Menikah dengan orang kaya tidak membuat hati chika bahagia. setahun menikah yang chika dapat hanya hinaan dan juga cacian dari ibu mertuanya.
Suami yang seharusnya melindungi ini malah sebaliknya. Rendra tidak hanya menyakiti pisik namun ia juga melukai hati chika. setiap malam rendra akan tidur bersama kekasihnya, sedangkan chika hanya bisa meringkuk di kamar yang ukurannya 3x3.
.
.
.
Bagaimana nasib chika selanjutnya? apa chika akan bertahan atau chika akan menyerah dengan rumah tangga yang baru seumur jagung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 TIDAK INGIN TINGGAL DIAM
Malam ini chika tidur di apartemen milik martin, chika merasa enggan untuk pulang karena chika yakin jika saat ini rendra dan kekasihnya sedang memadu kasih, membayangkannya saja membuat chika muak.
Karena merasa lelah chika pun memejamkan kedua matanya.
Martin yang melihat chika sudah tertidur ia mendekat dengan membawa salep, martin mengoleskan salep di nagian bibir dan juga tangan yang lebam, martin meringis melihat luka yang di dapatkan oleh chika " Kenapa wanita sebaik kamu harus di pertemukan dengan pria bajingan seperti bajingan itu " Gumam martin melirik kearah chika yang sudah terlelap dalam tidurnya.
setelah mengoleskan salep martin langsung kembali ke kamar miliknya, untung di apartemen ini memiliki dua kamar.
PAGI HARI.
Chika bangun lebih awal ia memegangi kepalanya yang pusing, walaupun semalam hanya minum sedikit tapi efeknya ternyata luar biasa bisa membuat kepala chika pusing. chika turun dari tempat tidur, ia ingat jika saat ini dirinya sedang berada di apartemen martin.
Tidak ingin di anggap tidak tau berterimakasih, chika pun pergi ke dapur dan memasak sesuai dengan bahan yang ada. Untung lemari es ini banyak bahan masakan jadi chika bisa menyiapkan sarapan untuk martin.
Setelah satu jam akhirnya chika beres membuatkan sarapan untuk martin, chika tersenyum melihat makanan yang tersaji di atas meja makan " Semoga dia suka " Gumam chika yang langsung siap-siap untuk pulang.
Sesampainya di rumah chika melihat barang-barang yang berserakan bahkan ada celana dalam disana, chika menggelengkan kepalanya chika memilih tidak peduli. Mulai sekarang chika tidak akan membereskan rumah dan juga jadi pembantu mereka.
" dari mana kamu, jam segini baru sampai di rumah? " Tanya rendra yang sedang berdiri di tangga.
Chika menoleh " Apa kamu lupa jika semalam kamu sendiri yang meninggalkan aku di jalan? " Kata chika
Rendra turun dari tangga dengan wajah yang kesal karena chika berani menjawab ucapanya lalu..
Plak...
" Berani kau menentangku hah!! kau pikir kau siapa "
Chika memegangi pipinya yang sakit ulah tamparan rendra " Siapa yang menentangmu mas? Apa kamu lupa jika disana tidak ada taksi, apa kamu lupa jika di saat kamu menyeret aku keluar dari mobil? Bahkan kamu tidak melemparkan uang sepeserpun untukku pulang " Chika sengaja berbohong jika ia jujur bisa-bisa dirinya tidak hanya di tampar oleh rendra " Lalu bagaimana cara aku pulang tanpa uang sepeserpun " lanjut chika menatap rendra dengan lekat.
" Sayang.. Ada apa ini? " Vhey turun dari tangga dengan menggunakan pakaian haram lalu bergelut manja do lengan rendra.
Chika yang melihat sikap vhey so manis di depan rendra merasa ingin muntah " Jika tidak ada yang ingin mas tanyakan lagi, maka aku permisi " Kata chika yang langsung meninggalkan manusia tak tau malu itu.
" Heh, kamu mau kemana? " Panggil vhey sedikit berteriak.
" Diamlah " Kata rendra yang melepaskan lengan vehy " Dan segeralah pergi ke dapur untuk membuatkan aku makanan " Titah rendra.
" Ko aku? " Tunjuk vhey kepada dirinya sendiri
" Lalu siapa lagi? " hardik rendra.
" Ya si babu lah, dia kan numpang di sini " Keluh vehy.
Rendra menatap vehy dengan lekat " Yang calon istriku itu kamu, masa ia dia terus yang masakin aku? Kamu mau aku selalu bergantung sama dia " Kata rendra yang langsung meninggalkan vhey.
Vhey menatap tajam kearah rendra " aku menikah denganmu bukan untuk kau jadikan babu tapi aku ingin jadi ratu " Keluh vhey yang langsung menghentakan kakinya.