Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertama kali kerumah rara
Setelah selesai bicara tentang apa saja yang akan dibutuhkan nantinya, Vika keluar mengikuti Arya sambil mencatat keperluan tadi di dalam ponselnya, tapi orang yang ada didepannya malah menghentikan langkah kakinya setelah melihat Rara yang masih setia menunggu depan pintu ruangan itu. Sampai Vika yang tidak sadar Arya berhenti pun malah menabrak punggungnya Bruk "Auw" refleks Vika memegang hidung, sehingga Rara dan juga Arya berbalik kearahnya
"Kamu kenapa Vi?" Tanya Rara
"Chef Arya nih, rem mendadak tanpa kasih lampu send dulu" jawab Vika masih sambil menguwel-uwel hidungnya
"Kamu yang nabrak saya, kenapa saya yang disalahkan"
"Kamu ngantuk Vi?" Lanjut Rara
"Aku lagi serius catat tugas tadi, dan gak tau kalau Chef Arya berhenti gitu aja, hidung aku sakit, punggung Chef Arya keras banget" Vika protes dengan kesalahannya sendiri
"Lagian kamu, jangan main ponsel kalau lagi jalan. Untung saya yang kamu tabrak, coba kalau truk. kan bahaya, dia lebih keras lho" Arya mengejek Vika padahal didalam hatinya tersenyum melihat hidung gadis itu memerah yang terlihat lucu
"Chef Arya!! Masa do'ain yang jelek-jelek si, kayaknya hidung aku patah dan harus dioperasi nih" Vika mengada-ngada sambil mengedipkan sebelah matanya pada Rara
"Ya ampun Vi, kamu gak apa-apa kan?. Kakak harus tanggung jawab nih," Rara ikut masuk dalam peran Vika "Tanggung jawab apa? Dia yang salah, kenapa malah kakak yang ganti rugi?"
"Kakak kan pria, bos kita pula, harusnya kasih contoh yang baik dong buat karyawan"
"Ribet kamu, yaudah jadi maunya gimana?"
"Antar Vika pulang lah"
"Kakak kan mau antar kamu, lagi pula alamat Vika juga lebih jauh dari rumah kita Ra!" Arya memang bos pengertian juga teliti, sampai menghafal semua alamat karyawannya sengan jelas
"Bisa aja kan kakak antar aku dulu, terus lanjut antar Vika"
"Kakak bukan Driver,"
"Ayolah kak" Rara merengek manja memohon pada kakaknya
"Oke, Oke. Ayo kakak akan antar kalian pulang" Rencana keduanya berhasil, padahal mereka hanya drama agar dapat tumpangan dan mengirit ongkos. Tapi berkat rengekan Rara, Arya tidak bisa menolak meskipun dia juga tau ini adalah akal-akalan kedua gadis itu.
***
Sampailah kediaman Mahesa terlebih dahulu, karena rumahnya tidak jauh dari restoran. Berniat menurunkan Rara dulu baru antar Vika ke kostan. Namun sayangnya, setelah menghentikan mobil, tiba-tiba Nadia (ibu Arya dan Rara) langsung menghampiri mereka untuk segera masuk karena neneknya pingsan. Mau tidak mau Vika juga jadi ikut masuk karena tidak mungkin dia menunggu di mobil sendirian yang belum pasti sampai kapannya, Setelah Meraka masuk dan langsung menghampiri kamar neneknya, terlihatlah tubuh yang di sebut sebagai nenek itu rupanya tidak terlalu lemah seperti kebiasaan orang lanjut usia pada umumnya. Nenek mereka juga terlihat masih bugar dengan raut wajah yang sejuk serta tubuhnya juga gemuk. tidak ada yang dikhawatirkan jika melihatnya sekilas namun memang dia sering pingsan karena penyakit jantung yang dideritanya.
"Nenek kenapa mah?" Tanya Arya
"Mamah juga tidak tau, setelah pulang nenek langsung pingsan"
"Memangnya nenek habis dari mana?" Lanjut Rara
"Susternya bilang tadi nenek dari rumah paman" paman yang di maksud adalah orang tua Chika, secara tidak langsung calon besan mereka
"Mamah sudah telepon paman apa yang terjadi?" Arya panik
"Sudah, tapi kata dia nenek pulang dengan ceria, dan mamah tanya suster juga berbicara yang sama"
"Dokter sudah dipanggil?"
"Sudah tapi katanya nenek syok?"
"Syok?" Arya dan Rara berbarengan
"Mamah juga tidak tau. Kita tunggu saja sampai nenek sadar dan tanyakan kenapanya" Belum selesai Nadia bicara, nek Rita menggerakkan tangan dan membuka mata, dia berusaha mengatur napasnya melihat sekeliling tempat tidur yang sudah lengkap dengan anak dan kedua cucunya.
"Ibu? Ibu baik-baik saja?" Tanya Nadia
"Nenek! Apa yang terjadi?" Sambung Rara
"Arya!!," Nek Rita tidak menjawab pertanyaan Nadia dan Rara tapi malah berpaling ke Arya.
"Ya nek, aku disini!" Arya menghampirinya dan memegang tangannya dengan penuh kegelisahan
"Nenek ingin kamu menikah dengan gadis yang bisa membuat kamu bahagia," tiba-tiba
"Nenek jangan khawatir, aku akan melamar dia dihari ulang tahunnya"
"Kenapa harus dia?" pernyataan nek Rita tiba-tiba
"Kenapa?" Arya bingung
"Bukankah dia tidak pernah siap untuk menikah? Apa kau mau menunggunya sampai aku tidak bisa hadir lagi diacara pernikahanmu?" Mata Nek Rita mulai berkaca
"Nenek, kenapa bicara seperti itu?, Chika hanya butuh waktu. lagipula kita semua atau dia baru saja menaiki kariernya." Arya berusaha membela gadis yang begitu dicintainya
"Nenek tidak mau kamu terus mengejarnya"
"Kenapa?, Bukankah nenek suka pada Chika, dan bukankah almarhum ayah ingin sekali jika aku menikahi anak paman? Kalian yang membuat perjodohan ini di awal. Sekarang, setelah aku benar-benar sangat mencintainya, nenek malah seperti ini!!" Arya frustasi dengan sikap Rita yang sekarang malah berubah haluan padahal sebelumnya dia yang paling antusias ingin menjodohkan Arya dengan Chika
"Arya!!, Berikan nenek waktu. Dia pasti punya alasannya untuk mengatakan itu padamu," Nadia meraih bahu anaknya yang sudah terlihat frustasi dan menenangkannya
"Baiklah, Nenek baru sadar. Kita akan bicarakan lagi nanti" Arya keluar yang diiringi ibunya, sedangkan di dalam kamar nek Rita, tinggal Rara saja yang masih bingung entah harus bagaimana
Vika yang dari tadi didepan pintu tidak sengaja mendengarkan semua kejadian didalam dan langsung teringat ucapan Rara kalau bos mereka tidak sekeren dan setangguh dimedia sosial, Arya tetaplah seorang anak laki-laki, kepala keluarga sekaligus tulang punggung setelah ayahnya meninggal. Di luar kesibukannya dalam kerja keras membangun usaha, dia juga harus menghadapi tuntutan masa depan demi membahagiakan nenek dan ibunya kelak. Karena dihari tua mereka. Rara tidak mungkin bisa merawatnya kalau bukan istri dari Arya, sedangkan Chika bukankah gadis yang nantinya rela meninggalkan semua karier demi menjadi ibu ramah tangga apalagi mengurus mertua. Sedangkan Rara setelah menikah dia juga pasti punya kehidupan baru juga tanggung jawab baru dan tidak mungkin bisa selalu mengurus orang tuanya.
***
Vika mengetuk pintu kamar nek Rita, berniat untuk meminta izin pulang menggunakan taksi online saja, karena sekarang keadaannya sudah tidak mungkin kalau Arya akan mengantarnya, dan dari dalam kamar Rara melambaikan tangannya agar Vika masuk untuk dia perkenalkan dengan neneknya
"Malam nek" Vika memberikan senyuman semanis mungkin dengan bungkukan sopan, "salam kenal, aku Vika sahabat sekaligus karyawan chef Arya"
"Malam" balas nek Rita dengan senyuman
"Dia ini temen kuliah Rara, nek. Sekaligus karyawan restoran. Tadinya mau antar Vika pulang tapi gak jadi. Maaf ya Vi, kamu jadi ikutan susah"
"Apa shi Ra, ini kan musibah lagian aku yang harus minta maaf karena udah repotin kamu sama Chef Arya"
"Kamu cantik sekali!" Nek Rita meraih tangan Vika
"Terima kasih nek.. maaf aku datang diwaktu yang gak tepat"
"tidak apa, menurut nenek. Ini adalah jalan dipertemukannya kita" nek Rita tersenyum dengan tangan yg masih digenggam nya
"Iya," lanjut Rara "dia ini baik banget tau nek. Kalau Jalan sama dia kita gak akan susah deh, apa lagi kelaparan. Seribu satu cara yang anehnya bisa jadi uang tau"
"Benarkah?" Nek Rita tertawa dan mulai tertarik tentang Vika
"Bukan begitu nek, kalau ada peluang yang menguntungkan, kenapa tidak kita gunakan hehehe" jelas Vika dengan sedikit malu-malu
"Bener. Kamu sudah lama berteman dengan Rara? kenapa baru main sekarang, nenek akan senang kalau Vika datang setiap hari"
"Aku dan Rara sama. Tidak ada waktu untuk libur, setelah kuliah langsung kerestoran. Paling hari Minggu tapi aku juga punya pekerjaan dihari itu"
"Benarkah?. Sayang sekali, kapan-kapan nenek yang akan kerestoran menemui kamu"
"Nenek curang" sambung Rara "kalian baru aja kenal nenek udah mau samperin dia ke restoran segala, aku yang cucu nenek dari bayi mana pernah kaya gini" Rara pura-pura marah
"Aah, ada yang cemburu" Vika menghampiri dan memeluk Rara
"Kamu mana ada waktu untuk nenek" balas Rita mengejek cucunya
"Gimana kalau akhir pekan kita jalan-jalan bertiga?" Usul Vika
"Ide bagus" sambung Rara
"boleh juga, nenek bisa lebih muda sepuluh tahun kebelakang jalan dengan gadis-gadis cantik seperti kalian"
"Hahaha" mereka tertawa berbarengan lalu Vika izin pulang tapi ditahan karena sudah larut malam, apalagi Rita sangat menyukai Vika jadi untuk malam ini pertama kalinya dia tidak balik ke kosan. Sampai percakapannya berlanjut ke tengah malam
Semangattttt Sehatttt
ya ampun.... kpanlah si vika itu bahagia ... kok deritanya seakan tak pernah berakhir
entar kena karma buruk loh 🙂
lha si vika dpt arya ya sobek parah... udah bekasannya si chika...