang keluarga untuk mendengarkan lebih lanjut rencana Kakaknya dengan wanita yang diperkenalkan sebagai kekasihnya.
Selepas kepergian Zhea, tampak Nathan menghela napas lega. Karena gadis yang bersikeras ingin menjadi istrinya itu, akhirnya pergi dan menyerah setelah mendengar penolakannya. Setidaknya Nathan mengartikan kepergian Zhea seperti itu, meski kenyataannya sebaliknya. Namun, tidak dengan Will dan Alea yang tahu persis bagaimana karakter Zhea yang menuruni sifat kedua orang tuanya yaitu Levi dan Lucia.
“Aku harap setelah ini dia berhenti menyukaiku dan bisa mencari pria yang seusianya. Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa Zhea menyimpan perasaan seperti itu padaku selama ini?” ujar Nathan memulai pembicaraan selepas kepergian Zhea.
“Namun, seharusnya kau tidak bicara keterlaluan seperti tadi padanya. Bagaimana pun juga perasaannya tulus kepadamu.” Alea mengingatkan sang putra untuk bisa menghargai perasaan orang lain.
“Benar! Minta maaf ‘lah jika kalian bertemu lagi nanti.” Will menambahkan, “Dan apakah kau yakin bahwa Zhea akan menyerah begitu saja mengejar cintamu. Setahu yang Papah tahu, Zhea itu seperti orang tuanya yang tidak mudah menyerah dalam menginginkan sesuatu.”
“Apa maksud perkataan Papah? Hanya orang bodoh yang tidak menyerah setelah cintanya ditolak seperti itu,” balas Nathan yang merasa tidak mungkin bahwa Zhea akan tetap bersikeras mengejarnya.
“Bukan orang bodoh, tapi malah sebaliknya! Dia tahu bahwa dirinya masih memiliki kesempatan untuk mendapat cintamu, karena itulah dia akan berjuang sampai batas kemampuan dan kesanggupannya menghadapi penolakanmu.”
Perkataan Alea lantas membuat Nathan menjadi terdiam. Ada perasaan tidak tenang setelah mendengar perkataan Mamahnya, begitu juga dengan Giselle yang kin menjadi was-was takut bahwa perkataan Zhea akan menjadi kenyataan.
“Mamah benar! Dan Kakak bukannya sudah tahu sendiri bagaimana karakter Zhea, bukan? Jadi, bersiap saja untuk menghadapi setiap caranya untuk mengejar cinta Kakak.” Thalia membenarkan ucapan Mamahnya.
“Kalau begitu, sebaiknya aku percepat saja pertunangan kami!” Nathan tidak kehabisan akal untuk menghentikan kegilaan Zhea, “Aku akan mengatur jadwal pertemuan antara kita dengan keluarga Giselle untuk membahas pertunangan sekaligus pernikahan kami.” Lanjutnya.
“Jika itu sudah menjadi keputusan kalian berdua, maka kami hanya bisa merestui dan mendukungnya. Lakukan saja yang menurutmu baik untuk dirimu sendiri dan hubungan kalian.”
Mendengar keputusan putranya, Will pun tidak bisa berbuat apapun. Dia hanya bisa menghargai dan merestuinya, karena bagaimana pun juga Nathan sendiri yang akan menjalani hubungan tersebut.
“Benar! Sebagai orang tua kami hanya bisa memberikan restu dan mendukung apapun keputusanmu, Nath! Mamah selalu berdoa yang terbaik untukmu.”
Begitu juga Alea, asalkan putranya bahagia dia akan memberikan restunya. Tidak dengan Thalia yang memilih diam, karena bagaimana pun juga dia menghargai perasaan sahabatnya Zhea yang pada akhirnya menjadi pihak yang terluka.
“Terima kasih, Om! Tante! Dan Thalia! Karena kalian sudah mau merestui hubungan kami,” ucap Giselle yang tersenyum bahagia, karena kekhawatirannya terhadap Zhea hanyalah perasaannya saja. Mereka lalu melanjutkan pembicaraan satu sama lain dan sebisa mungkin menghindari topik tentang Zhea.
...****************...
Beralih pada Zhea yang baru saja tiba di kediaman utama Mansion Xavier. Begitu keluar dari dalam mobil, Zhea segera berlari masuk mencari keberadaan Daddy dan Mommy nya. Bahkan Zhea mengabaikan keberadaan Noah dan Shea yang saat itu berpapasan dengannya di ruang tamu.
“Zhe, kenapa pul—” Shea terpaksa menghentikan pertanyaan, ketika Zhea malah melewatinya, “Astaga, ada apa dengannya? Dia bahkan mengabaikan keberadaan kita di sini.” Lanjut Shea.
“Entahlah, bagaimana kalau kita ikuti saja untuk mencari tahu.”
Noah mengusulkan, sebab dia tahu bahwa ada yang tengah Zhea inginkan hingga bersikap seperti itu. Tanpa perlu menjawab, Shea langsung saja menyeret Noah untuk mengikuti saudari kembarnya yang ternyata benar dugaan mereka bahwa Zhea tengah menginginkan sesuatu, sehingga mencari keberadaan orang tua mereka.
Setelah tidak menemukan di ruang keluarga ataupun ruang makan, Zhea akhirnya berhasil menemukan keberadaan Daddy dan Mommy nya yang saat itu ternyata berada di taman bersama dengan Grandpa dan Grandma yang tengah minum teh bersama.
“Daddy! Mommy!”
Zhea sudah memanggil kedua orangnya dari kejauhan, lalu dia berlari menghampiri mereka dengan perasaan tidak sabar untuk mengutarakan keinginannya.
“Ada apa, Zhea sayang! Kenapa sudah pulang? Bukankah sebelumnya kau minta ijin pada Daddy untuk menginap di rumah Thalia?” tanya Levi yang langsung meminta sebuah pelukan kepada putri kesayangannya.
“Dad! Mom! Bisakah kalian mengatur perjodohan untukku dengan Kak Nath?” Tanpa perlu berbasa basi Zhea langsung mengutarakan keinginannya. Bahkan tanpa menjawab pertanyaan sang Daddy sebelumnya.
Byurrrr ….
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏