Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Arion meninggalkan Nadia sendirian di kamar. Dia memilih keluar untuk menenangkan hatinya. Di taman belakang dekat dengan kolam renang dia mengapit rokok di sela kedua jarinya. Lalu menyulutnya dan menyesapnya. Dia hembuskan hingga terlihat jelas asap mengepul di sana.
Leo yang kebetulan belum tidur melihat sang kakak yang tengah merokok di taman belakang menyusulnya. Lalu duduk di samping pria itu.
" Kau tak tidur?" Tanya Arion kala mendapati kedatangan leo.
"Kau sendiri kak? Bukankah seharusnya sekarang kau melakukan malam pertamamu?". Tanya balik leo sembari sedikit menggoda.
Arion berdehem pelan. "Hmm". Ujarnya tak ingin menjelaskan.
Leo mengambil satu rokok dari sisinya milik Arion. Lalu menyulutnya dan dia isap. Kepulan asap menyatu dari dua orang yang duduk di bangku taman itu.
" Kakak sedang ada masalah?" Tanya leo bingung.
Tentu, seharusnya sekarang pria itu tengah berbahagia dan memadu kasih bersama istrinya. Apalagi ini malam pertama yang tentunya akan sangat di tunggu tunggu oleh setiap pasangan.
Tanpa mengangguk pria itu membenarkan. " Hmm. Sedikit". Ujarnya.
"Kalo lu mau cerita gue dengerin. Siapa tahu bisa ngasih saran". Tawar leo.
"Enggak sekarang".
....
"Rat istirahat dulu. Ini sudah jam istirahat". Ujar seorang senior kafe.
Satu Minggu lalu ellina mencoba melamar pekerjaan di salah satu kafe dan dia di terima disana. Dia bekerja di bagian administrasi karena sedang hamil.
Ketika di interview dia menceritakan dirinya yang tengah mengandung. Dia juga sedikit berbohong tentang dia yang sudah menikah dan di tinggalkan suaminya saat hamil. Untung nya pemilik kafe itu percaya dan memberi ellina pekerjaan.
Dia juga berbohong perihal namanya. Dia menggunakan nama Ratih untuk menyamar. Takut bila Arion nanti mencarinya.
" Gaji disini gak banyak. Hanya 1,5 juta setiap bulan. Kamu bekerja dari pagi sampai jam 4. Kalo sif siangnya dari jam 2 sampai jam 8 malam. Kamu juga dapat jatah makan dua kali". Penjelasan pemilik kafe itu.
Meski dia belum memiliki pengalaman tapi dia sedikit mengerti cara melayani di cafe. Sebab kakaknya Leo memiliki cafe yang bercabang. Dia sering bermain di sana.
" Iyah mbak." Ucap ellina.
Gadis itu menghentikan pekerjaannya. Dan memilih beristirahat. Dia mengambil jatah makan keduanya. Karena ini sudah sore dan hari ini dia mendapat shif pagi. Dengan satu piring di tangannya ellina duduk bersama para pegawai lain. Di ruang belakang yang memang di khususkan untuk karyawan yang beristirahat.
"Berapa umur kandunganmu rat?" Mirna, salah satu pegawai di sana bertanya. Sembari sesekali mengunyah makanannya.
" Enggak tahu pasti mbak. Mungkin sekitar enam atau tujuh Minggu". Jawab ellina. Tangannya menyedok nasi serta lauknya lalu menyuapkan nya.
"Oh. Kamu jangan capek capek rat, nanti kandunganmu kenapa kenapa. Apalagi masih Pase rawan" peringat Mirna.
Gadis 23 tahun itu merasa kasihan pada teman satu pekerjaan nya itu.apalagi setelah mendengar ceritanya yang ditinggal oleh suaminya ketika hamil. Terlebih gadis itu masih SMA.
"Iya mbak, tenang aja". balas ellina dengan tersenyum.
Untungnya semua pegawai disini baik padanya. Tak membeda bedakan meski dirinya hamil. Mereka juga sering membantunya jika dia tak tahu, atau mengingatkan nya. Hal itu yang membuatnya nyaman bekerja di sini. Meski tipnya tak sebesar di kota besar, tapi dirinya nyaman dan betah disana. Harganya yang relatif murah sangat sesuai dengan keuangannya.
Para tetangga pun tak mempermasalahkan dirinya yang hamil tanpa suami. Mereka justru sering datang untuk sekadar bertamu atau menyapanya. Pernah satu hari ketika ia baru dua hari disana dia ketinggalan dompet kala sedang berbelanja di minimarket. Untungnya ada orang yang mau meminjamkan uang padanya.