NovelToon NovelToon
Zeline Racheline

Zeline Racheline

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: happypy

Rayan dan rai, sepasang suami-istri, pasangan muda yang sebenarnya tengah di karuniai anak. namun kebahagiaan mereka di rampas paksa oleh seorang wanita yang sialnya ibu kandung rai, Rai terpisah jauh dari suami dan anaknya. ibunya mengatakan kepadanya bahwa suami dan anaknya telah meninggal dunia. Rai histeris, dia kehilangan dua orang yang sangat dia cintai. perjuangan rai untuk bangkit sulit, hingga dia bisa menjadi penyanyi terkenal karena paksaan ibunya dengan alasan agar suami dan anaknya di alam sana bangga kepadanya. hingga di suatu hari, tuhan memberikannya sebuah hadiah, hadiah yang tak pernah dia duga dalam hidupnya dan hadiah itu akan selalu dia jaga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon happypy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

enam belas

Tak lama kemudian, pemotretan dimulai. Zeline, dengan wajah polos dan senyum riangnya, berdiri di samping rai, tanpa sadar bahwa sosok yang kini menggenggam tangannya adalah ibunya sendiri, sosok yang dulu mengandungnya, yang terpisah dari dirinya sejak lahir. Rai, tanpa sedikit pun curiga, tersenyum kepada zeline, merasa senang karena gadis kecil ini tampak begitu manis dan nyaman di dekatnya. Mereka berdua menjalani sesi pemotretan dengan penuh keceriaan, seperti ada ikatan yang tak terlihat, meski tak satu pun dari mereka menyadari hubungan darah yang begitu dekat.

Di sudut ruangan, Rahma tak mampu menahan air matanya. Hatinya bergetar melihat pertemuan yang begitu dekat antara ibu dan anak yang terpisah selama bertahun-tahun, meskipun keduanya tidak menyadarinya. Sania, yang berdiri di sebelah rahma, juga merasakan perasaan yang sama. Ia menggenggam ponselnya erat-erat, tangannya gemetar ketika ia merekam momen demi momen yang terjadi di hadapannya. Dalam setiap rekaman, Sania memastikan untuk menangkap betapa eratnya hubungan tak kasat mata itu, antara rai dan zeline, meskipun tanpa kesadaran mereka sendiri. Tanpa ragu, Sania mengunggah video-video tersebut ke grup chat mereka, berharap rayan bisa melihat pertemuan yang begitu menyentuh ini.

Sementara itu, tidak jauh dari mereka, Dina memperhatikan dengan seksama. Tadi, Rai sempat bercerita bahwa rahma datang, dan kini dina bisa melihat sendiri wanita yang pernah membantu rai saat mengandung. Dina tak bisa menahan rasa penasaran yang tumbuh dalam dirinya. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai manager. Dengan profesional, Dina mengeluarkan ponselnya, merekam sesi foto rai lalu mengunggahnya ke Instagram story, di mana para penggemar rai dapat melihat sedikit cuplikannya.

Di antara kesibukan sesi foto dan rekaman video, tak ada yang menyadari betapa menyentuhnya momen ini, seorang ibu yang tanpa sadar menggenggam tangan anaknya sendiri, di depan banyak mata, namun tanpa ada satu pun yang tahu kebenaran di balik senyum mereka.

Setelah selesai merekam, Dina berjalan mendekati rahma dengan senyum ramah di wajahnya.

"Halo, kamu rahma kan? Yang dulu menjadi bidannya rai?" tanyanya hangat, membuat Rahma dan Sania seketika menoleh. Rahma menatap Dina dengan bingung, tak menyangka akan dikenali.

"Bagaimana kamu tahu?" tanya rahma pelan, sedikit terkejut. Dina tersenyum lembut.

"Rai pernah bercerita padaku," jawabnya dengan nada ringan. "Oh iya, perkenalkan, aku dina, managernya rai. Dan siapa wanita ini?" Dina melirik ke arah sania yang berdiri di samping Rahma.

Rahma dengan tenang menjawab "Ini sania, adikku." Sania menoleh pada Rahma dengan senyum tipis di wajahnya, Sania merasa tersentuh bahwa rahma kini menganggapnya sebagai bagian dari keluarga, sebagai adik.

Dina mengangguk paham, lalu setelah sesaat berpikir, ia menambahkan, "Emm Rahma, boleh aku bicara sebentar? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi lebih baik kita bicara di sana saja," Dina menunjuk beberapa bangku kosong di sudut ruangan yang sedikit lebih sepi. Rahma menatap Sania sejenak, sebelum mengangguk setuju.

Mereka berdua mulai berjalan menuju bangku tersebut, meninggalkan sania yang tetap berdiri di tempatnya. Ia tetap mengawasi zeline dengan saksama. Anak kecil itu masih tampak ceria, namun sania tahu betapa mudahnya zeline menangis jika mereka menjauh terlalu lama. Jika zeline menangis, situasi bisa dengan cepat berubah menjadi kacau. Sania berusaha tetap tenang, namun sesekali ia melirik ke arah rahma dan dina, bertanya-tanya apa yang sedang mereka bicarakan.

Dina dan Rahma duduk di bangku kosong, tapi tak ada percakapan yang langsung terucap. Keduanya terpaku melihat momen yang terjadi di depan mereka, Rai dan zeline yang tampak serasi saat dipotret. Gelak tawa zeline, senyum hangat rai, dan bagaimana keduanya terlihat begitu alami bersama tanpa mereka sadari hubungan darah yang ada di antara mereka.

Dina menoleh perlahan ke arah rahma, menghela napas, dan dengan suara yang sedikit bergetar, ia berkata, "Rai sering cerita, dia rindu suami dan anaknya." Kata-kata itu meluncur perlahan namun terasa berat. Rahma mengerutkan kening, menatap ke depan sejenak sebelum menarik napas panjang. Dalam hatinya, ia bergumul dengan dilema yang selama ini ia simpan.

"Haruskah aku jujur padanya?" pikirnya, "Tapi demi mereka bertiga, aku harus mengambil langkah ini. Tuhan, ku mohon berpihak lah pada kami, agar kami bisa menyatukan dua cinta yang saling merindukan"

Setelah beberapa saat berjuang dengan pikirannya, Rahma akhirnya membuka mulutnya, suaranya pelan namun terdengar jelas, "Suami dan anaknya juga rindu padanya."

Dina langsung terkejut, tubuhnya menegang dan ia duduk tegak. Matanya melebar, seakan-akan apa yang baru saja didengarnya tak masuk akal.

"Maksudmu?" tanya dina dengan suara tergagap, tak percaya dengan implikasi dari apa yang rahma baru saja katakan. Pikirannya mulai berputar, mencoba mencerna informasi yang sangat mengejutkan ini. Dina merasakan detak jantungnya semakin cepat, sementara matanya tak lepas dari wajah rahma, menunggu penjelasan yang lebih lanjut.

Rahma menunduk sejenak, merasakan betapa beratnya beban yang akan ia sampaikan, namun ia tahu bahwa kebenaran ini tak bisa lagi disembunyikan.

"Rahma, apa maksudmu?" tanya Dina lagi, suaranya terdengar mendesak. "Suami dan anaknya sudah meninggal dunia... siapa yang kau bicarakan?" Dina merasa jantungnya berdetak semakin cepat, sementara pikirannya berusaha menolak kenyataan yang mungkin akan ia dengar.

Rahma menoleh, air mata tak terbendung lagi mengalir di pipinya. Dengan gemetar, ia menghapusnya dan berkata dengan suara bergetar, "Suami dan anaknya masih hidup. Dan gadis kecil itu..." Rahma menunjuk zeline yang tengah dipotret bersama rai, "itu anaknya."

Hati rahma terasa perih, setiap kata yang ia ucapkan membawa kepedihan mendalam. Rahma tahu bahwa mengungkapkan kebenaran ini tak hanya akan mengubah hidup rai, tapi juga hidup zeline dan rayan.

"Suaminya ada di rumah setiap hari merindukannya. Rai selama ini dibohongi oleh ibunya sendiri," lanjut rahma, matanya kembali basah oleh air mata.

"Kau tidak tahu kan, betapa tersiksanya suami rai dulu? Ibu rai kejam, saat rai koma, ibunya mengusir suaminya di malam hari, saat hujan deras, membawa bayi mereka yang baru lahir. Aku yang mengurus rai saat dia mengandung dina dan hatiku ikut hancur melihat apa yang terjadi."

Rahma menghela napas panjang, suaranya serak karena emosi yang memuncak. "Lihatlah gadis kecil itu dina. Dia baru saja sembuh setelah jatuh sakit karena merindukan ibunya."

Dina tertegun, air matanya mulai menetes tanpa bisa ditahan. Pikirannya berusaha menyatukan potongan-potongan cerita yang baru saja ia dengar. Matanya menatap zeline yang tersenyum ceria di samping rai, dan kenyataan menghantamnya begitu keras.

"Berarti... itu racheline?" bisik dina, suaranya nyaris tak terdengar.

Rahma mengangguk pelan, mengonfirmasi kebenaran yang baru saja menghancurkan hati dina. Kini, mereka sama-sama memahami betapa rumit dan menyakitkan situasi ini. Dina merasa hancur mengetahui bahwa rai, yang selama ini merindukan suami dan anaknya, sebenarnya telah begitu dekat dengannya, tanpa pernah menyadarinya.

1
Nikmah dara Puspa saragih
🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!